Berita Viral

Orangtua Pelapor Pungli di Sekolah Pasrah Minta Maaf dan Cabut Laporan Usai Diancam Diusir Kades

Orangtua pelapor pungli di sekolah pasrah minta maaf dan cabut laporan usai didatangi Kades Kebumen dan diancam diusir

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Orangtua Pelapor Pungli di Sekolah Pasrah Minta Maaf dan Cabut Laporan Usai Diancam Diusir Kades 

TRIBUN-MEDAN.COM – Orangtua pelapor pungli di sekolah pasrah minta maaf dan cabut alporan usai didatangi Kades Kebumen.

Adapun orangtua murid yang melaporkan pungutan liar di sekolah SDN 1 Jatimulyo memilih minta maaf dan cabut laporan.

Setelah sebelumnya Kades Menganti Kemuben yakni Supono baru-baru ini mengancam orangtua murid yang melaporkan adanya pungutan liar di sekolah negeri.

Kini, orangtua murid yang viral laporkan pungli itupun berakhir minta maaf.

Sebelumnya video cekcok antara Kepala Desa Supono dan anggota Pemuda Pancasila dengan seorang wali murid atau orang tua murid awalnya viral di media sosial.

Setelah viral, kedua belah pihak akhirnya dipertemukan dan kasusnya ditindak oleh Polres Kebumen.

Kini, diketahui kabar terbaru dari video wali murid yang laporkan dugaan pungli itu akhirnya minta maaf.

Wali murid itu juga mengucapkan banyak terimakasi kepada Pemuda Pancasila.

Kepala Desa memakai seragam loreng oranye datangi wali murid yang melaporkan pungli di sekolah anaknya. 
Kepala Desa memakai seragam loreng oranye datangi wali murid yang melaporkan pungli di sekolah anaknya.  (HO)


Video permintaan wali murid itu diunggah oleh akun Tiktok @adi.one.one pada Selasa (23/7/2024).

Dalam video itu, tampak wali murib bernama Herni Setyowati yang membaca permintaan maaf dengan ditemani suaminya.

Herni menyebut jika pungutan di sekolah negeri yang viral belakangan ini hanya fiktif belaka.

Dirinya pun mencabut kuasa kepada Sugiono selaku perwakilan LSM yang telah membantunya.

Tampak Herni Setyowati juga didampingi langsung oleh suaminya yang menunjukkan ekspresi pasrah.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Jatimulyo tanggal 1 bulan 7 tahun 2024.

Saya Herni Setywati mohon maaf kepada sekolah SDN 1 Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, kepala sekolah guru beserta karyawan SDN 1 Jatimulyo Kecamatan Petanahan.

Atas laporan saya yang dikuasakan kepada bapak Sugiono, dari LSM tentang pungutan di sekolah dan semua pernyataan di Tiktok.

Yang sebenarnya tidak sesuai kenyataan dan fiktif belaka. Saya mencabut kuasa saya kepada bapak Sugiono dan semua pernyataan saya di Tiktok.

Permintaan maaf saya ini keluar dari hati yang paling dalam dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun," ucap Herni Setyowati, seperti dipantau TribunJatim.com, Rabu (24/7/2024) via TribunJateng.com.

Baca juga: Usai Membunuh, Juhariah Ajukan Pinjol Rp56 Juta Pakai Nama Suami, Adik Asep Ditelepon Debt Collector


Kemudian dalam video lain, Herni pun tampak meminta maaf di depan SD Negeri 1 Jatimulyo.

Ia berdiri bersama dengan Supono, Lurah sekaligus anggota Pemuda Pancasila yang sebelumnya sempat cekcok dengan anggota LSM.

Beberapa pria berseragam ormas Pemuda Pancasila juga ada di situ.

Herni pun mengatakan sangat berterimakasih kepada Kepala Desa dan Ormas Pemuda Pancasila karena telah melindungi keluarganya.

"Berdirinya saya di sini ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak kepala desa Jatimulyo dan Pemuda Pancasila bahwa telah membantu saya melindungi keluarga saya atas permasalahan yang saya alami, atas pemberian kuasa saya kepada LSM yang bebrubtut pada laporan kepada pihak berwajib.

Yang sebenarnya itu tidak saya inginkan dan tidakada niatan sedikit pun untuk melaporkan pihak sekolah. Dan saya ucapkan terimakasih pak Pemuda Pancasila yang sudah membantu.

Anak saya sekolah gratis dan adanya Pemuda Pancasila saya menjadi merasa terlindungi," ucap Herni terbata-bata.

Setelah diunggah, video inipun ramai mendapatkan perhatian dan disoroti di media sosial.

Tak sedikit netizen yang curiga dan penasaran dengan kebenaran keadaan wali murid dan kasus yang menimpanya tersebut.

Banyak netizen yang menduga jika ada intimidasi kepada walimurid tersebut.

"pihak ibu nya kok yang memberi klarifikasi. kayaknya tekakan dari ormas / kepala sekolah ."

"s ibu kaya nya tertekan banget nya"

"tapi wajahnya seperti tertekan dan ketakutan"

"Jelas ada penekanan itu"

Dan komentar serupa lainnya.

Baca juga: PSMS Medan Datangkan Eks Pemain Sriwijaya FC, Irwanto Bajo

Baca juga: Susno Duadji Dituding Benci Polisi Karena Vokal Bahas Kasus Vina: Saya Masih Makan Gaji dari Polri

Duduk Perkara Kades Supono Ancam Orangtua Murid yang Lapor Pungli di Sekolah, Maksa Cabut Laporan

Diberitakan sebelumnya, duduk perkara Kepala Desa Menganti Kemuben yakni Supono ancam orangtua murid yang lapor pungli di sekolah.

Adapun Kades Supono baru-baru ini menjadi sorotan setelah mengancam orangtua murid yang melaporkan adanya pungutan liar di sekolah negeri.

Kades Supono yang juga anggota Pemuda Pancasila itu datang marah-marah dan memaksa orangtua tersebut mencabut laporannya.

Lantas, apa sebenarnya duduk perkaranya?

Kejadian ini bermula ketika orangtua murid merasa keberatan dengan iuran yang diberlakukan tanpa adanya musyawarah dengan pihak sekolah.

Orangtua murid tersebut kemudian melaporkan pungli tersebut melalui Sugiyono, anggota LSM, kepada Polres Kebumen.

Mengetahui hal ini, Supono dengan mengenakan seragam Pemuda Pancasila mendatangi rumah orangtua murid tersebut, mengancam, dan memaksa mereka untuk mencabut laporan tersebut.

Supono mengaku bahwa pungutan tersebut adalah iuran sekolah yang seharusnya dirembuk terlebih dahulu sebelum dilaporkan ke polisi.

Baca juga: INI Proyek Tugu Putri Hijau yang Buat Bobby Nasution Ngamuk, Pengerjaannya Tak Sesuai Perencanaan

Ia juga menyatakan bahwa ia membekingi sekolah tersebut dan turut menerima jatah setoran dari sekolah.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kebumen AKP La Ode Arwansyah menyatakan bahwa pihaknya telah bergerak cepat menangani kasus ini dan akan memanggil semua pihak yang terlibat dalam video viral tersebut untuk dimintai keterangan.

"Polres Kebumen akan melakukan pemanggilan kepada para pihak yang terlibat pada video tersebut.

Kami akan memintai keterangan satu per satu," ungkap Arwansyah dilansir Tribun-medan.com, Rabu (24/7/2024).

Dalam video yang beredar luas, tampak cekcok antara Supono yang mengenakan seragam Pemuda Pancasila dengan anggota LSM yang membantu orangtua murid melaporkan pungli.

Supono terlihat mengancam akan mengusir orangtua murid dari desa jika tidak mencabut laporan tersebut di Polres.

"Saya sampai kapanpun tidak akan mencabut laporan tersebut," tegas Sugiyono, perwakilan dari LSM yang membantu orangtua murid melapor pungli.

Awalnya seorang orang tua siswa di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, didatangi anggota ormas setelah melaporkan dugaan pungutan liar di SD Negeri setempat.

Laporan tersebut disampaikan melalui Sugiyono, seorang anggota LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kepada Polres Kebumen.

Akibat laporan tersebut, rumah orang tua siswa didatangi oleh Supono yang merupakan Kepala Desa Menganti sekaligus ketua organisasi masyarakat (ormas).

Supono mengklaim bahwa pungutan tersebut hanya berupa iuran sekolah dan seharusnya dirembuk dulu sebelum dilaporkan ke Polisi.

Kepala desa juga meminta orang tua siswa agar segera mencabut laporannya, atau mereka akan diusir dari rumah kontrakan mereka di Desa Menganti.

Nampak beberapa oknum ormas Pemuda Pancasila dan kades datang marah-marah ke rumah wali murid.

Setelah melapor ke polisi, orangtua murid itu langsung didatangi kades yang juga merangkap sebagai anggota ormas.

Dalam video yang beredar luas, tampak cekcok antara kades berseragam ormas dengan anggota LSM yang membantu wali murid pelapor.

Kades itu tak terima karena orangtua murid melaporkan dugaan pungli di SD.

"Harusnya hal itu dibicarakan terlebih dahulu dan tak harus membawa hal ini ke ranah kepolisian," sebut okum Kades itu.

Bahkan lurah itu mengusir warganya karena tak mau mencabut laporan itu di Polres.

"Saya sampai kapanpun tidak akan mencabut laporan tersebut," ucap Sugiyono, perwakilan dari LSM yang membantu walimurid.

"Oke kalau nggak mau cabut, besok pagi kamu harus keluar dari (desa ini ini), karena kamu sudah bikin ribut," ancam kepala desa kepada wali murid yang telah melaporkan dugaan pungli.

Kepala Desa itu terus mengamuk dan menyayangka aksi wal murid yang mengambil keputusan sendiri.

"Kalau masih bisa dirembuk ya dirembuk," lanjut kepala desa berseragam loreng hitam tersebut.

Hingga anggota LSM itu penasaran mengapa kades itu mati-matian membela LSM.

"Jenengan (Anda) back up sekolahan?" tanya perwakilan LSM.

Lurah itu lalu menjelaskan alsannya tak terima dengan laporan ke Polres.

"Kamu itu lucu, iuran anak sekolah kok dilapori?" tanya lurah berseragam loreng.

"Lho kalo keberatan gimana? ini kan sekolah negeri" timpal perwakilan dari LSM.

"Harusnya dirembuk dulu" ucap kades itu bersama dengan anggota ormas lainnya.

Namun Kades itu tak terima dan terus membentak-bentak pria dari LSM tersebut.

Bahkan kades tersebut mengatakan akan menghabisi pria LSM itu.

"Tak pangan koe," kata kepala desa.

"Yo wes tinggal dimakan," sahut angota LSM.

Lurah itu juga menegaskan agar wali murid itu segera pindah dari orang lain.

"Kalau nggak mau cabut laporan pindah dari sini," kata Kades.

"Jangan pindah dari sini," sahut anggota LSM.

(*/ Tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved