Berita Viral

GELAR Ritual Tolak Bala di Hutan Sambil Bawa Sesajen, 9 Orang di Sulsel Tewas Tertimpa Pohon

Sebanyak 9 orang tewas tertimpa pohon saat melakukan ritual tolak bala di Situs Mattabulu, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan

HO
Sebanyak 9 orang tewas tertimpa pohon saat melakukan ritual tolak bala di Situs Mattabulu, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan 

"Mereka berkunjung ke sana, tiba waktu makan siang, mereka berkumpul di sebuah pondok, tiba-tiba hujan deras disertai angin kencang yang membuat pohon besar tumbang dan menimpah mereka,” kata Yusuf.

Baca juga: Chord dan Lirik Lagu Karo Perik Pengaci, Dipopulerkan Usman Ginting

Baca juga: Chord dan Lirik Lagu Karo Dame Geluhta Adi Ras Ia yang Dipopulerkan oleh Usman Ginting

Lanjut, ucap Yusuf mereka yang ada di dalam pondok, meninggal dunia.

"Meninggal yang di dalam pondok, ada juga beberapa mengalami luka-luka tapi sementara kami data," lanjutnya.

"Korban yang luka-luka langsung di bawah ke rumah sakit," tandasnya. (*)

Sementara itu, ritual tolak bala berujung apes juga dialami oleh imigran Haiti.

Kapal imigran Haiti kebakaran setelah seorang penumpang menyalakan lilin.

Akibatnya, kapal yang ia tumpangi bersama lebih dari 80 orang lainnya kebakaran.

Sekitar 40 imigran Haiti tewas terpanggang akibat kebakaran itu.

Alasan penumpang itu menyalakan lilin demi sebuah ritual keberuntungan.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB pada Jumat (19/7/2024) melaporkan bahwa Penjaga Pantai Haiti menyelamatkan 41 orang, 11 di antaranya dirawat di rumah sakit, termasuk beberapa karena luka bakar.

"Tetapi setidaknya 40 imigran tewas dan beberapa lainnya terluka," kata IOM, dikutip dari AFP pada Sabtu (20/7/2024).

Juru bicara polisi Arold Jean mengatakan, awal mula kebakaran disebabkan seorang penumpang menyalakan lilin untuk memulai ritual voodoo.

Korban selamat mengatakan kepada media lokal bahwa upacara voodoo dimaksudkan untuk membawa keberuntungan dan membantu kapal menghindari dicegat oleh penjaga pantai.

"Peristiwa yang menghancurkan ini menyoroti risiko yang dihadapi oleh anak-anak, perempuan dan laki-laki yang bermigrasi melalui rute lain," terang Gregoire Goodstein, kepala misi IOM di negara tersebut.

Kapal yang membawa lebih dari 80 orang itu telah meninggalkan pelabuhan Labadee pada Rabu dalam perjalanan ke Kepulauan Turks dan Caicos.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved