Kesehatan

Mengenal Virus Toxo Rubella yang Diidap Nita Vior, Simak Bahayanya

Toxo dan rubella adalah jenis virus yang dapat menyerang ibu hamil yang dapat berdampak pada perkembangan bayi

Editor: Array A Argus
Freepik
Ilustrasi ibu terpapar rubella 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Toxo dan rubella adalah dua jenis penyakit infeksi yang termasuk dalam TORCH (Toxo, Rubella, CMV, dan Herpes).

TORCH adalah kelompok penyakit yang disebabkan oleh virus dan parasit yang dapat ditularkan dari hewan peliharaan, seperti ayam, kucing, tikus, burung, kambing, sapi, anjing, dan babi.

TORCH ini bisa menyerang siapa saja, terkhususnya ibu hamil.

Bila ibu hamil terserang virus ini, maka akan mengganggu perkembangan janin.

Baca juga: Nita Vior, Gamers yang Kerap Dicap Lemot Bocah Kosong Ternyata Terpapar Virus saat di Kandungan

Bahkan, anak yang dilahirkan bisa-bisa mengalami gangguan mental, dan kecacatan fisik.

Baru-baru ini, seorang gamers yang karirnya mulai bersinar bernama Nita Vior mengaku sempat terpapar virus Toxo dan rubella saat berada di kandungan sang ibu.

Tak pelak, pengakuan Nita Vior ini pun bikin penasaran warganet.

Seperti apa sebenarnya virus Toxo dan rubella yang masuk dalam TORC tersebut.

Untuk menjawab pertanyaan warganet, Tribun-medan.com sudah merangkumnya dari berbagai sumber, termasuk halodoc.

Baca juga: Heboh Virus Angin di Papua yang Diduga Merupakan Cacar Monyet Menyerang Anak-anak

Dalam laman halodoc diterangkan, bahwa orang yang terpapar virus tersebut harus melakukan pemeriksaan TORCH.

Pemeriksaan dilakukan di laboratorium, guna mengetahui sejauh mana dampak virus terhadap bayi yang ada di dalam kandungan.

Jika sudah tahu sejauh mana hasil tes nya, maka dokter pun akan mengambil langkah sesuai penanganan yang dibutuhkan.

Berikut ini adalah dampak dari virus TORCH (Toxo, Rubella, CMV, dan Herpes).

1. Toksoplasmosis 

Penyebabnya parasit Toxoplasma gondii yang biasanya ada pada kotoran kucing.

Bayi bisa terkena penyakit saat lahir atau ditularkan selama kehamilan.

Dampaknya menyebabkan kebutaan, tuli, kejang, dan cacat intelektual.

Baca juga: Mengenal Virus B di Hongkong yang Bikin Ketar-ketir Banyak Pihak, Diklaim Cukup Mematikan

2. Infeksi lain

Infeksi lain, termasuk HIV/AIDS, sifilis, virus zika, fifth disease, dan cacar air bisa menular ke janin selama kehamilan.

Dampaknya menyebabkan tuli, kebutaan, pembengkakan di perut, pneumonia, hingga keguguran.

3. Rubella 

Rubella atau campak Jerman adalah infeksi virus yang bisa menular dengan mudah melalui bersin atau batuk.

Penyakit ini sudah jarang terjadi saat ini karena ada prosedur vaksinasi yang bisa mencegahnya.

Jika ibu hamil terkena rubella, virus bisa menular ke janin dan memicu keguguran, kelahiran prematur, atau lahir mati.

Virus juga bisa menyebabkan masalah pada jantung, penglihatan, pendengaran, dan pertumbuhan bayi.

Baca juga: Gegara Dokter Salah Mendiagnosa, Bayi ini Meninggal, Dikira Radang Amandel Ternyata Virus Mematikan

4. Cytomegalovirus (CMV) 

CMV adalah jenis virus herpes dan merupakan infeksi bawaan yang paling umum pada bayi.

Penularannya melalui kontak seksual atau kontak dengan cairan tubuh, seperti air liur dari orang yang terinfeksi virus tersebut.

Penyakit ini bisa menyebabkan masalah jangka panjang pada bayi.

Beberapa di antaranya, masalah penglihatan, pendengaran, perkembangan mental, dan masalah neurologis, seperti gangguan otak atau kejang.

Baca juga: AWAS! Ada Virus Baru, Nipah Namanya, Begini Gejala yang Timbul

5. Virus herpes simpleks (HSV) 

HSV melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi.

Virus juga bisa menularkan ke bayi selama proses persalinan.

Dampaknya menyebabkan berat lahir rendah, keguguran, dan kelahiran prematur.

HSV adalah infeksi yang bersifat kronis dan tidak dapat disembuhkan sepenuhnya.

Gangguan juga dapat menyebabkan luka yang mempengaruhi kulit, mata, dan mulut, serta kerusakan otak dan organ. 

Baca juga: Deteksi Dini Virus TB dan HIV/AIDS, Lapas Kotapinang Gelar Skrining dan Pemeriksaan Warga Binaan

Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan TORCH

Masih dilansir dari halodoc, tujuan dan manfaat pemeriksaan TORCH adalah mendeteksi infeksi yang bisa menular selama kehamilan.

Tes ini juga berguna menegakkan diagnosis pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang menunjukkan gejala infeksi TORCH.

Dengan mendeteksi TORCH sedini mungkin, dokter bisa segera mengatasi infeksi agar tidak menular pada bayi selama kehamilan.

Pemeriksaan juga bermanfaat untuk mencegah komplikasi penyakit tersebut pada bayi.

Beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada bayi akibat TORCH, antara lain:

  • Katarak kongenital.
  • Tuli atau masalah pendengaran.
  • Disabilitas intelektual.
  • Masalah jantung.
  • Kejang.
  • Penyakit kuning.
  • Kadar trombosit yang rendah.

Waktu untuk Melakukan tes TORCH pada Ibu Hamil

Menurut ahli waktu yang tepat melakukan pemeriksaan TORCH adalah pada kunjungan prenatal pertama.

Kira-kira sebelum usia kehamilan menginjak 10 minggu.

Selain pada ibu hamil, dokter biasanya menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan TORCH sebelum merencanakan kehamilan.

Tes ini juga diperlukan pada bayi baru lahir yang menunjukkan gejala-gejala infeksi tersebut, seperti:

  • Demam, lesu, dan kesulitan makan.
  • Penyakit kuning.
  • Berat lahir rendah.
  • Gangguan pendengaran.
  • Patent ductus arteriosus (PDA).
  • Bintik-bintik merah atau coklat kecil (purpura).
  • Bintik kebiruan atau keunguan yang disebut “ruam blueberry”.
  • Pembesaran hati.
  • Katarak.
  • Microcephaly (kepala kecil).

Peringatan dan Kontraindikasi Pemeriksaan TORCH

Ada beberapa peringatan sebelum pemeriksaan TORCH.

TORCH sendiri adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan mendeteksi antibodi tubuh. 

Tes ini bertujuan untuk memantau perkembangan dua jenis antibodi terhadap zat berbahaya seperti virus dan bakteri, yaitu:

  • IgG, yaitu antibodi yang muncul ketika seseorang memiliki riwayat infeksi, tapi sudah sembuh sepenuhnya.
  • IgM, yaitu antibodi yang muncul saat seseorang sedang mengalami infeksi akut.

Jika kedua antibodi tersebut memiliki hasil positif, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan guna mendeteksi infeksi.

Bila positif, dokter akan menentukan langkah penanganan untuk menurunkan potensi komplikasi.

Jika ingin melakukan pemeriksaan sebelum hamil, simak terlebih dulu penjelasannya di sini: Pemeriksaan TORCH sebelum Hamil, Ini yang Perlu Ibu Perhatikan

Prosedur Pemeriksaan TORCH

Berikut prosedur pemeriksaan TORCH dalam mendeteksi penyakit:

1. Sebelum prosedur

Tidak ada persiapan khusus yang perlu kamu lakukan sebelum menjalani pemeriksaan TORCH. Kamu bisa mengikuti beberapa langkah ini:

  • Beritahu dokter mengenai gejala-gejala yang kamu alami sebagai gejala salah satu infeksi TORCH
  • Katakan juga pada dokter mengenai obat bebas atau resep yang kamu konsumsi. 

Dokter akan memberitahu kamu bila kamu perlu berhenti minum obat tertentu atau menghindari makan atau minum sebelum tes.

2. Selama prosedur

Pemeriksaan TORCH bisa kamu lakukan dengan cara mengambil sedikit sampel darah dari pembuluh darah di lengan. Caranya:

  • Pertama-tama, petugas medis akan membersihkan area lengan.
  • Selanjutnya, menusukkan jarum ke area tersebut untuk mengambil darah. Kamu akan merasakan sensasi menyengat saat darah. 
  • Sampel tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam tabung atau wadah kecil untuk diteliti di laboratorium. 
  • Setelah itu, petugas medis akan menempelkan plester di atas area suntikan setelah pengambilan darah selesai.

Ibu bisa klik artikel ini untuk mengetahui lebih jauh tentang manfaat tes darah selama kehamilan: Catat, Ini Alasan Penting Lakukan Tes Darah saat Hamil 

3. Setelah prosedur

Setelah prosedur pemeriksaan selesai, pasien bisa langsung pulang dan menunggu hasilnya.

Biasanya, hasil pemeriksaan TORCH akan keluar dalam 1-3 hari.

Hasilnya menunjukkan apakah seseorang sudah lama mengidap penyakit infeksi tersebut atau baru saja terpapar.

Ini juga bisa menunjukkan apakah seseorang memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu.

Hasil TORCH berupa ‘positif’ dan ‘negatif’.

Hasil tes positif berarti dokter menemukan antibodi IgG atau IgM dalam skrining.

Artinya, kamu sedang, atau pernah, atau sebelumnya melakukan vaksinasi penyakit TORCH

Hasil tes negatif umumnya normal, kecuali dalam kasus setelah divaksinasi.

Ini berarti tidak ada antibodi yang terdeteksi dan tidak ada infeksi saat ini atau sebelumnya.

Antibodi IgM muncul saat tengah mengalami infeksi atau baru terpapar infeksi.

Jika pemeriksaan bayi baru lahir hasilnya positif, bisa jadi mereka terpapar saat tengah berada dalam kandungan.

Jika menemukan antibodi IgG dan IgM pada bayi baru lahir, dokter akan melakukan tes tambahan guna memastikan apakah bayi memiliki infeksi aktif.

Sedangkan bila hasil tes positif untuk antibodi IgM selama kehamilan, dokter akan melakukan pengujian lebih lanjut guna memastikan adanya infeksi.

Efek Samping Pemeriksaan TORCH

Pemeriksaan TORCH melibatkan pengambilan sampel darah atau cairan tubuh lainnya. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Nyeri atau memar di tempat pengambilan sampel.
  • Reaksi alergi, seperti kemerahan, memar, perih, dan gatal-gatal.
  • Kesalahan atau ketidakakuratan hasil pemeriksaan.
  • Hasil positif dapat menyebabkan kecemasan dan stres psikologis. 
  • Infeksi atau iritasi pada tempat pengambilan sampel.

(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved