Karo Terkini

Warga Desa Lau Gumba Geruduk Kantor PDAM Tirtanadi Berastagi, Keluhkan Dua Pekan Air Tak Mengalir

Warga Desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, ramai-ramai menggeruduk Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Berastagi, Rabu (19/6/2024).

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Warga Desa Lau Gumba, Berastagi, melakukan aksi ke Kantor PDAM Tirtanadi Berastagi, Rabu (19/6/2024). Aksi ini dilakukan masyarakat akibat air tidak mengalir selama dua pekan ke desa tersebut. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Warga Desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, ramai-ramai menggeruduk Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Berastagi, Rabu (19/6/2024).

Kedatangan masyarakat ke kantor yang ada di Jalan Jamin Ginting, Berastagi ini, diketahui untuk menyampaikan keluhan atas buruknya pelayanan pengaliran air bersih dari PDAM Tirtanadi.

Berdasarkan keterangan salah satu warga Bastian Pandia, masyarakat datang ke sana karena sudah muak akibat aliran air yang terkendala selama beberapa waktu terakhir. Tak tanggung, dikatakannya air sudah tidak mengalir ke Desa Lau Gumba selama dua pekan terakhir.

Padahal dikatakannya, selama ini masyarakat tidak pernah telat untuk membayar tagihan meteran air. Sementara, aliran air sudah dua pekan terakhir tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Sudah dua minggu enggak mengalir airnya, padahal air ini kebutuhan utama kan," ujar Bastian.

Diungkap pria yang juga merupakan Ketua BPD Desa Lau Gumba ini, kedatangan mereka ke sana untuk mempertanyakan kepada pihak PDAM Tirtanadi apa yang menjadi permasalahan sehingga air tidak mengalir. Dirinya menjelaskan, pihaknya memberikan waktu selama dua hari agar air segera dialirkan ke Desa Lau Gumba karena masyarakat sudah resah.

"Apabila dalam dua hari ini air tak kunjung juga mengalir, saya akan mengajak warga untuk melakukan aksi ke kantor PDAM ini," ungkapnya.

Di tempat serupa, warga lainnya Nd Mery br Ginting mengatakan dengan terkendalanya air ini sangat dikeluhkan oleh masyarakat yang selama ini menjadi pelanggan PDAM Tirtanadi. Dirinya menjelaskan, air yang tersendat ini sudah beberapa kali dikeluhkan oleh masyarakat namun tidak ditanggapi oleh pihak PDAM Tirtanadi.

"Coba abang bayangkan, untuk kebutuhan air saja kami harus merogoh kantong kami sebesar 300 ribu per minggu untuk beli air saja, untuk beli beras saja pun tak habis segitu," ucap Nd Mery.

Padahal, dikatakannya untuk iuran air sendiri ia mengaku selama ini tidak pernah menunggak. Meskipun air tidak mengalir dengan maksimal, bahkan hanya kebanyakan angin saja yang keluar dari pipa ia tetap membayar air seperti bulan lalu sebesar 120 ribu rupiah.

"Jadi harapan kami kepada pihak PDAM Tirtanadi Berastagi supaya segera mengalirkan air ke desa kami, jangan cuma kewajiban yang kami jalani, tapi hak kami juga di penuhilah," katanya.

Setelah mendapatkan keluhan dari masyarakat, Pimpinan Cabang PDAM Tirtanadi Berastagi Rudi Saragih, meminta maaf atas ketidaknyamanan pelanggan yang selama ini aliran airnya terkendala. Dirinya menjelaskan, belakangan ini pihaknya memiliki masalah akibat adanya pengurangan debit air dari salah satu mata air.

"Kami upayakan secepatnya air bisa mengalir seperti biasa ke Desa Lau Gumba. Saat ini, petugas kita sudah ke lapangan untuk mengecek kendala apa yang terjadi sehingga air tidak mengalir," ucap Rudi.

Lebih lanjut, saat ini pihaknya masih mengecek jalur air untuk memastikan apa penyebab air tidak mengalir selama dua pekan ini. Namun, dirinya tidak bisa memastikan berapa lama pengerjaannya.

(mns/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan  

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved