Inspiratif

SOSOK Irene Bersepeda Seorang Diri dari Singapura Kunjungi Bagansiapiapi, Danau Toba, hingga Aceh

Sosok Irene Tan, perempuan warga negara Singapura yang saat ini berusia 50 tahun.

|
Editor: AbdiTumanggor
Via CNA
Sosok Irene Tan, perempuan warga negara Singapura yang saat ini berusia 50 tahun. Irene mengayuh sepeda dari Singapura ke Indonesia untuk mengunjungi tanah kelahiran kakeknya. (Via CNA) 

"Saya ikut makan malam dan sarapan dengan keluarganya, mencuci pakaian, mengisi kembali persediaan makanan dan minuman, dan menyesuaikan sepeda saya seperlunya,"ujarnya.

"Saya akan selalu berterima kasih kepada mereka karena telah menjaga saya ketika tersesat,"pungkas Irene.

Irene mengaku, mereka tidak selalu paham bahasa satu sama lain, tetapi mereka berbagi kehangatan yang tidak akan pernah terlupakannya.

Esoknya, keluarga itu bahkan menemani Irene dengan skuter mereka sejauh 15 km sembari saya bersepeda.

Mereka tidak pergi sampai mereka yakin Irene paham arah ke Danau Toba, meskipun ada hambatan bahasa.

"Kami berpelukan dan bertukar nomor telepon. Saya sesekali masih kirim pesan kepada Midah lewat WhatsApp,"kata Irene.

Apakah pernah dilecehkan di jalan?

Irene mengaku, perjalanan bersepeda banyak tantangan, bukan hanya soal kecelakaan atau kerusakan sepedanya, tetapi pernah dilecehkan secara verbal dan fisik oleh sejumlah laki-laki.

Pada insiden-insiden tersebut, dirinya tidak bisa bereaksi, karena saat terjadi pelakunya cepat-cepat kabur.

"Saya sampai harus berhenti di pinggir jalan untuk menenangkan diri,"ujarnya.

Irene mencontohkan, dalam perjalanan bersepedanya menuju Danau Toba, ada satu sepeda motor melambat di sampingnya dan salah satu pria di motor itu memegang pahanya.

Insiden lain terjadi di Pulau Sabang, ada sekelompok pria bersiul-siul dan memanggil-manggil dirinya saat bersepeda.

"Syukurlah ada beberapa pria setempat lain yang membantu memastikan saya baik-baik saja,"ujarnya.

"Contohnya, setelah saya berhenti di pinggir jalan untuk mencerna insiden pertama, satu pengemudi yang menyaksikan kejadiannya lantas berhenti dan bertanya apakah saya baik-baik saja. Dia bahkan memberi saya sebotol air yang membuat saya merasa lebih tenang,"jelasnya kemudian.

Ketika dirinya mencapai Tugu 0 Kilometer, ujung utara Indonesia di Pulau Sabang, Irene nyaris tidak percaya.

"Saya terus berpikir, 'Wow, saya berhasil menyelesaikannya!'. Itu pengalaman yang tidak terlupakan dan di akhir perjalanan sejauh 1.630 km, kaki saya rasanya seperti mau copot,"ujarnya.

Setelah beberapa hari menjelajahi Aceh, Irene terbang kembali ke Singapura dari Aceh via Kuala Lumpur.

"Sungguh petualangan yang luar biasa dan saya sangat bangga pada diri sendiri karena berhasil mewujudkannya,"pungkas Irene.

Awal jatuh cinta bersepeda

Irene cinta bersepeda berawal dari mengikuti trip bersepeda santai di Taiwan pada tahun 2014.

"Dari situ yang membuat saya merasa begitu bebas dan bergairah. Saya jatuh cinta dengan olahraga ini,"tuturnya pada CNA.

Tak lama, ia pun bergabung dengan klub bersepeda lokal dan berkawan dengan para penggemar lain.

Mereka berbagi tips pemilihan rute-rute bersepeda terbaik di Singapura dan apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat saat sendirian di jalan.

Meski makin mantap bersepeda, ia tetap merasa bukan petualang.

"Saya lebih suka rute yang saya akrabi, dan kalaupun melenceng dari jalur biasa atau bersepeda sampai ke luar negeri, saya lakukan berkelompok dengan kawan-kawan pesepeda lain atau ke tempat-tempat yang bisa saya pahami bahasanya,"ujarnya.

Baru ke Sumatera ini, pengalaman pertama dirinya berpetualang solo dari Singapura dengan jarak tempuh 1.600 kilometer.

(*/Tribun-medan.com/CNA)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved