Ekshumasi Lettu Eko Damara
Panglima TNI Perintahkan Bentuk Tim Investigasi Gabungan, Usut Kematian Lettu Laut Eko Damara
Jefri mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan salahsatu fungsi penyelidikan, untuk membuat terang perkara ini.
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menerbitkan surat perintah membentuk tim investigasi gabungan, untuk mengungkap kematian Letnan Satu (Lettu) Laut Eko Damara yang disebut tewas bunuh diri.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Satuan Penyelidikan Kriminal dan Pengamanan Fisik (Lidkrimpamfik) Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI, Kolonel POM Jefri Purba saat diwawancarai wartawan.
"Pengaduan keluarga sudah disampaikan ke Puspom TNI dan sudah kita tindaklanjuti, dengan terbitnya surat perintah dari Panglima TNI, membentuk tim investigasi gabungan yang terdiri dari Puspom TNI, Puspomal, Asintel, serta dibantu dari marinir," ujar Jefri, Senin (24/6/2024).

Jefri mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan salahsatu fungsi penyelidikan, untuk membuat terang perkara ini.
"Kegiatan hari ini kita melakukan ekshumasi dari jenazah Letnan Satu (Lettu) Laut Eko Damara. Kegiatan ini dilaksanakan oleh teman-teman divisi forensik Polda Sumatera Utara," ucap Jefri.
"Jadi kita menunggu hasilnya bagaimana, nanti akan disampaikan oleh tim forensik hasil otopsi kepada penyidik Puspom TNI," sambungnya.
Ketika disinggung kenapa sekarang baru dilakukan otopsi, Jefri menambahkan jika itu hanya masalah teknis.
"Itu masalah teknis ya. Karena kebetulan secara teknis yang mempunyai kewenangan untuk melakukan otopsi adalah teman-teman forensik dari Polda Sumatera Utara. Dan kita sudah berkoordinasi dengan Polda Sumatera Utara, sehingga hari ini sudah terlaksana," ujar Jefri.
Sementara itu, keluarga Almarhum Lettu Laut Eko Damara kesal, mengapa ekshumasi atau otopsi yang dilakukan penyidik baru dilakukan sekarang.
Hal ini disampaikan Abdul Satar Siahaan paman Lettu Laut Eko Damar dilokasi pemakaman yang berada di Dusun Serbajadi, Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
"Kami sesalkan juga terlalu lama otopsi. Ini sudah berjalan dua bulan. Padahal pada hari ke 10 almarhum wafat, kami sudah datangi Korps Marinir untuk dilakukan otopsi," ujar Satar, Senin (24/6/2024).

Lanjut Satar walaupun begitu keluarga besar Lettu Laut Eko, yakin kalau dokter forensik dari Polda Sumut bekerja secara professional dan independen.
"Kalau hal ini semua dilakukan, pasti akan terungkap," ujar Satar.
Kemudian, Satar menambahkan, jika sebelumnya permohonan mereka ke Panglima TNI akhirnya dikabulkan.
"Alhamdulillah permohonan yang kita sampaikan ke Panglima TNI dikabulkan dan dilaksanakan hari ini. Walaupun kami tau bahwa otopsi ini adalah awal dari penyidikan. Dan akan dilakukan lagi hal-hal yang lain. Karena otopsi hari ini harus dilengkapi lagi dengan uji balistik untuk mengetahui jenis senjata, jarak tembak, dan senjata milik siapa," ujar Satar.
"Inikan harus dilengkapi, termasuk olah TKP. Tapi tadi informasi yang kami terima dari penyidik, sebagian sudah dilaksanakan. Termasuk personel-personel Korps Marinir khususnya Pasmar Yonif 7 Marinir, itu sudah diperiksa," sambungnya.
Sekali lagi Satar menegaskan agar Tim Forensik Polda Sumut yang dipimpin oleh dr Surjit Singh agar bekerja sebaik mungkin, se-objektif, dan professional.

"Sehingga kasus yang semula penuh asumsi dan dugaan yang macam-macam secara liar, ini bisa jadi terang benderang, itu yang kami harapkan," ujar Satar.
Diketahui, Lettu Laut Eko tewas setelah bunuh diri di pos taktis Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Sabtu(27/4/2024).
Namun atas kematian Lettu Laut Eko, pihak keluarga menaruh kecurigaan lantaran terdapat dugaan bekas luka lebam dan sulutan api rokok di jenazah Eko.
Bahkan, mereka mendapat kabar yang berbeda-beda dari pejabat Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL).
Kabar yang diterima mereka, Eko disebut bunuh diri dengan menembak kepala di pos komando taktis karena depresi akibat sakit malaria.
Di sisi lain, pihak keluarga juga menerima kabar bahwa Eko meninggal bunuh diri di kamar tidur akibat terlilit utang.
Keluarga menaruh kecurigaan karena terdapat luka bakar seperti disulut api rokok di punggung Eko. Di punggungnya juga terdapat luka lebam.
Tak hanya itu, pihak keluarga menemukan luka lebam di mata, bawah ketiak, lutut kanan, hingga kaki kanan.
(cr23/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Ini Alasan Keluarga Tak Terima Lettu Laut Eko Damara Disimpulkan Tewas Akhiri Hidup Sendiri |
![]() |
---|
Keluarga Tak Terima Lettu Laut Eko Damara 100 persen Bunuh Diri, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Sebelum Dikabarkan Tewas Bunuh Diri, Ternyata Lettu Eko Damara Diduga Pernah Ditampar Pimpinan |
![]() |
---|
Usut Kematian Lettu Laut Eko Damara, Panglima TNI Perintahkan Bentuk Tim Investigasi Gabungan |
![]() |
---|
Paman Lettu Laut Eko Damara Beberkan Kejanggalan Kematian Keponakannya, Begini Katanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.