Tribun Wiki
Sosok Bambang Susantono, Kepala Otorita IKN yang Mundur Jelang Berakhirnya Kekuasaan Jokowi
Bambang Susantono adalah Kepala Otorita IKN (Ibu Kota Negara) yang baru saja mengundurkan diri jelang berakhirnya kekuasaan Jokowi
Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan, surat pengunduran diri Bambang sudah diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tidak hanya Bambang saja yang mundur, wakilnya Dhony Rahajoe juga mengambil langkah serupa.
Baca juga: Sosok Aurelie Moeremans, Aktris dan Model Keturunan Belgia, Ngaku Baru 2 Kali Upacara 17 Agustusan
"Beberapa waktu lalu Pak Presiden menerima surat pengunduran diri dari Wakil Kepala Otorita IKN, Pak Dhony Rahajoe. Beberapa waktu berikutnya Pak Presiden juga menerima surat pengunduran diri Pak Bambang Susantono," terang dia, dilansir dari Kompas.com, Senin.
Lebih lanjut Pratikno mengungkapkan, dalam surat itu tidak dijelaskan alasan Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN mengundurkan diri.
Padahal masa jabatannya masih panjang dan akan berakhir pada 2027.
Bos ADB
Bambang Susantono juga pernah menjadi orang nomor dua di Asian Development Bank (ADB) yang bermarkas di Manila Filipina.
Meskipun demikian, Ir Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D (52) tetap merasa sebagai tenaga kerja Indonesia biasa, dia pun berusaha merendah.
"Ah, saya cuma tenaga kerja Indonesia (TKI) biasa saja yang kebetulan bekerja di Filipina," kata Bambang, kelahiran Yogyakarta, 4 November 1963 saat disapa Tribunnews.com untuk wawancara khusus, Sabtu 6 Mei 2017.
Baca juga: Profil Rahul Pinem, Petinju Asal Karo Peraih WBC Asia Silver Akhiri Hidup, Dimakamkan di Kampungnya
"Di ADB saya dituntut untuk mengetahui dan menguasai berbagai bidang termasuk pendidikan, finansial dan sebagainya. Jadi ya memang benar kalau ada yang bilang belajar seterusnya sampai kita tua," tambahnya.
Bambang juga telah menulis beberapa buku seputar infrastruktur dan transportasi, salah satunya adalah “Manajemen Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah” yang menjadi panduan dalam melakukan terobosan dalam rangka pembangunan nasional.
Buku lain yang pernah ditulis oleh peraih penghargaan Satyalencana Karya Satya, Satyalencana Wira Karya dan Satyalencana Pembangunan ini antara lain berjudul “1001 Wajah Transportasi Kita”, “Strategi dalam Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah”, dan “Memacu Infrastruktur di Tengah Krisis”.
Dalam menangani kesemerawutan dalam sistem transportasi, Bambang Susantono mengusulkan pendekatan transportasi humanis, yang diawali dengan etika dalam bertransportasi.
Baca juga: Profil Ito Sumardi, Eks Kabareskrim Sebut 3 DPO Pembunuh Vina Fiktif Belaka
Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menjaga keteraturan dalam bertransportasi sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna.
Dalam hal konsep transportasi yang humanis, ia mengatakan bahwa selain melibatkan masyarakat dalam proses perencanaannya, sistem transportasi humanis harus memperhatikan empat aspek, yaitu angkutan umum harus tepat waktu agar bisa diandalkan oleh masyarakat, harus nyaman dan layak ditumpangi, tarif angkutan umum harus terjangkau dan terjamin keamanannya.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.