VIDEO
Pembangunan Gedung SMA Plus Besitang di Langkat Diduga Dikorupsi, Belum Digunakan Sudah Rusak
Diketahui, SMA Plus Langkat dibangun dengan anggaran belasan hingga puluhan miliar yang bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara.
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Satia
TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Pembangunan SMA Plus Langkat yang berada di Dusun VI Bukit Gayor, Desa Kampung Lama, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, beraroma sarat korupsi.
Bagaimana tidak, saat wartawan mengunjungi sekolah yang memiliki luas sekitar 10 hektar, dan yang saat ini sudah berubah nama menjadi SMA Negeri 2 Besitang, tampak bangunan yang dibangun sejak tahun 2020 hingga kini terlihat belum rampung.
Diketahui, SMA Plus Langkat dibangun dengan anggaran belasan hingga puluhan miliar yang bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara. Tak hanya itu, anggaran yang dikucurkan juga bertahap.
Kemudian, saat wartawan menyusuri beberapa bangunan seperti musala dan ruang pramuka, plafon bangun sudah roboh. Kubah musala juga lepas. Begitu juga dengan ornamen musala yang hancur lebur.
Kondisi bangun kian memprihantikan. Pada saat wartawan menyusuri gedung yang diperuntukkan untuk LAB SMA Plus Langkat, lantai kramik dibangunan itu sama sekali belum terpasang.
Tak hanya itu, pada bagian plafon, beberapa titik lampu dan sarangnya lenyap. Kabel listrik di gedung tersebut juga hilang. Tak tanggung-tanggung, pada bagian dinding panel listrik juga dipahat maling.
"Kemarin listrik udah dipasang, sekarang sudah hilang dicuri. Kabel-kabelnya sudah habis lenyap dicuri. Bahkan ini salahsatu bangunan belum dipasang kramiknya," ujar Roso warga yang bertempat tinggal disekitar sekolah, Senin (1/10/2024).
Selanjutnya beberapa jendela bangunan, sudah pecah. Bahkan dinding bangunan dibeberapa sisi terlihat sudah retak.
Roso menambahkan, mirisnya saat ini jumlah siswa-siswi di SMA Plus Langkat yang dipimpin oleh Rizal Ginting hanya berjumlah 17 orang.
Karena jarak yang jauh sekitar 2 kilometer dari jalan besar atau jalan utama, kemudian melewati perkebunan sawit, serta akses jalan yang sering terendam banjir, diduga menjadi salahsatu penyebab SMA Plus Langkat kurang diminati.
"Sudah itu, letak bangunan atau gedung sekolah ini berbahaya. Harusnya diratakan, terus ditimbuni. Ini kita jalan aja menuju gedung ke gedung sekolah ini udah capek. Dan posisi antar gedung cukup aneh, masa ada yang di bawah macam masuk ke dalam jurang," ujar Roso.
"Saat ini kalau murid belajar dikantor yang merupakan bangunan utama," sambungnya.
Ketika disinggung soal kelebihan dari sekolah SMA Plus Langkat ini, Roso pun tak mengetahui.
"Saya gak ngerti kelebihan sekolah ini apa. Cucu saya aja sekolah di luar, kurang srek aja di SMA Plus Langkat. Salahsatu sarana olahraganya gak ada. Udah gitu, dari jalan atau pasar besar itu jauh ke dalam sekitar 2 kilometer," ujar Roso.
Menariknya lagi saat wartawan masih dilokasi, salahseorang pengawas sekaligus pekerja yang sedang melakukan pembangunan jalan, sempat kecewa.
Anggota DPRD datangi RSUD Tanjungbalai, Klarifikasi Kasus Dugaan Pemukulan |
![]() |
---|
Gawat! Ngaku Anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan, Pria Palak Penjaga Kedai Aceh di Tembung |
![]() |
---|
Mahasiswa Protes Penyegelan Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien oleh Ahli Waris |
![]() |
---|
Ahli Waris Segel Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien, Klaim Tanah Milik Keluarga |
![]() |
---|
Seorang Pendaki Gunung Sibayak Alami Hipotermia, Ranger: Cuaca Buruk! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.