TRIBUN WIKI
Profil Clara Shafira Krebs, Korban Bully Kini Sukses Wakili Indonesia di Ajang Miss Universe 2024
Clara Shafira Krebs merupakan Miss Universe Indonesia 2024. Ia lahir di Jerman, 19 Mei 2002 dan memiliki darah keturunan Sunda-Jerman dari orangtuanya
Bahkan Clara menyebut, kalau dirinya bukan hanya mendapatkan perundungan secara verbal, melainkan juga fisik dari teman-temannya.
“Aku mengalami bullying itu ketika SD sampai SMA. Itu bukan cuma dalam bentuk verbal saja, tetapi sampai fisik,” tuturnya.
Menurutnya, bullying itu terjadi karena dirinya kerap kali dianggap berbeda, lantaran memiliki paras campuran Indonesia dengan Jerman.
Peristiwa tersebut membuatnya sempat terpuruk dan mengalami masalah mental.
“Saya ini lahir dengan darah campuran Jerman dan Indonesia.
Namun pada waktu itu saya dianggap berbeda, karena ketika sekolah di luar negeri tampilan saya tidak seperti mereka,” ungkap Clara.
Namun, Clara tak ingin terus terpuruk dengan kondisinya. Ia pun perlahan-lahan bangkit dan mendalami isu kesehatan mental.
Baca juga: Profil Rasyid Rajasa, Bakal Akhiri Masa Lajang dengan Tamara Kalla Setelah 6 Tahun Menduda
Bahkan pengalaman tersebut menjadi bekalnya untuk membantu memberdayakan perempuan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, melalui ajang Miss Universe 2024 nanti.
“Jadi dari situ saya ingin membantu para perempuan yang punya pengalaman yang sama dengan saya. Memang fokus saya pada pemberdayaan perempuan dan mental health awareness,” jelas dia.
Tak cuma itu, Clara pun membuat sebuah akun media sosial yang menjadi wadah untuk berkonsultasi seputar mental health yang bernama My Safe Space.
Platform tersebut diharapkan mampu menjadi media bagi setiap perempuan Indonesia, untuk membantu mengatasi permasalahan mental health yang dimilikinya.
“Saya juga buat platform My Safe Space sebagai wadah bagi siapa pun yang merasa butuh berkonsultasi soal mental health. Nantinya, akan direspons juga dengan saya ataupun para psikolog profesional,” ucap Clara.
“Ini jadi tahapan utama untuk mengatasi mental health. Ketika mereka sudah tergerak untuk mengomunikasikan permasalahannya dan akan mendapatkan solusi,” tambahnya. (tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan

                
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.