Berita Viral

Nasib 3 Anak Laki-laki Hans dan Rita Lansia Membusuk di Bogor, Dipolisikan, Terancam 3 Tahun Penjara

Beginilah nasib tiga anak laki-laki Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (73) lansia yang tewas membusuk dalam kamar di Bogor dan diduga ditelantarkan

Facebook
Nasib 3 Anak Laki-laki Hans dan Rita Lansia Membusuk di Bogor, Dipolisikan, Terancam 3 Tahun Penjara 

Selain itu, ia juga membantah bahwa anak-anak opa Hans tidak merespon dengan kabar meninggalnya orangtua.

"Narasi terkait dengan tidak adanya respons dari anak-anak mendiang atas berita meninggalnya mendiang di kediaman mendiang itu adalah tidak benar," tegasnya.

Tak hanya itu, Andres juga membantah bahwa anak-anak opa Hans tidak menjenguk orangtuanya sejak tahun 2017.

"Narasi terkait anak-anak mendiang tidak pernah menemui mendiang sejak tahun 2017 itu tidak benar," jelasnya.

Lebih lanjut, Andreas mengatakaan bahkan kliennya itu sempat tinggal bersama mendiang orang tuanya.

Ia menjelaskan, Aris bersama anak-anaknya tinggal bersama dalam satu atap sejak rumahnya dibeli pada 2018 silam.

Namun beberapa tahun setelahnya, Aris memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut karena mendapatkan pekerjaan.

"Berdasarkan fakta-fakta yang ada, klien kami tidak tinggal serumah dengan mendiang sejak rumah dibeli oleh mendiang pada tahun 2018," bebernya.

Kendati begitu, Andreas pun mengungkap kondisi perkenomian anak-anak Hans dan Rita yang tengah tidak stabil.

"Jujur saya sampaikan di sini bahwa pekerjaan dari Pak Aris adalah sopir, lalu anak kedua yaitu Pak Bradley juga sedang dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil," ungkapnya.

"Dan juga di sini Ciro lah yang memang banyak sering (berkunjung) karena tinggal di jakarta dan anak terakhir," sambungnya.

Kata Andreas, pihak keluarga mendiang tetap memberikan atensi baik kepada orang tua dengan melibatkan orang lain.

"Yang menjadi atensi disini bahwa keluarga tetap memberikan atensi baik kepada kedua orangtua yaitu dengan tokoh teh Eka dan Pak Suanda yang sering dimintakan oleh keluarga atau anak-anak mendiang ini untuk mensupervisi keadaan sehari-hari di sana," jelasnya.

Lebih lanjut, Andreas menyebutkan sebelum pasutri meninggal dunia, anaknya sudah meminta pengurus gereja dan pengurus RT.

Namun setelah kejadian ini viral oknum tersebut justru menceritakan hal-hal yang tidak sesuai denghan faktanya.

"Pada tanggal 13 Juli 2024 klien kami telah menemui salah satu pengurus gereja dan juga pengurus RT yang memang awalnya baik-baik saja, tapi setelah viral oknum ini bekerja sama dengan salah satu media akhirnya menceritakan hal-hal yang tidak benar, bahkan fitnah," kata Andreas.

Bahkan kata pengacara Aris setelah orangtuanya meninggal kliennya dihalang-halangi untuk masuk ke rumah orangtuanya.

"Yang salutnya adalah kami dihalang-halangi untuk masuk kedalam rumah karena alasan tidak jelas, yang kami pertanyakaan apakah oknum tersebut adalah saudara dari mendiang," katanya.

Kendati begitu, ia menegaskan jika pihaknya kembali menemukan adanya unsur fitnah dan kebohongan, maka pihaknya akan segera menempuh jalur hukum

"Jika kami menemukan adanya unsur fitnah, kebohongan maka kami tidak akan segan-segan menempuh jalur hukum sesuai undang-undang berlaku," tegasnya.

"Kami sebagai kuasa hukum memohon dan menghimbau untuk pemilik akun segera mungkin mentakedown foto-foto dan video mendiang," imbuhnya.

Meski demikian, Aris mengakui kesalahannya karena jarang berkomunikasi dengan orangtuanya hingga meninggal.

"Saya mengaku salah karena saya jarang komunikasi dengan orangtua, itu kesalahan saya," kata Aris.

Lebih lanjut, Aris meminta utuk tidak menyalahkan kedua adik-adiknya.

Diakui Aris kedua adiknya kerap berkomunikasi dan menjenguk orangtuanya.

Adapun adik kedua Aris bernama Bradley dan bungsu bernama Ciro Juliano.

"Tapi jangan disalahkan ke adik-adik saya karena adik-adik saya yang paling rutin komunikasi, yang paling rutin komunikasi itu adik nomor dua, cuma yang sering kesana itu adik yang bungsu,"

Aris pun mengakui bahwa dirinya lah yang paling jarang menjenguk dan berkomunikasi dengan orangtuanya.

"Disini yang paling jarang datang kesana itu saya, di tahun 2012 ibu saya stroke, selama saya rawat," jelasnya

Bahkan terakhir ia menjenguk orangtuanya pada tahun 2022 lalu.

"Saya antar ibu saya ke rumah sakit rutin itu sekitar tahun 2022, cek up, kondisi biasa-biasa aja," katanya.

Meski begitu diakui Aris hubungan keluarganya baik-baik saja.

"Untuk saat ini hubungan keluarga biasa-biasa aja, yang jelas saya jarang komunikasi," terangnya.

"Silahkan serang saya jangan adik-adik imbuhnya.

Dengan pernyataan ini Aris berharap masalah ini tidak diperjang lagi.

Ia pun berterimakasih kepada pihak yang telah membantu mengurus kematian orangtuanya.

"Dengan klarifikasi ini saya mohon jangan di perpanjang lagi, saya sangat berterimakasih kepada warga gereja mereka yang betul-betul mengurus kematian yang dibantu dengan warga, saya apresiasi itu," jelasnya.

"Permohonan maaf saya juga saya mohon diterima kepada pihak-pihak yang terkait disana, saya emang kurang komunikasi dengan mereka," pungkasnya.

(*/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram, Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved