TRIBUN WIKI
Mengenal Apa Itu Halloween, Tradisi Kristen Barat yang Identik dengan Labu Berwajah Seram
Halloween merupakan tradisi Kristen barat yang ada pada abad ke 5 hingga ke 15. Tradisi yang awalnya bernama All Hallows Day dirayakan 31 Oktober
TRIBUN-MEDAN.COM,- Tiap tanggal 31 Oktober masyarakat di sejumlah negara akan merayakan Halloween.
Orang-orang akan menggunakan kostum menyeramkan, dan juga mengukir buah labu dengan wajah tersenyum.
Di dalam labu tersebut akan diisi lilin sebagai penerangnya.
Lantas, bagaimana sih sebenarnya tradisi Halloween ini?
Baca juga: Apa Itu UNRWA yang Dituding Israel Sebagai Organisasi Teroris, Padahal Bertindak Demi Kemanusiaan
Dari mana asal tradisi ini hingga bertahan hingga sekarang?
Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut adalah penjelasan tentang apa itu Halloween dan kenapa identik dengan labu.
Apa itu Halloween
Dilansir dari Kompas.com yang dikutip dari Country Living, kata "Halloween" ini sebenarnya berasal dari agama Kristen abad pertengan.
Kata Hallow berarti suci atau orang suci menurut bahasa Inggris kuno.
Pada abad ke 5 hingga ke 15, umat Kristiani memiliki hari raya bernama All Hallows Day.
Baca juga: Apa Itu Diwali atau Deepavali? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Kini, hari raya itu disebut All Saints' Day.
Sehari sebelum hari raya tersebut, umat Kristiani menjalani acara misa malam yang bernama All Hallows' Eve.
Nama itu akhirnya disingkat menjadi Halloween.
Meski namanya berasal dari umat Kristiani pada abad pertengahan, tradisi Halloween berawal dari 2.000 tahun lalu.
Dilansir dari History, Halloween berasal dari festival Samhain yang dirayakan oleh bangsa Celtic kuno.
Mereka tinggal di wilayah yang sekarang menjadi Irlandia, Inggris, dan Perancis utara.
Baca juga: Apa Itu Red Notice dan Siapa Saja Orang yang Masuk Dalam Daftarnya, Simak Penjelasan Berikut
Bangsa Celtic merayakan tahun baru pada 1 November.
Karena itu, sehari sebelumnya merupakan pertanda akhir musim panas dan masa panen serta awal musim dingin yang gelap dan dingin.
Waktu tersebut dikaitkan dengan kematian manusia.
Mereka percaya batas antara dunia orang hidup dan dunia mati menjadi kabur saat malam sebelum tahun baru.
Bangsa Celtic pun merayakan Samhain pada malam 31 Oktober untuk memperingati saat hantu orang mati kembali ke Bumi.
Para Druid atau pendeta Celtic akan membangun api unggun besar tempat warga berkumpul dan membakar tanaman atau hewan sebagai persembahan kepada dewa.
Mereka juga memakai kostum yang terbuat dari kepala dan kulit binatang.
Baca juga: Apa Itu La Nina yang Bakal Melanda Indonesia Hingga Maret 2025, Simak Penjelasannya
Festival Samhain digabung dengan perayaan Kekaisaran Romawi yang menaklukan wilayah Celtic.
Pada 609 M, Paus Boniface IV mengadakan peringatan bagi semua umat Kristiani yang tewas di peperangan.
Perayaan ini ditetapkan oleh Paus Gregorius III berlangsung pada 1 November.
Pada abad ke-9, agama Kristen menyebar ke wilayah Celtic dan memengauhi ritual tradisi di sana.
Gereja menjadikan 1 November sebagai All Souls' Day atau hari untuk menghormati orang meninggal.
Perayaan ini menggantikan festival Samhain di Celtic karena disetujui gereja.
Baca juga: Apa Itu Pcare BPJS, Simak Cara Loginnya dengan Mudah
Sehari sebelum All Souls' Day, diadakan perayaan All Saints' Day yang disebut juga All-hallows atau All-hallowmas.
Malam tradisional tersebut mulai disebut All-Hallows Hawa dan akhirnya menjadi Halloween.
Pada paruh kedua abad ke-19, Amerika kedatangan imigran baru dari Irlandia yang melarikan diri dari kelaparan. Para imigran lantas mempopulerkan perayaan Halloween secara nasional.
Sejak saat itu, perayaan Halloween semakin menyebar dan banyak diadakan di berbagai negara. Perayaan ini juga sering kali tidak lagi dikaitkan dengan hari raya umat agama tertentu.
Mulai 1920, Halloween menjadi hari libur di Amerika Serikat. Warga akan bermain trick-or-treat untuk memberikan camilan atau permen kepada anak-anak.
Warga akan memakai kostum hantu ketika Halloween agar tidak dikenali oleh hantu-hantu sungguhan yang diyakini kembali ke Bumi.
Baca juga: Apa Itu Sindrom Asperger? Gejalanya Mirip dengan Autisme
Labu saat Halloween
Dikutip dari Today.com, Rabu (30/10/2024), jack-o-lantern disebut berkaitan dengan mitos penduduk Irlandia yang bernama Stingy Jack.
Jack disebut sebagai sosok yang jahat, bahkan bisa menipu sang iblis yang hendak mengambil jiwanya.
Akibatnya, setelah meninggal, arwah Jack ditolak baik di surga maupun neraka.
Jack pun dihukum untuk berkeliaran di dunia selamanya, sembari membawa lobak yang diukir dan diberi cahaya di bagian dalamnya sebagai lentera untuk menerangi jalannya.
Mitos Stingy Jack itulah yang disebut menginspirasi penduduk Irlandia untuk mengukir gambar wajah di lobak guna mengusir roh-roh jahat.
Baca juga: Apa Itu Awan Fluktuasi, Benarkah Ada Kaitannya dengan Gempa Bumi? Simak Penjelasannya
"Ketika penduduk Irlandia dan Skotlandia datang ke Amerika (Serikat), mereka menemukan tanaman asli berupa labu yang lebih baik dibanding lobak," ucap penulis buku "Trick or Treat: A History of Halloween", Lisa Morton, dikutip dari Today.com.
Selain lebih baik, labu juga dinilai lebih mudah untuk diukir dibanding lobak.
Labu jack-o-lantern kemudian menjadi elemen khas Halloween salah satunya karena konsep yang hampir mirip.
Adapun Halloween dipercaya salah satunya bermula dari festival Samhain, perayaan Inggris kuno dan Irlandia kuno yang menandai akhir musim panas dan awal tahun baru pada 1 November, dilansir dari Britannica.
Selama Samhain, jiwa-jiwa dari manusia yang meninggal tahun itu berangkat ke dunia lain, sedangkan jiwa-jiwa lainnya kembali mengunjungi rumah mereka.
Selanjutnya pada abad ke-8 Masehi, Gereja Katolik Roma memindahkan All Saints' Day (Hari Semua Orang Kudus) ke 1 November. Dengan demikian All Hallows' Eve (Malam Semua Orang Kudus) jatuh pada 31 Oktober.
All Hallows' Eve diyakini sebagai salah satu cikal bakal penyebutan Halloween. (tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.