Murid SMP Deli Serdang Tewas
Siswa SMP Meninggal Diduga Dihukum Lakukan 100 Squat Jump, Begini Kata Pelatih Fisik Sumut
Siswa Sekolah Menengah Pertama, Rindu Syahputra Sinaga (14) warga Dusun I Desa Negara Beringin Kecamatan STM Hilir.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Siswa Sekolah Menengah Pertama, Rindu Syahputra Sinaga (14) warga Dusun I Desa Negara Beringin Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang meninggal dunia diduga setelah dihukum gurunya squat jump 100 kali.
Rindu dihukum oleh diduga oknum guru honor agama Kristen insial SWH di sekolahnya, kelas IX SMP Negeri 1 STM Hilir Kabupaten Deli Serdang.
Pelatih fisik di Sumatera Utara, AR menjelaskan ada beberapa standar indikator yang boleh melakukan squat jump. Dalam kasus Rindu, hukuman 100 kali squat jump dinilai terlalu berlebihan dan tidak pantas
"Kalau kita masalah kesehatannya itu kan ke dokter, jadi saya mengambil intisari kedokteran yang pernah saya pelajari. Kalau bicara usia 40 yang bukan atlet itu tidak disarankan, untuk lari hanya jalan," katanya.
AR mengatakan, untuk melakukan squat jump perlu pemanasan dan latihan secara kontiniu. Artinya tidak bisa dilakukan individu secara memdadak, apalagi dengan jumlah gerakan yang melampaui batas.
"Dia atlet atau tidak atlet kalau kita bilang squat jump 100 kali kalau dia tidak mempunyai penyakit atau riwayat apapun mungkin dia hanya kecapean dan dia paling sakit. Kenapa itu kan hukuman yang berat dengan jumlah yang tidak wajar, sedangkan atlet saja kadang kita kasih hukuman paling suruh push up 10 sampai 20. Sedangkan dia yang tidak atlet tidak bisa terlalu. Kita menyimpulkan itu hukuman yang terlalu mengganggu kesehatan kalau menurut saya," katanya.
"Bisa lari ke intinya ke jantung. Karena kan kita kalau kita ngepress misalnya kita lari nih, orang yang biasanya tidak pernah lari tiba-tiba disuruh lari dengan intensitas yang tinggi itu setelah kita berhenti tidak disarankan langsung berhenti. Setelah dia sampai dia jalan bukan berhenti atau duduk itu larinya ke jantung," jelasnya.
Lanjut AR, atlet beda daya kekebalan tubuhnya dengan daya tubuh orang biasa. Apalagi atlet saja yang tidur di atas jam 10.00 atau jam 12.00 malam besoknya latihan itu pasti turun intensitas latihannya.
"Mana lagi yang dia tidak atlet tiba-tiba kena pressure dan harus squat jump dengan intensitas cepat atau lambat pastikan kita bicara logika pasti naning lah atau oyong (sempoyongan berkurang kesadaran)," pungkasnya
Diketahui sebelumnya, Rindu Sinaga dihukum karena tidak mengerjakan tugas sekolah. Rindu kemudian dipaksa melakukan squat jump sebanyak 100 kali oleh oknum guru honor agama Kristen pada Kamis (19/9/24).
Paman korban, Makmur Padang (31) bilang, karena kondisi Rindu Syahputra Sinaga semakin buruk dibawa ke RSU Sembiring Delitua, Kamis (26/9/24) sekira pukul 01.00 wib dini hari.
Beberapa jam mendapat perawatan dari petugas medis rumah sakit, Rindu Syahputra Sinaga dinyatakan meninggal dunia. Pada bagian paha Rindu Sinaga terlihat membiru diduga pembuluh darah beku dan pecah. (Dyk/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Pesan Terakhir Siswa SMP Negeri I STM Hilir sebelum Tewas Diduga akibat Dihukum Squat Jump oleh Guru |
![]() |
---|
Anaknya Tewas Diduga setelah Dihukum Squat Jump 100 Kali, Ibu Sebut Korban Kesakitan Berhari-hari |
![]() |
---|
Siswa SMP Meninggal karena Diduga Dihukum Squat Jump, Begini Kata Bupati dan Kapolresta Deli Serdang |
![]() |
---|
Tanggapan Akademisi UINSU soal Kasus Siswa SMP Meninggal Diduga karena Dihukum 100 Squat Jump |
![]() |
---|
Dinas Pendidikan Deli Serdang Nonaktifkan Guru yang Diduga Hukum Siswa Sampai Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.