Berita Viral
Penyakit Lama di Senayan Kambuh, Sidang DPD RI Ricuh, Anggota Berusaha Rebut Palu Ketua
Kericuhan di dalam gedung Senayan itu bukan hal baru. Namun kambuhan seperti penyakit.
TRIBUN-MEDAN.COM - Sidang paripurna DPD RI yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2024), berlangsung ricuh.
Kericuhan di dalam gedung Senayan itu bukan hal baru. Namun kambuhan seperti penyakit.
Para senator berbondong mendatangi meja pimpinan DPD RI dan berusaha menyerobot palu Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattaliti.
Dari tayangan di Kompas TV, keributan terjadi karena La Nyalla kekeuh ingin mengesahkan tata tertib DPD RI untuk periode 2024-2029 dalam rapat paripurna tersebut.
Persoalannya, tata tertib itu mengakomodasi paket pimpinan DPD RI periode mendatang.
“Pamdal silakan (tertibkan) pamdal,” ujar La Nyalla yang mulai dikerubungi para senator.
Salah satu anggota DPD RI dari Nusa Tenggara Timur (NTT) Angelius Wake Kalo menyatakan, mestinya tata tertib DPD RI tidak disahkan saat ini.
Pasalnya, panitia khusus (pansus) yang bertugas membahas aturan itu belum melaporkan hasilnya pada para senator.
“Kalau ini didorong (begitu saja) kita ribut pasti,” sebut dia.
Berbagai interupsi tak diindahkan Ketua DPD, akhirnya para senator merasa geram dan mendatangi meja pimpinan DPD RI.
Setelah situasi terkendali dan berbagai interupsi diakomodasi, Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono menyatakan bahwa pembahasan pengesahan tata tertib DPD RI dibatalkan pada rapat paripurna ini.
“Di sidang paripurna yang ke depan, hasil kerja dari harmonisasi dalam hal ini PPU memanfaatkan waktu yang ada karena semakin mepet,” paparnya.
“Sehingga diharapkan periode ke depan sidang paripurna sudah bisa kami setujui,” imbuh dia.
Sebelumnya, pada 23 Juni 2024, sebanyak 90 anggota DPD RI sepakat untuk mendeklarasikan La Nyalla kembali menjadi Ketua DPD RI.
Dukungan pun diberikan sepaket dengan Nono Sampono, Elviana, dan Tamsil Linrung.
Teringat Sindiran Gus Dur

Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dahulu juga kerap melontarkan kritikan tajam kepada orang-orang yang duduk di gedung Senayan itu.
Gus Dur memang kerap menyuarakan kritikannya dengan lebih santun dan penuh humor.
Dalam sebuah kisah Gus Dur dituangkan ke dalam buku Fatwa dan Canda Gus Dur (2010) oleh Kang Maman.
Dia merupakan ulama muda yang sangat dekat Gus Dur, khususnya sejak tahun 2006.
Ia kerap mendampingi Gus Dur hingga akhir hayatnya, 30 Desember 2009
Disebutkan, Gus Dur ternyata pernah menyesal menyamakan anggota DPR dengan anak TK.
Namun, penyesalan yang dimaksud berbeda dengan yang ada di pikiran banyak orang
Dalam sebuah kisah, KH Maman Imanulhaq Faqieh berbincang dengan Gus Dur di Masjid Al Munawaroh, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.
Tiba-tiba Gus Dur menyampaikan penyesalannya menyebut kelakuan para anggota DPR seperti anak TK.
"Saya menyesal menyamakan DPR dengan taman kanak-kanak," ujar pemilik nama Abdurahman Wahid itu.
"Kenapa? Karena itu lembaga negara ya?" timpal Kang Maman spontan.
"Bukan itu, saya merasa berdosa telah meremehkan anak-anak yang suci, cerdas dan kreatif dengan anggota DPR yang kotor dan kreatif mencari celah mencari uang," jawab Gus Dur.
Pernyataan Gus Dur tentang peran anak-anak dalam membentuk peradaban bangsa. Anak-anak, kata Gus Dur, adalah masa depan dan harapan.
Bahkan, dalam khazanah keilmuan Islam, anak-anak sangat dimuliakan.
Diketahui, Gus Dur dengan DPR dan MPR pernah terlibat dalam perseteruan pada 2001 silam.
Puncak kejadiannya terjadi pada Senin 23 Juli 2001 dini hari. Kala itu, Gus Dur menerbitkan dekret terkait pembubaran DPR dan MPR.
Dalam dekret yang dibuatnya, Gus Dur mencantumkan tiga poin utama yakni pembekuan DPR dan MPR, pengembalian kedaulatan ke tangan rakyat dengan mengambil tindakan menyusun badan penyelenggara Pemilu dalam waktu setahun, serta menyelamatkan gerakan reformasi dari unsur-unsur Orba (Orde Baru) dengan jalan membekukan Partai Golkar.
Dekret yang dicanangkan oleh Presiden Keempat RI ini sontak menuai protes dari sejumlah pihak. Di antaranya adalah Megawati Soekarnoputri yang kala itu menjabat sebagai Wakil Presiden dan Amien Rais selaku Ketua MPR.
Tidak hanya waktu itu saja, sindiran pedas Gus Dur kepada penghuni gedung Senayan itu juga beberapa kali terjadi di tempat dan waktu lainnya.
(*/Tribun-medan.com)
Lisa Mariana Masih Ngotot Tes DNA Ulang, Hotman Paris Beri Sindiran Menohok: Lu Kira RK Itu Bodoh |
![]() |
---|
Gegara Tak Diberi Rp240 Ribu, Pemuda di Lubuklinggau Bakar Rumah Ibunya Lalu Sembunyi di Plafon |
![]() |
---|
Soal Ijazah Jokowi, Mahfud MD Minta UGM Tak Lagi Beri Penjelasan dan Mati-matian Membela |
![]() |
---|
Sebut Sudah Diperiksa Denpom, Sosok Oknum TNI Dalang Pembunuhan Ilham, Dibongkar Pengacara Pelaku |
![]() |
---|
PEMICU Ahmad Dhani Diancam Diusir dari Rapat RUU Hak Cipta, Terus Potong Ucapan Ariel dan Judika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.