VIDEO

RATUSAN Emak-emak di Tarutung Rela Tak Masak di Rumah Demi Demo di Kantor Polisi, ini Tuntutannya

Mereka membuat dumas ke Polres soal penyebaran foto-foto porno dan selebaran berisi fitnah dan menjatuhkan nama baik calon bupati Taput

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Satia

TRIBUN-MEDAN.com, TARUTUNG -  Ratusan emak-emak geruduk Mapolres Taput guna mendesak pengusutan kasus penyebaran selebaran pornografi. 

Sebelumnya, pihak paslon Satika Simamora - Sarlandy Hutabarat telah membuat pengaduan masyarakat. Hal itu termaktub dalam dumas nomor 01/DUMAS/THSS/TU/X/2024 pada tanggal 1 Oktober 2024.

Mereka membuat dumas ke Polres soal penyebaran foto-foto porno dan selebaran berisi fitnah dan menjatuhkan nama baik calon bupati Taput Satika Simamora.

Perwakilan Koalisi Nasional Perempuan Indonesia di Sumut Murike Ningsih merasa terpanggil atas informasi soal beredarnya foto-foto pornografi tersebut.

Dengan demikian, pihaknya menggelar aksi pada Rabu (6/11/2024). Emak-emak yang diperkirakan berjumlah1200 orang tersebut beranjak dari Tugu Lonceng Tarutung hingga Mapolres Taput sembari menyerukan tuntutannya.

"Saya Murika Ningsih mewakili Koalisi Nasional Perempuan Indonesia di Sumatera Utara. Kebetulan, saya mendengar dan melihat di media, ada salah satu tokoh perempuan di Taput ini mendapatkan intimidasi dan terzholimi," ujar Ningsih, Kamis (7/11/2024) sore saat berada di Tarutung, Kabupaten Taput.

Ia menguraikan sejumlah tuntuan kepada Polres Taput, antara lain: netralitas stakeholder terkait saat pilkada dan pengusutan kasus penyebaran foto-foto porno yang dianggap merugikan cabup Taput Satika Simamora.

"Kenapa saat ada perempuan mengabdi untuk daerahnya, ada semacam usaha dari oknum tertentu melecehkan dan mencemarkan nama baik, apalagi adanya penyebaran selebaran berisi pornografi. Kami datang bersama rekan-rekan perempuan yang lain untuk meminta agar terciptanya pemilu damai dan netralitas pada kepolisian," terangnya.

"Kemudian, kita juga meminta Polres Taput untuk mengusut tuntas kasus intimidisai terhadap perempuan," terangnya.

Ia meminta agar Polres Taput segera mengusut tuntas kasus tersebut.

"Tegakkan supremasi hukum. Hapuskan dalam segala bentuk ketidakadilan dan penindasan serta intimidasi perempuan dengan adanya sistem patriarkis," sambungnya.

"Kita tahu juga perempuan adalah insan yang butuh perlindungan, bukan kecaman. Yang terjadi hari ini, salah satu tokoh perempuan di Taput sedang mengalami kecaman dan ketidaknyamanan serta pencemaran nama baik," terangnya.

Bahkan ia juga sempat menyebut dua orang patut diduga menyebarkan foto-foto porno tersebut serta berisikan fitnah terhadap cabup Taput Satika Simamora.

"Tangkap dan adili serta beri sanksi sesuai hukum yang berlaku. Kami juga meminta menangkap dua orang yang diduga mengedit dan menyebarkan foto mengandung ponografi. Dan foto-foto tersebut tersebar hingga ke anak sekolah," sambungnya.

Ia  juga menganggap, proses penyelidikan kasus tersebut lamban.

"Kita sudah buat laporan dan sudah satu bulan. Video dan foto sudah beredar kemana-mana. Saat kita tanya pihak Polres Taput, mereka sedang proses katanya. Dalam satu bulan ini, kita melihat hanya omon-omon saja," tuturnya.

"Prosesnya lambat.Kita minta pengusutan kasus ini selesai sebelum pilkada ini," terangnya.

Kasi Humas Polres Taput, Aiptu Walpon Baringbing menuturkan soal proses pemeriksaan dumas tersebut. Pihaknya mengaku sudah maksimal melakukan proses pemeriksaan.

"Kami jelaskan, terkait laporan itu memang kita terima. Tapi, ingat, pekerjaan maksimal untuk pengungkapan siapa yang menyebarkan selebaran diamana dalam sebelabaran kertas itu ada gambar berbentuk video porno yang discreenshoot. Hal itu dilaporkan oleh salah satu tim hukum paslon," tutur Aiptu Walpon Baringbing.

Sejumlah saksi telah diperiksa dengan adanya dumas tersebut. Hingga saat ini, mereka belum memiliki bukti yang kuat untuk menetapkan siapa epngebar selebaran pornografi tersebut.

"Penanganannya sudah kita lakukan semaksimal mungkin. Saksi sudah kita periksa. Saksinya sudah ada beberapa. CCTV menuju lokasi itu sudah kita check apakah ada orang sepanjang jalan yang kita curigai turut meninggalkan selebaran tersebut," terangnya.

"Tidak terungkapnya siapa pelaku itu karena minim bukti yang kita miliki," pungkasnya. (cr3/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved