Berita Viral

Remaja di Sumedang Pukuli Neneknya Sampai Tewas, Emosi Ditegur Saat Tanam Ubi, Dihajar Pakai Besi

Tidak senang dengan perlakuan korban, pelaku mengatur rencana untuk menganiaya neneknya. Pelaku memanfaatkan situasi gelap dan sepi.

Ilustrasi
Remaja di Sumedang Pukuli Neneknya Sampai Tewas, Emosi Ditegur Saat Tanam Ubi, Dihajar Pakai Besi 

Ketika tersadar, Siti Khodriyah yang merasakan sakit di lehernya itu langsung meminta bantuan warga yang kemudian melapor ke polisi.

"Dari penyelidikan itu akhirnya terungkap sakitnya karena perbuatan pelaku," ujar Sriatik.

Setelah polisi melakukan penyelidikan, terungkap motif pelaku yang bekerja sebagai sopir itu karena merasa sakit hati hubungannya tidak direstui korban.

"Hubungan asmara antara tersangka dengan cucu korban tidak disetujui oleh korban. sehingga tersangka sakit hati," tutur Sriatik.

PILU Nasib Nenek Siti Khodriyah, Dibekap Pacar Cucu Pakai Bantal karena tak Beri Restu, Kini Trauma
PILU Nasib Nenek Siti Khodriyah, Dibekap Pacar Cucu Pakai Bantal karena tak Beri Restu, Kini Trauma

Akhirnya, polisi pun menangkap Vitdo di rumahnya pada 6 Juni 2024.

Kini pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dikenakan pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Selain itu juga dijerat dengan Pasal 53 dan atau Pasal 351 KUHP.

Siti Khodriyah Trauma

Akibat dari pengalaman menjadi korban percobaan pembunuhan ini, Siti Khodriyah pun mengalami trauma.

Belakangan, Siti Khodriyah juga mengungsi ke rumah anaknya ketika akan tidur malam hari.

Peristiwa percobaan pembunuhan itu masih belum hilang dari bayang-bayang Siti Khodriyah.

Baca juga: Kisah Eyang Subur Viral Lagi karena Curhat Anak Arya Wiguna, Dipaksa Cerai Lalu Sang Istri Dilamar

"Korban sampai hari ini masih mengalami trauma mendalam. Masih tidak berani tidur sendirian, harus ditemani," kata kuasa hukum Siti Khodriyah, Nanang Syafi Qurrahman, dikutip dari Surya, Jumat (14/6/2024).

"Itu pun tidak mau tidur di rumah yang menjadi tempat kejadian. Jadi mengungsi ke rumah anaknya di sebelahnya," tambahnya.

Syafi mengatakan, Siti Khodriyah biasanya tinggal satu rumah dengan sang cucu, AIP. Saat cucunya pergi bekerja, SK berada di rumah sendirian. Saat kejadian pun AIP sedang tidak berada di rumahnya.

Sementara setelah kejadian percobaan pembunuhan tersebut, Siti Khodriyah hanya berani tinggal di rumah pada jam tujuh pagi hingga jam delapan malam.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved