TRIBUN WIKI
8 Jajanan Tradisional yang Mulai Jarang Ditemui di Pasar, Padahal Rasanya Nikmat
Ada delapan jajanan tradisional yang mulai jarang ditemui di pasaran. Beberapa diantaranya bahkan sering dikonsumsi untuk sarapan
Kata Ombus-ombus di bahasa Batak dimaknai sebagai ucapan rasa syukur atas hasil panen padi.
Namun sangat sedikit sekarang yang menjual kue ini di pasar. Kue ombus-ombus sekarang lebih sering ditemui di dalam upacara adat Batak, seperti acara pernikahan atau acara kematian.
Baca juga: 6 Kuliner Khas Medan yang Cocok Dihidangkan Sebagai Menu Idul Fitri
3. Clorot

Clorot adalah jajanan khas dari daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Clorot merupakan jajanan yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah, kemudian dibungkus dengan daun kelapa muda (janur) dan dikukus.
Rasanya yang manis dan teksturnya yang kenyal membuat clorot menjadi camilan yang unik.
Sayangnya, keberadaan clorot semakin jarang karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan.
Baca juga: 9 UMKM Binaan KAI Sumut Ramaikan Festival Jelajah Kuliner Nusantara
4. Kue Rangi

Kue Rangi adalah jajanan khas Betawi yang dibuat dengan campuran kelapa parut dan tepung sagu yang dipanggang di atas cetakan khusus.
Kue ini biasanya disajikan dengan saus merah kental.
Kue Rangi memiliki rasa gurih dari kelapa dan manis dari gula merah yang berpadu sempurna.
Namun, keberadaan penjual kue rangi semakin jarang ditemui di pasar tradisional karena adanya perubahan selera masyarakat ke jajanan yang lebih modern.
5. Kue Pancong

Kue Pancong juga merupakan jajanan khas Betawi yang terbuat dari campuran tepung beras, kelapa parut, dan santan.
Kue pancong ini dimasak dicetakan khusus dan disajikan dengan taburan gula pasir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.