Berita Medan
Keunikan Masjid Jami Silalas Medan, Dibangun 1932, Hasil Arsitek Belanda yang Masih Berdiri Megah
Uniknya Masjid Jami' Silalas Dibangun Tahun 1932, Hasil Arsitek Belanda yang Masih Berdiri Megah
Penulis: Abdan Syakuro | Editor: Chandra Simarmata
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Masjid Jami Silalas yang dibangun pada tahun 1932 ini terletak ditepi Sungai Deli tepatnya berada di Jalan Sei Deli Nomor 2, Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
Masjid Jami' Silalas yang letaknya cukup strategis ini membuat Masjid ini ramai dikunjungi oleh berbagai kalangan yang hendak melaksanakan salat, atau hanya sekedar singgah untuk beristirahat.
Bangunan Masjid Jami' Silalas memiliki dinding yang berwarna hijau dengan ornamen khas dan memiliki atap berwarna merah serta berdampingan dengan kuburan muslim.
Masjid Jami' Silalas memiliki luas tanah dan bangunan 14x14 m2, dimana dapat menampung 1.500 orang jamaah.
Adapun berdasarkan letak geografisnya di sebelah utara berbatasan dengan Jalan Guru Patimpus, sebelah timur berbatasan dengan Sungai Deli, sebelah barat berbatasan dengan Jalan Sei Deli, dan sebelah selatan berbatasan dengan area makam kaum Muslimin.
Sebelumnya, lokasi Masjid Jami' Silalas ini adalah lahan kosong milik para pewakaf. Karena semangat beragamanya tinggi, membuat para pewakaf tersebut sepakat mendirikan Masjid Jami' Silalas.
Ketua Bidang Imaroh Muhammad Suheri menuturkan latar belakang berdirinya Masjid Jami' Silalas, saat masyarakat Kelurahan Silalas khususnya di Jalan Sei Deli tidak ada tempat untuk beribadah secara berjamaah, dikarenakan tempat salat berjamaah sangat jauh dan susah dijangkau.
"Masjid Jami' Silalas ini dulunya disebut Masjid Merah, kalo menurut cerita orang tua dulu berdirinya diakhir tahun 1800-an atau tahun 1918 itu menjadi tanda-tanda berdirinya Masjid ini," kata Suheri saat ditemui, Senin (8/4/2024).
Ia mengatakan Masjid Jami' Silalas mulai dibangun pada tahun 1800-an diatas lahan 8x8 m2 dipinggir Jalan Sei Deli.
"Dulunya Masjid ini setengah papan dan lokasinya juga sama seperti ini, kemudian renovasi di tahun 1930 dan selesai pada tahun 1932, semua lengkap dengan menaranya, inilah bangunan induk, atapnya warna merah, maka disebutnya Masjid Merah (Masjid Jami' Silalas)," kata Suheri.
Menurut Suheri bahwa Masjid Jami' Silalas dirancang oleh arsitek yang berasal dari Belanda, kemudian diresmikan oleh Pemerintah Belanda.
"Mimbar khutbah itu dikerjakan oleh orang-orang Belanda dulu, arsitek awalnya dulu orang Melayu tetapi terbengkalai, kemudian dilanjutkan dengan memakai arsitek orang Belanda, yang saat itu masih dalam penjajahan Belanda pada tahun 1930-an," kata Suheri.
Pada tahun 1870, Masjid Jami' Silalas terdampak oleh Banjir yang melanda wilayah Kota Medan.
Dengan adanya bencana yang melanda Masjid Jamik Silalas tersebut, kemudian diperbaiki dan diperluas menjadi besar.
Menariknya dari proses pembangunan Masjid Jami' Silalas juga melibatkan pihak lain diluar kaum Muslimin.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam aspek sosial, kehidupan masyarakat dilingkungan sekitar Masjid cukup dinamis, sehingga mampu membentuk suatu kesepakatan sosial yang sarat dengan nilai-nilai integrasi dan persatuan.
Ia mengatakan keunikan lain pada Masjid Jami' Silalas yaitu pada jendela dan pintunya.
"Makanya bentuk jendela-jendela yang ada pada dinding Masjid Jami' Silalas ini mirip seperti jendela yang ada di Gereja," kata Suheri.
Menurut Suheri bahwa pintu Masjid Jami' Silalas memiliki suatu ciri khas tertentu yang berbentuk segitiga diatasnya dan corak penutup lubang angin yang dihiasi oleh dua warna yaitu kuning dan hijau.
"Pintu utamanya ada sembilan, yaitu tiga kanan, tiga kiri, dan tiga dibelakang," kata Suheri.
Kemudian pada bagian kubah Masjid Jami' Silalas yang berbentuk setengah lingkaran yang terletak diatas bangunan Masjid dan pada bagian puncak tengah lingkaran kubah terdapat lambang bulan sabit dan ditengahnya terdapat bintang.
"Selain itu, Masjid Jami' Silalas ini tidak memakai tiang tengah dan ada besi besar penyanggah atap sehingga terlihat kokoh jika dilihat dari dalam Masjid," kata Suheri.
Ia mengatakan masyarakat Kota Medan khususnya Kelurahan Silalas dapat menikmati fasilitas yang ada pada Masjid Jami' Silalas.
"Kegiatan rutin di Masjid Jami' Silalas ini selama bulan suci Ramadan 1445 Hijriah seperti berbuka bersama, tarawih, dan pengajian ba'da zuhur pada hari senin, selasa, dan rabu," pungkasnya.
(cr15/tribun-medan.com)
Pecahkan Rekor Muri, Asesmen Bahasa Inggris Online 4 diikuti 11 Ribu Pelajar Se-Indonesia |
![]() |
---|
Wali Kota Rico Miris saat Tinjau Kolam Renang Deli, Pernah jadi Primadona Rekreasi |
![]() |
---|
Menang Gugatan Lawan PT GMTS di PN Medan, Kuasa Hukum Lily: Sesuai Fakta |
![]() |
---|
5 Nama Lulus Seleksi Inspektorat Pemko Medan |
![]() |
---|
Senyum Salwa Berkah Terindah Sang Ibu, Setelah Berani Curhat ke Wali Kota Medan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.