Berita Medan

Bursa Efek Indonesia Perkenalkan SSF, Berikut 5 Saham yang Ditawarkan

Produk derivatif adalah perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu aset di masa depan dengan harga

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HO
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat ini akan meluncurkan derivatif baru yaitu Single Stock Futures (SSF) yang menggunakan underlying aset saham.

Hal tersebut disampaikan Kepala PT BEI Perwakilan Sumut, Muhamad Pintor Nasution, yang mana BEI akan meluncurkan SSF dengan 5 saham.

"Untuk tahap pertama, BEI akan meluncurkan SSF dengan menggunakan 5 saham yang ada di indeks LQ45 sebagai underlying SSF," ujarnya.

Saham-saham tersebut antara lain BBCA, BBRI, TLKM, ASII, dan MDKA dengan masing-masing underlying memiliki periode kontrak 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, sehingga secara total akan ada 15 seri SSF yang akan diluncurkan. 

Secara definisi, produk derivatif adalah perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu aset di masa depan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. 

Dengan definisi tersebut, derivatif bisa juga disebut sebagai efek turunan, karena peluang keuntungannya akan bergantung pada kinerja aset yang terdapat di spot market. 

Derivatif umumnya digunakan oleh pelaku pasar sebagai sarana untuk melakukan transaksi secara leverage untuk mendapatkan keuntungan lebih, artbitrase untuk memanfaatkan disparitas harga di pasar, maupun untuk lindung nilai atau hedging atas portofolio yang dimiliki.

Pintor menyampaikan, produk derivatif yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan derivatif keuangan, yaitu derivatif yang didasari oleh instrumen keuangan seperti saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, atau instrumen keuangan lainnya. 

"Produk derivatif yang diperdagangkan di BEI sejauh ini, antara lain IDX LQ45 Futures, Indonesia Government Bond Futures, IDX30 Futures, dan Basket Bond Futures," jelasnya.

Sedangkan SSF yang akan diluncurkan merupakan produk yang berbeda dengan produk derivatif BEI lainnya. 

Derivatif keuangan lainnya yang saat ini diperdagangkan di BEI didasari oleh indeks saham dan surat utang negara, sedangkan efek yang mendasari SSF adalah saham

SSF memiliki beberapa keunggulan dibanding produk derivatif BEI lainnya, salah satunya satuan kontrak yang paling rendah dibanding produk derivatif lainnya sehingga modal yang dibutuhkan investor untuk dapat mulai berinvestasi SSF lebih kecil. 

"Investor dapat membeli sebuah saham hanya dengan membayar minimum 4 persen dari total modal yang dikeluarkan jika membeli saham biasa," katanya.

Sebagai contoh apabila investor membeli SSF dengan underlying saham seharga 10 ribu rupiah, maka dana yang diperlukan untuk membeli 1 kontrak setara 100 saham hanya sebesar 40 ribu rupiah, dibandingkan dengan membeli saham secara langsung yang membutuhkan dana Rp 1 juta. 

Adapun ketentuan modal minimum tersebut juga dapat ditetapkan lebih tinggi oleh Anggota Bursa. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved