Majelis Buddhayana Indonesia Sambut Hari Raya Waisak 2024 dengan Kunjungi Berbagai Vihara
Majelis Buddhayana Indonesia menyambut Hari Raya Waisak 2568 BE / 2024 dengan melakukan kunjungan ke rumah ibadah Agama Buddha, Kamis (25/05/2024).
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Hari Raya Trisuci Waisak atau yang lazimnya dikenal oleh masyarakat khususnya umat Buddha yaitu Hari Raya Waisak adalah salah satu Hari Raya yang dirayakan oleh umat Buddha diseluruh dunia.
Pada hari tersebut, umat Buddha memperingati 3 (tiga) peristiwa penting dari perjalanan kehidupan seorang Pangeran Siddharta yang lahir pada 623 SM di Taman Lumbini, mencapai penggugahan menjadi Samma Sambuddha pada usia 35 tahun di Bodhgaya, serta momen wafatnya Buddha Gotama pada 543 SM di Kusinara saat berusia 80 tahun.
Majelis Buddhayana Indonesia sebagai salah satu majelis keagamaan Buddha yang akan berusia 69 tahun pada Juli 2024 mendatang berbahagia menyambut Hari Raya Waisak 2568 BE / 2024 yang bertema “Keharmonisan Merupakan Pedoman Hidup Berdampingan Dalam Berbangsa” dengan melakukan kunjungan ke rumah ibadah Agama Buddha yang menyelenggarakan Peringatan Hari Raya Trisuci Waisak pada Kamis (25/05/2024) untuk menjalin silahtuhrahmi dengan para pengurus rumah ibadah dan umat, serta turut menyemarakkan Hari Raya Waisak 2024.

Beberapa lokasi yang sempat dikunjungi oleh Pengurus Cabang Majelis Buddhayana Indonesia Kota Medan, antara lain; Dharma Cakra Buddhist Center, Vihara Dharma Aura, Vihara Adi Dharma Santi, Vihara Loka Santi, Vihara Bodhi Gaya, Kapilavastu Buddhist Center, Pubbarama Buddhist Center, Vihara Maha Manggala, Vihara Buddha, Cetiya Atmavichara.
Pengurus Cabang Majelis Buddhayana Indonesia Kota Medan berharap agar komunikasi dan koordinasi yang harmonis terjalin dan terjaga dengan langgeng sehingga dapat bersama-sama memberikan pelayanan yang prima, profesional, dan berkualitas yang berfokus umat Buddha.
Sebagaimana pesan Waisak 2024 Sangha Agung Indonesia bahwa Buddha menekankan betapa pentingnya saling pengertian, empati dan kerjasama untuk menciptakan kedamaian dalam masyarakat.

Konsep ini menjadi fondasi yang kuat dalam menghadirkan harmoni untuk menjaga ketentraman dan keselarasan dalam berkeluarga, bekerja, bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.
Perilaku seimbang yang seharusnya ditunjukkan dengan keseimbangan pada perilaku diri sebagai individu, keluarga, sahabat, masyarakat dan warga negara.
Seperti yang tercatat dalam Sigalovada Sutta (D.III.180-193), Buddha mengajarkan pentingnya menjalin keharmonisan dalam hubungan sosial sehari-hari dan cara menjalin keharmonisan antar orang tua, guru, istri, anak, sahabat, teman, para pemimpin, para pekerja, pertapa dan brahmana.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu, Sadhu, Sadhu.
(*)
Berdiri di Atas Lahan 1 Hektare, Vihara Sakyamula Jadi Rumah Batin Umat Buddha |
![]() |
---|
Vihara Sakyamula Resmi Berdiri di Siantar, Jadi Rumah Batin hingga Wasiat Bhikku Jhinadamm |
![]() |
---|
Pelepasan Peserta Dharmayatra ke India: Perjalanan Spiritual Menjejaki Tanah Suci Buddha |
![]() |
---|
STAB Bodhi Dharma Laksanakan KKN di Empat Rumah Ibadah: Praktik Dharma dalam Pengabdian Nyata |
![]() |
---|
Rupang Tiga Buddha Perlindungan di Vihara Suwarnadwipa Simalem Resort Diresmikan |
![]() |
---|