Viral Medsos

PEMAIN UTAMA Tambang Timah Diperiksa, Benarkah Keluarga Jokowi Terlibat? Ini Penjelasan Boyamin

Nama putra bungsu Presiden Jokowi yakni Kaesang Pangarep malah turut trending di media sosial X (twitter) pasca kasus tambang timah

|
Editor: AbdiTumanggor
ho
Sosok RBS alias RBT disebut-sebut sebagai bos besar Harvey Moeis di balik kasus korupsi tambang timah di Bangka Belitung. Kini telah diperiksa Kejaksaan Agung selama 13 jam, Senin (1/4/2024) malam hingga Selasa (2/4/2024) dini hari. Sosok RBS awalnya diungkap Boyamin Saiman (Ho) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Kasus dugaan korupsi tambang timah di Bangka Belitung terus menjadi sorotan publik.

Apalagi dua orang yang cukup dikenal di media sosial, Harvey Moeis, suami aktris Sandra Dewi, dan Helena Lim yang dijuluki crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022.

Pasca kasus tersebut, nama putra bungsu Presiden Jokowi yakni Kaesang Pangarep malah turut trending di media sosial X (twitter) sejak Sabtu (30/3/2024).

Hal itu karena Kaesang disebut-sebut menghapus podcast dirinya bersama Helena Lim.

Meskipun podcast di kanal YouTube Kaesang sudah dihapus namun potongan video klipnya berseliweran di media sosial X.

Netizen ungkap video Helena Lim di podcast Kaesang hilang
Netizen ungkap video Helena Lim di podcast Kaesang hilang (X)

Helena Lim yang tampak 'akrab' dan begitu mengenal Kaesang dalam video itu membuat netizen bertanya-tanya apakah ada kaitan Kesang dalam kasus PT Timah?

Apalagi Kaesang menghapus video tersebut di podcast-nya. Lalu adakah dugaan keterlibatan Kaesang dalam kasus PT Timah?

Terkait hal itu, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman mengaku tidak tahu dan belum bisa membuktikan adanya dugaan keterlibatan keluarga Jokowi dalam kasus PT Timah yang merugikan negara hingga Rp 271 triliun.

"Soal keluarga Jokowi tahu, itu saya tidak tahu dan saya  belum bisa buktikan itu," ujar Boyamin, Minggu (7/4/2024).

Meski demikian, dia mengatakan sejak pemerintahan Jokowi banyak kebijakan soal pertambahan jebol.

Hal ini karena tata pemerintahan Jokowi yang buruk dan terkesan hanya fokus pada pembangunan infrastruktur.

"Sehingga  pengawasan di sektor pertambangan menjadi kendor dan jebol," katanya.

Oleh karena itu, Boyamin mengatakan banyak perusahaan-perusahaan nakal mengambil kesempatan misalnya dari kasus PT Jiwasraya dan kasus Asabri.

"Jadi istilahnya jaman pemerintahan jokowi khususnya pengwasan buruk sehingga banyak orang korupsi besar-besaran, ujar dia.

Dia mencontohkan pengusaha Windu Aji Sutanto yang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan dalam perkara tambang nikel ilegal oleh Kejaksaan Agung pada 18 Juli 2018 lalu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved