TRIBUN WIKI

Mengenal Bacillus cereus, Bakteri yang Ada pada Latiao dan Memicu Keracunan Massal

Bacillus cereus adalah bakteri berbentuk batang dengan spora, termasuk dalam kelompok Gram positif, dan tumbuh baik dalam lingkungan aerob.

Editor: Array A Argus
pacificlab.vn
Bacillus cereus 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sempat melakukan uji klinis terhadap panganan latio yang beredar di pasaran.

Dari hasil uji klinis tersebut, diketahui bahwa latio yang memicu keracunan makanan di sejumlah daerah tersebut mengandungBacillus cereus.

Korban yang mengalami keracunan makanan mengalami pusing hingga muntah-muntah.

Karena hal itu pula, BPOM mengimbau masyarakat, terkhusus bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil, untuk menghindari pangan olahan berbahaya dan memilih produk yang telah terjamin keamanannya.

Baca juga: Apa Itu Latiao, Camilan Asal China yang Kini Memicu Keracunan Massal di Indonesia

Seperti diketahui, latiao adalah camilan berupa stik pedas yang terbuat dari tepung terigu dan minyak cabai. 

Camilan ini berasal dari Provinsi Henan, China yang dibuat pada tahun 1990-an.

Latiao memiliki rasa pedas dan gurih, serta tekstur yang elastis saat digigit.

Camilan ini biasanya dimakan bersama bir dan sering dijadikan camilan saat bepergian atau berkumpul bersama teman dan keluarga.

Namun, latio yang beredar di Indonesia justru mengandung Bacillus cereus.

Baca juga: Apa Itu Giant Sea Wall dan Fungsinya, Simak Dampak Lingkungannya Bagi Jakarta

Sehingga, mereka yang terpapar bakteri ini mengalami keracunan makanan.

Lantas, apa itu Bacillus cereus?

Apa Itu Bacillus cereus

Bacillus cereus adalah bakteri berbentuk batang dengan spora, termasuk dalam kelompok Gram positif, dan tumbuh baik dalam lingkungan aerob.

Untuk membedakannya dari bakteri serupa dapat mengandalkan ciri-ciri morfologi dan biokimia.

B. cereus dapat menyebabkan dua jenis penyakit, yaitu diare dan muntah.

Dikutip dari Kompas.com, gejala diare mirip dengan Clostridium perfringens, termasuk buang air besar encer, kram perut, mual, dan terjadi beberapa jam setelah makan makanan tercemar.

Baca juga: Apa Itu Itsbat Nikah? Mengapa dan Kapan Hal Itu Bisa Dilakukan, Simak Penjelasannya

Gejala muntah biasanya ditandai oleh mual, terjadi dalam beberapa jam setelah makan, dan berlangsung kurang dari 24 jam.

Dosis infeksi B. cereus adalah > 10^5 koloni/g. Jika jumlahnya lebih dari 10^6 koloni/g dalam makanan, ini berpotensi berbahaya.

B. cereus ditemukan di alam (tanah, debu, air) dan dalam makanan. Konsentrasinya biasanya rendah, kurang dari 10^3 koloni/g.

Makanan seperti daging, susu, sayuran, ikan, dan produk berbahan baku beras, pati, kentang, serta keju rentan terkontaminasi.

Bagaimana Bacillus cereus menyebabkan keracunan makanan?

Infeksi Bacillus cereus usus umumnya terjadi dari makan makanan yang tersisa pada suhu kamar. Keracunan makanan dapat terjadi bahkan jika memanaskan kembali makanan, dikutip dari Cleveland Clinic pada Jumat (6/10/2023).

B. cereus membentuk spora yang mengeluarkan racun. Pada suhu kamar, spora ini dapat meningkat jumlahnya. Ketika memakan spora ini, racun ini menyebabkan muntah atau diare.

Bacillus cereus dapat menyebabkan penyakit non-usus ketika spora memasuki tubuh seseorang dan mengeluarkan racun.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Halloween, Tradisi Kristen Barat yang Identik dengan Labu Berwajah Seram

Cara mengurangi risiko terpapar bakteri B. cereus

Anda dapat mengurangi risiko keracunan Bacillus cereus dengan cara menyimpan makanan dengan aman. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

  • Mendinginkan makanan matang yang tidak akan segera dikonsumsi hingga suhu di bawah 5 derajat Celsius dalam waktu enam jam.
  • Menjaga makanan yang perlu disimpan dingin tetap berada di bawah suhu 5 derajat Celsius.
  • Menjaga makanan yang perlu disajikan panas agar tetap dalam suhu di atas 58 derajat Celsius.
  • Pastikan makanan yang akan dipanaskan kembali mencapai suhu setidaknya 74 derajat Celsius sebelum disajikan.
  • Jangan ragu untuk membuang makanan yang di curigai mengandung bakteri.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan dapat menjaga keamanan makanan dan mengurangi risiko keracunan yang disebabkan oleh Bacillus cereus.

(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved