Demo Massa Aksi Gertak Dairi

Massa Aksi Gertak Datangi Polres Dairi, Soroti Kasus Pencabulan terhadap Penyandang Disabilitas

Massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Dairi Tanpa Kekerasan (Gertak) melakukan unjuk rasa di depan Kantor Mapolres Dairi.

|
TRIBUN MEDAN/ALVI SUWITRA
Massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Dairi Tanpa Kekerasan (Gertak) saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Mapolres Dairi, Rabu (7/10/2024). 

TRIBUN-MEDAN.COM, SIDIKALANG - Massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Dairi Tanpa Kekerasan (Gertak) melakukan unjuk rasa di depan Kantor Mapolres Dairi, Rabu (9/10/2024).

Menurut kordinator aksi, Duad Sihombing mengaku miris dengan maraknya kekerasan seksual di Kabupaten Dairi.

Dirinya menyorot, dalam kasus di Kecamatan Lae Parira, dimana seorang wanita menjadi korban pemerkosaan oleh 3 orang pria ternyata penyandang disabilitas.

"Kita yang paling miris itu adalah kasus pencabulan yang dilakukan oleh seorang pria dan wanita yang ternyata masih di bawah umur. Nah kalau yang di (Kecamatan) Lae Parira, kita sangat mengutuk perbuatan itu karena dilakukan oleh 3 orang pria kepada satu orang perempuan, yang kebetulan dia adalah penyandang disabilitas. Jadi ini sangat memprihatinkan, dan mendapat hukuman yang berat. Karena ini sudah diluar rasa kemanusiaan kita, " kata Duad.

Selain itu, ungkapan Ketua DPRD Dairi yang menyatakan Dairi sedang baik - baik saja, juga di bantah oleh para massa aksi.

"Pernyataan Ketua DPRD itu tidak relevan dengan kondisi saat ini. Dairi tidak baik - baik saja karena sudah banyak kasus , tak hanya pelecehan seksual. Misalnya beberapa bulan yang lalu ada anak SMA bunuh diri, karena alasan yang tidak jelas. Ini bisa saja mungkin karena lingkungan ataupun regulasi dari pemerintah yang tidak berpihak kepada mereka. Jadi kita sayangkan bahwa Ketua DPRD menyebut kondisi di Dairi sedang baik - baik saja, " tegasnya.

Pihaknya sudah melakukan pengawasan dan pemberian semangat kepada para korban, dan memberikan edukasi kepada keluarga korban untuk tidak menyelesaikan kasus tersebut dengan berdamai.

"Kita kemarin sudah berkunjung ke korban, dan memberikan penguatan untuk tidak memberikan ruang damai kepada pelaku. Mereka harus dihukum, dan ini sebagai efek jera kepada predator - predator kekerasan seksual, " tutup Duad.

(Cr7/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved