Berita Nasional

Makin Merosot, Nilai Tukar Rupiah Kini Rp 16.400 per Dollar AS, Terungkap Ini Salah Satu Penyebabnya

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, kabar tersebut tentu berpengaruh terhadap pergerakan kurs rupiah.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Seorang karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta 

TRIBUN-MEDAN.com - Nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS semakin tertekan.

Rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto menggerek rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) jadi satu di antara penyebabnya.

Rupiah semakin tertekan dan telah menembus level Rp 16.400 per dollar AS.

Berdasarkan sumber informasi yang namanya enggan disebutkan, Prabowo disebut berencana meningkatkan rasio utang sebesar 2 persen setiap tahunnya, hingga mendekati 50 persen.

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, kabar tersebut tentu berpengaruh terhadap pergerakan kurs rupiah.

Pasalnya, kabar itu berpengaruh terhadap kepercayaan investor dengan kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) RI.

"Bagaimanapun juga peningkatan utang yang akan direncanakan oleh pemerintah mendatang tentu akan berdampak terhadap berbagai hal," kata dia, kepada Kompas.com, Selasa (18/6/2024).

Yusuf menjelaskan, kekhawatiran itu kemudian membuat investor berbondong-bondong untuk menarik modalnya di pasar keuangan RI. Hal ini yang kemudian membuat rupiah tertekan

"Ada kekhawatiran terkait bagaimana pengelolaan fiskal ke depannya, apakah kemudian kesehatan fiskal yang kerap kali diukur dari rasio atau batas devisa anggaran itu akan terpenuhi," tutur dia.

Sementara itu Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebutkan, kenaikan rasio utang bakal berdampak terhadap rasio pembayara utang (debt to service ratio) yang meningkat.

Semakin besarnya kebutuhan pemerintah untuk membayar bunga serta pokok utang diyakini dapat membuat rupiah terperosok kian dalam.

"Pelemahan rupiah akan cukup dalam bisa menembus 18.000-19.400 per dollar AS karena kenaikan utang memicu pelebaran DSR," ucap dia.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah terhadap dollar AS melemah 0,87 persen ke level Rp 16.412 pada Jumat (14/6/2024). Ini menjadi posisi terlemah rupiah sejak April 2020.

Sementara itu Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam siaran persnya pada 14 Juni 2024 lalu mengabarkan kondisi utang luar negeri Indonesaia saat ini.

Dalam rilisnya, ia menyatakan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2024 menurun.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved