Perang Rusia vs Ukraina

Dibayar Rp 31 Juta per Bulan, Tentara Korut Ditugaskan di Garis Depan Medan Perang Rusia vs Ukraina

Pemerintah Rusia menjanjikan bayaran Rp 31 juta per bulan bagi tentara Korea Utara untuk ditugaskan ke Kursk, garda depan konflik Rusia vs Ukraina

Editor: Juang Naibaho
Twitter/Mykhailo Podolyak,Penasihat Kepala Kantor Presiden Ukraina
Gedung-gedung di Ukraina luluh lantak setelah mendapat serangan rudal besar-besaran oleh pasukan Rusia di kota Kryvyi Rih, Dnipropetrovsk, Ukraina, pada Selasa (13/6/2023) dini hari. 

Berbanding terbalik dengan respon Korut, Putin justru tidak menyangkal bahwa pasukan Korea Utara saat ini berada di Rusia.

Putin bahkan mengatakan bahwa terserah kepada Moskow untuk memutuskan bagaimana mengarahkannya sebagai bagian dari pakta pertahanan keamanan bersama yang ditandatanganinya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada bulan Juni.

Sebagai imbalan atas dukungan Korea Utara untuk Rusia, Presiden Putin kabarnya memberikan bantuan teknologi dalam pengembangan program misil dan satelit mata-mata Korea Utara

Diantaranya seperti satelit pengintaian hingga kapal selam. Moskow juga mungkin akan memberikan jaminan keamanan serta dukungan di PBB bagi negara tertutup itu, yang beberapa kali disanksi akibat uji nuklir.

Pentagon mengkonfirmasi bahwa Amerika Serikat tidak akan memberlakukan batasan baru pada penggunaan senjata oleh Ukraina meskipun Korea Utara bergabung dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Pernyataan ini muncul setelah NATO mengonfirmasi bahwa unit-unit militer Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk, Rusia

Pengerahan tentara Korea Utara ini mengkhawatirkan para pemimpin Barat, yang melihatnya sebagai tanda bahwa konflik di Ukraina yang telah berlangsung selama 2,5 tahun dapat meluas 

"Kerja sama militer yang semakin dalam antara Rusia dan Korea Utara merupakan ancaman bagi keamanan Indo-Pasifik dan Euro-Atlantik," kata Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, dilansir Reuters. 

Menurut Pentagon, diperkirakan sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Rusia timur untuk pelatihan, meningkat dari perkiraan sebelumnya yang hanya 3.000. 

"Sebagian dari tentara tersebut telah bergerak lebih dekat ke Ukraina, dan kami semakin khawatir bahwa Rusia berniat untuk menggunakan mereka dalam pertempuran atau untuk mendukung operasi tempur melawan pasukan Ukraina di Oblast Kursk," ujar juru bicara Pentagon, Sabrina Singh. 

Meskipun Kremlin awalnya menyebut laporan tentang pengerahan pasukan Korea Utara sebagai berita palsu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir pekan lalu tidak membantah keberadaan mereka dan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan urusan Moskwa dengan Pyongyang. 

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut langkah tersebut sebagai eskalasi yang signifikan oleh Rusia

Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha memperingatkan bahwa Kyiv telah memperingatkan sekutunya mengenai pengerahan tersebut selama berminggu-minggu dan menyerukan pencabutan pembatasan serangan jarak jauh terhadap Rusia

“Solusinya: cabut pembatasan serangan jarak jauh kami terhadap Rusia sekarang,” tegas Sybiha di platform media sosial. 

Sejak pertemuan antara pemimpin Korea Utara dan Rusia tahun lalu, hubungan militer antara kedua negara telah semakin meningkat. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved