Bak Cang Festival
Lestarikan Budaya, Perkumpulan Teochew Bersatu Gelar Bak Cang Festival
Bak Cang Festival ini diadakan sebagai rangkaian memperingati hari Imlek. Selain itu kegiatan ini juga dilakukan sebagai bentuk melestarikan.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Perkumpulan Teochew Bersatu Medan dan Sumut kembali menggelar Bak Cang festival di Gedung Yayasan Teochew, jalan Gandhi Kecamatan Medan Area, Minggu (9/6/2024).
Bak Cang Festival ini diadakan sebagai bentuk melestarikan budaya.
Ketua Perkumpulan Teochew Bersatu Sumut, Kahar Wirianto mengatakan, legenda bak cang muncul pada zaman Dinasti Zhou berkaitan dengan simpati rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan melompat ke Sungai Miluo.
Diceritakannya, ada saat itu, bak cang dilemparkan rakyat sekitar ke dalam sungai untuk mengalihkan perhatian makhluk-makhluk di dalamnya supaya tidak memakan jenazah Qu Yuan.
"Untuk kemudian, bacang menjadi salah satu simbol perayaan Peh Cun atau Duanwu," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Teo Chew Medan, Dr. Agus Susanto Tan menyampaikan, kegiatan ini merupakan bentuk melestarikan budaya, yang harus diberitahukan kepada generasi muda.
"Kegiatan ini salah satu bentuk melestarikan budaya Tionghoa, salah satunya makanan tradisional yakni bak cang, beberapa perlombaan juga kita buat, yaitu lomba membungkus Kie Cang, lomba makan bak cang dan lomba berdirikan telur," ujarnya.
Dikatakannya, penegasan fenomena telur ayam dapat berdiri pada saat perayaan Duan Wu Jie atau Bak Cang.
"Pada hari ini, kita dapat meletakkan atau menegakkan telur ayam mentah dalam posisi berdiri, di atas lantai atau meja," jelasnya.
Menurutnya, antusias pada kegiatan kali ini sangat tinggi, terutama dari generasi muda.
"Antusias sangat tinggi, khususnya generasi muda, pada tiap lomba akan memperebutkan juara 1, 2 dan 3, dengan hadiahnya berbagai macam peralatan elektronik," jelasnya
Dikatakannya, dalam kegiatan kali ini diikuti oleh 150 orang terdiri dari kalangan internal Teochew.
"Tahun ini selain perlombaan yang menjadi pembeda kita ada mengadakan pengenalan sejarah Bak Cang Festival," ucapnya.
Agus berharap, kegiatan ini bisa membuat anak-anak muda lebih mengenali sejarah Bak Cang Festival.
"Mudah-mudahan lebih banyak anak-anak muda yang mau mempelajari sejarah-sejarah hari perayaan apapun itu nantinya," ucapnya.
(cr5/tribun-medan.com)
