Berita Viral

KENAPA Donald Trump Tidak Ditembak Mati? Penembakan setelah Tiga Hari Rusia Nyatakan Perang Dingin

Insiden penembakan Donald Trump pada Sabtu sore pukul 18.08 waktu setempat (atau sekitar pukul 06.08 Minggu waktu Indonesia) mengejutkan dunia.

|
Editor: AbdiTumanggor
KOLASE/TRIBUN MEDAN
Insiden penembakan Donald Trump 

Menggenakan kemeja putih dan blazer gelar serta topi "Make America Great Again (MAGA)" cerah, Trump yang asik berbicara di depan para pemilih Partai Republik tengah berbicara soal imigrasi ilegal.

Pidato Trump tiba-tiba terpotong dengan suara tembakan empat kali berturut-turut.

Trump yang dalam keadaan berantakan dan bagian kupingnya berdarah dan berdarah kemudian diangkut ke dalam SUV dan dijaga ketat aparat keamanan.

Ketika mobil menjauh, pasukan keamanan bersenjata lengkap yang mengenakan seragam bergerak ke lokasi kejadian.

Sementara, pelaku dilaporkan berhasil dilumpuhkan. Dalam operasi dan baku tembak yang terjadi, sang pelaku tewas.

Baca juga: SOSOK Thomas Matthew Crooks si Penembak Donald Trump, Ternyata di SMA Kerap Dibully, Makan Sendirian

Baca juga: PENEMBAKAN Donald Trump Dongkrak Elektabilitas Kalahkan Joe Biden, Pilpres AS Makin Panas

Apa Itu Perang Dingin yang Pekan Lalu Dinyatakan Rusia?

Perang Dingin (Cold War) terjadi pada periode 1947–1991.

Ini adalah periode ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet serta sekutu masing-masing, Blok Barat dan Blok Timur.

Istilah Perang Dingin digunakan karena tidak ada pertempuran berskala besar secara langsung antara kedua negara adidaya tersebut, tetapi masing-masing mendukung pihak yang berlawanan dalam konflik regional besar yang dikenal sebagai perang proksi.

Konflik ini didasari oleh perjuangan ideologis dan geopolitik untuk mendapatkan pengaruh global dari kedua negara adidaya ini, setelah peran mereka sebagai Sekutu dalam Perang Dunia II yang berujung pada kemenangan melawan Nazi Jerman dan Kekaisaran Jepang pada tahun 1945.

Selain perlombaan senjata nuklir dan pengerahan militer konvensional, perjuangan untuk mendominasi diekspresikan melalui cara-cara tidak langsung, seperti perang psikologis, kampanye propaganda, spionase, embargo yang luas, diplomasi olahraga, dan kompetisi teknologi seperti Perlombaan Antariksa.

Perang Dingin dimulai tak lama setelah berakhirnya Perang Dunia II, dan kembali mulai mereda secara bertahap setelah perpecahan Sino-Soviet antara Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1961, hingga berakhir dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat, serta sejumlah negara Dunia Pertama lainnya yang umumnya demokratis liberal tetapi terikat pada jaringan negara-negara Dunia Ketiga yang sering kali otoriter, yang sebagian besar merupakan bekas jajahan kekuatan Eropa.

Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet dan Partai Komunisnya, yang memiliki pengaruh di seluruh Dunia Kedua dan juga terkait dengan jaringan negara-negara otoriter.

Uni Soviet memiliki ekonomi komando dan menerapkan rezim Komunis yang serupa di negara-negara satelitnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved