Sumut Hebat

Pj Gubernur Sumut Cerita Sang Ayah Wafat saat Duduk Dibangku Kelas 3 Sekolah Dasar

Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara Hassanudin menggelar acara buka puasa bersama anak-anak yatim piatu di pelataran Rumah Dinas Gubernur Sumut

Editor: Jefri Susetio
istimewa
Pj Gubernur Sumut, Hassanudin Berbuka Bersama Anak Yatim Piatu yang diselenggarakan di Halam Masjid Gubernur Sumut, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman No. 41, Medan, Kamis (28/3/2024). 

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara Hassanudin menggelar acara buka puasa bersama anak-anak yatim piatu di pelataran Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Kamis (28/3/2024).

"Terus bergiat dan semangat belajar. Saya adalah bagian sama seperti anak-anak-ku, sudah ditinggal ayah sewaktu masih kelas tiga SD. Saya yakin kalian bisa mencapai impian, cita-cita," ujar Hassanudin saat memberikan motivasi terhadap anak yatim piatu.

Ia menceritakan, setelah ayahnya meninggal dunia, ia bersama sang ibu menjadi petani. Namun, ia tetap semangat untuk menempuh cita-citanya.

Baca juga: Serahkan LKPD 2023 ke BPK, Pj Gubernur Sumut Target Peroleh WTP ke-10

 

Hassanudin terlihat menyeka air matanya tatkala menyampaikan bahwa menjadi anak yatim merupakan takdir Allah SWT. Jadi, menjadi anak yatim bukanlah pilihan.

"Anak yatim, sangatlah dimuliakan," katanya.

Acara buka puasa tersebut juga diisi dengan tausiyah yang disampaikan Ustaz Muniruddin.

Ia menyampaikan bahwa Ramadan membawa umat kepada ketakwaan, esensinya adalah menjaga diri, pengendalian diri.

"Alhamdulillah, pejabat kita perduli dengan anak yatim. Adik-adik jangan lengah, terus semangat. Bapak Pj Gubernur saja bisa menjadi orang nomor satu di Sumut ini, pasti kalian juga bisa. Seperti pepatah menyebutkan di situ ada kemauan, di situ ada jalan. Niatkan dalam hati," ucapnya.

Baca juga: Pj Gubernur Sumut Buka Puasa Bersama Penyandang Disabilitas di Halaman Rumah Dinas

 

Muniruddin juga berpesan, agar adik-adik jangan pernah berhenti untuk menambah ilmu.

Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat, yang artinya sejak dalam kandungan sampai akhir hayat.

"Tidak ada istilah berhenti dalam menuntut ilmu. Seperti Nabi Muhammad SAW yang pergi ke Gua Hira, di sana Nabi belajar dengan Malaikat Jibril. Menuntut ilmu adalah wajib, jadi pahalanya juga wajib," pungkasnya.

(*)

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved