Korban KDRT Polisi

Isak Tangis Istri Bripka Berlin Sinaga, Bertahun-tahun Jadi Korban KDRT dan 2 Anak Diambil Paksa

ripka Berlin Sinaga oknum polisi bertugas di Polda Sumut diduga melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap Dian Meta Sihombing istrinnya

|
Editor: Jefri Susetio
istimewa
Dian Meta Sihombing istri Bripka Berlin Sinaga menceritalan kisah hidupnya yang bertahun-tahun jadi korban KDRT. Kini, ia melaporkan perkara KDRT dan perampasan anak di Polda Sumut 

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Bripka Berlin Sinaga oknum polisi yang bertugas di Polda Sumut diduga melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap Dian Meta Sihombing istrinya.

Bahkan, ia diduga mengambil paksa dua anak yang masih balita di kediaman mertuanya, Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam, Deliserdang.

Saat ini, Dian Meta Sihombing sudah melaporkan   Bripka   Berlin Sinaga, suaminya ke Propam Polda Sumut.

Dan, ia meneteskan air mata saat menceritakan   KDRT yang dialaminya sedari awal menikah.

Baca juga: Sosok David Roni Ganda Sinaga, Caleg PDIP Pernah Dilapor Gebuki Warga Diduga Mabuk Lolos ke DPRD

 

"Dari awal menikah saya sudah menjadi korban KDRT. Saat hamil anak pertama saya dipukuli sampai mendapatkan perawatan di rumah sakit. Akan tetapi, dia (Berlin Sinaga) bermohon minta maaf dan meminta saya mencabut laporan. Setelah ada perjanjian dan pertemuan dua keluarga akhirnya laporan saya cabut dan saya pulang ke rumah," ujarnya kepada Tribun-Medan.com, Selasa (9/4/2024).

Ia menambahkan, Bripka Berlin Sinaga sangat ringan tangan dan sering tidak pulang ke rumah. Masalah kecil bisa berujung pemukulan.

"Kalau dipukuli tidak terhitung lagi jumlahnya.    Ribut sedikit saja, saya langsung dipukuli. Pulang ke rumah marah-marah langsung dipukul. Bahkan, saya hamil anak ketiga juga digebuki hanya karena celana yang baru dibelinya tidak kelihatan," katanya.

Teranyar kepalanya dihantam ke dinding rumah berkali kali hanya karena masalah buku gambar anak.

"Awalnya dia bilang tidak kau ajarkan si N (nama anak) menulis. Nggak kau belikan buku halus kasarnya. Saat saya memperlihatkan stok buku halus kasar kepala saya langsung dihantam ke dinding dan sampai kena lemari pakaian," ujarnya.

Kala itu, ia berupaya bangun dan mencoba menggapai badan suaminya hingga pakaian yang dikenakan robek. Demi melepas kepalanya dari tangan suami, ia kemudian menggigit tangan suaminya.

"Setelah saya gigit dia (Berlin Sinaga) melemparkan alat pijat kearah badanku namun tidak kena. Setelah itu, saya keluar rumah membawa tiga anak-anak," katanya.

Setelah kejadian itu, ia mengaku tidak ingin mempertahankan rumah tangganya. Sebab, KDRT yang dilakukan Berlin Sinaga sudah menahun.

Ia merasa sudah banyak berkorban demi mempertahankan pernikahannya. Apalagi anak-anak masih kecil.

"Daripada saya mati ditangannya mending saya berpisah saja. Saya tidak kuat lagi dengan tekanan fisik dan mental. Saya trauma, melihat suanya kasar saya jadi ketakutan sekali," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved