Berita Viral

ALASAN Peternak Sapi Mandi Susu di Boyolali, 50.000 Liter Dibuang Sebagai Bentuk Protes

Terlihat beberapa pria di atas mobil pikap membagikan susu kepada warga secara cuma-cuma. Warga yang hadir pun menodongkan botol-botol mereka.

Instagram
ALASAN Peternak Sapi Mandi Susu di Boyolali, 50.000 Liter Dibuang Sebagai Bentuk Protes 

TRIBUN-MEDAN.com - Alasan peternak sapi mandi susu di Boyolali.

Saat aksi itu 50.000 liter susu dibuang sebagai bentuk protes.

Sebuah video menayangkan aksi petani sapi mandi susu di Boyolali, Jawa Tengah, beredar viral di media sosial.

Baca juga: Lirik Lagu Tapsel Songon Adam Dohot Hawa Dipopulerkan oleh Dedi KDI ft Ovhi Firsty

Salah satu videonya dibagikan oleh akun Instagram @infoboyolaliterkini.

Dalam unggahan tersebut, terlihat ada dua pria yang berdiri di bagian belakan mobil pikap.

Kemudian, salah satu di antaranya mereka menyiram satu wadah besar berisi susu ke rekannya.

Setelah habis, pria itu mengambil lagi susu dari dalam gentong.

Baca juga: Terungkap Beberapa Pemain U-22 Perkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, STY Panggil 33 Nama

Kemudian, terlihat beberapa pria di atas mobil pikap membagikan susu kepada warga secara cuma-cuma.

Warga yang hadir pun menodongkan botol-botol mereka.

Bahkan, ada yang membawa galon air.

ALASAN Peternak Sapi Mandi Susu di Boyolali, 50.000 Liter Dibuang Sebagai Bentuk Protes
ALASAN Peternak Sapi Mandi Susu di Boyolali, 50.000 Liter Dibuang Sebagai Bentuk Protes

Masih dari video yang sama, ada pula aksi membuang susu ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Hingga artikel ini ditulis, Minggu (10/11/2024), video tersebut telah dilihat sebanyak 255 ribu kali.

Lantas, seperti apa peristiwa selengkapnya?

Bentuk Protes Peternak Sapi

Aksi mandi susu ini ternyata merupakan bentuk protes para peternak sapi di Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu (9/11/2024).

Adapun, protes yang dimaksud adalah pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS).

Dilansir dari Kompas.com, ada sekitar 50.000 liter susu yang dibuang ke TPA Winong, sementara 1.000 liter lainnya dibagikan ke warga secara cuma-cuma.

Baca juga: Lirik Lagu Tapsel Mangaku Sala Dipopulerkan oleh Nila Sari

Koordinator aksi, Sriyono Bonggol mengatakan bahwa aksi tersebut mewakili para peternak sapi yang terkena dampak pembatasan kuota IPS.

Sriyono menyebut, adanya pembatasan kuota susu itu membuat hasil susu dari para peternak tidak banyak yang bisa terserap oleh pabrik.

Sehingga, kata Sriyono, banyak susu dari para peternak yang terbuang.

"Kami mewakili peternak yang jumlahnya puluhan ribu di wilayah Boyolali yang saat ini sedang menjerit karena kondisi perindustrian susu di Indonesia yang membatasi jumlah kuota masuk produk lokal kita," kata Sriyono dalam aksinya.

"Akhirnya berimbas pada banyaknya susu yang menumpuk di UD maupun koperasi yang tidak terserap oleh pabrik mengakibatkan susu banyak yang terbuang,"  lanjutnya.

Kuota Impor Susu

Lebih lanjut, Sriyono menjelaskan bahwa kuota susu di Boyolali yakni sebesar 30 ton per hari.

"Hari ini kita membuang 50.000 liter susu. Ini sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Memang per hari di Boyolali itu ada sisa kuota 30 ton per hari," kata dia.

Dia menduga, pembatasan kuota susu oleh IPS dan berimbas kepada peternak susu lokal di Boyolali karena adanya kuota impor susu dari luar negeri.

Baca juga: Sadarmawati Akui Antoni Tambunan Layak Dapat Medali di One Pride MMA King Size New Championship 2024

Selama ini, kata Sriyono produksi susu lokal untuk kebutuhan dalam negeri baru sekitar 20 persen. 

Sedangkan sisanya 80 persen kebutuhan susu dalam negeri berasal dari impor.

"Harusnya meskipun pasar sesepi apa pun produksi lokal kita terserap semua. Seandainya pemerintah maupun industri itu memang mementingkan produksi dari susu lokal kita. Itu yang melandasi kenapa terjadi aksi ini," ungkap Sriyono. 

Tanggapan Disnakan Boyolali

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan, produksi susu di Boyolali setiap hari mencapai 140.000 liter. 

Tetapi, sejak adanya pembatasan kuota dari IPS hanya 110.000 liter yang terserap. 

"Dari beberapa pengepul susu total 30.000 liter yang tidak terserap. Jadi masing-masing pengepul sekian (yang tidak terserap), pengepul ini sekian. Jadi kalau dijumlah kurang lebihnya 30.000 liter susu yang tidak terserap (IPS)," kata Lusia.

Baca juga: Inisiatif Ketahanan Pangan Polsek Tanah Jawa, Langkah Konkret Polri Menuju Kemandirian Pangan

Mengenai aksi protes, kata Lusia adalah hak para peternak untuk menyuarakan aspirasinya. 

Pihaknya menyarankan agar susu tersebut tidak dibuang sembarang tempat karena dapat menimbulkan pencemaran. 

"Jadi kami menyarankan untuk ini (susu) dibuangnya tidak berdampak yang lain. Kalau dibuang di sembarang nanti terjadi pencemaran," ujarnya. 

Pihaknya menambahkan, akan mempertemukan para peternak dengan BUMN yang bergerak dalam bidang pangan perwakilan di Solo sebagai upaya menyelesaikan permasalahan para peternak sapi. 

"Kami di sini bersama perwakilan pengepul nanti akan kami pertemukan BUMN yang bergerak dibidang pangan. Siapa tahu dalam rangka upaya kelebihan yang kemarin dikeluhkan bisa tertampung oleh BUMN tadi," ungkap Lusia.

(tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

 

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved