Berita Viral

VIRAL Siswi SMP Dikeluarkan Guru dari Kelas Karena tak Bawa Kamus, Kepsek Buka Suara: Duduk di Depan

Baru-baru ini, viral di media sosial video yang bernarasi seorang siswi SMP dikeluarkan gurunya dari kelas. Hal ini lantaran siswi tersebut diduga ta

Editor: Liska Rahayu
Kolase Sripoku/Herwis dan IST/Tribun Bengkulu
VIRAL Siswi SMP Dikeluarkan Guru dari Kelas Karena tak Bawa Kamus, Kepsek Buka Suara: Duduk di Depan 

TRIBUN-MEDAN.com - Baru-baru ini, viral di media sosial video yang bernarasi seorang siswi SMP dikeluarkan gurunya dari kelas.

Hal ini lantaran siswi tersebut diduga tak membawa kamus Bahasa Inggris.

Adapun peristiwa ini terjadi di Prabumulih, Sumatera Selatan.

Siswi tersebut merupakan pelajar SMPN 7 Prabumulih.

Atas kejadian ini, kepala sekolah pun buka suara dan memberikan penjelasan.

Diketahui dalam video yang beredar, seorang pria minta Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih agar menindak oknum guru dan Kepala Sekolah SMPN 7 Prabumulih.

"Ada siswi yang melapor bahwa pada saat jam belajar dikeluarkan karena tidak memiliki buku bahasa Inggris," ungkap pria dalam video beredar yang memperlihatkan siswi tersebut.

"Tolong ditindaklanjuti bapak kepala dinas, bapak walikota oknum guru yang tidak ada perikemanusiaan itu."

Dalam video itu dijelaskan pula oknum guru tersebut meminta siswa lain agar menyoraki siswi yang dikeluarkan. 

"Oknum guru itu juga menyuruh murid lain menyoraki adinda ini, tolong ditindak lanjuti pak," sebut pria itu.

Warganet pun ramai mengomentari video tersebut karena merasa empati, serta memberikan semangat.

Warganet menyesalkan perbuatan yang dilakukan oleh oknum guru tersebut.

"Semangat ya dek, jangan sedih, semangat belajarnya biar jadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa," komentar warganet.

"Tapi klo ini ujungnya pemaksaan pembelian buku pelajaran/LKS itu guru nya lebih baik dipecat. Sekolah tidak seharusnya memperjualbelikan buku mapel. Guru sudah wajib membuat modul ajar. Terus buku sebenarnya sudah gak penting karena semua sut ada di google. Dan modul ajar," tulis warganet lainnya.

"Anjrit kaya gue dulu smp di keluarin dari kelas karna gak punya buku mata pelajaran bahasa daerah pinjam juga gak boleh ketahuan pinjem di keluarin kelas pokok nya wajib beli," ujar warganet lainnya lagi.

Menanggapi hal tersebut, Kepala SMPN 7 Prabumulih, Budi Santoso mengatakan, sebenarnya siswi tersebut tidak dikeluarkan dari kelas.

Menurutnya, para siswa yang tidak membawa kamus hanya diminta duduk di depan kelas menghadap murid lainnya.

"Kita sudah konfirmasi ke guru bersangkutan, komitmen awal guru dan murid agar seluruh siswa membawa kamus setiap mata pelajaran Bahasa Inggris, namun siswa tersebut tidak membawa kamus," katanya, dikutip Tribun Bengkulu dari Tribun Video Sabtu (9/11/2024).

"Jadi seluruh siswa yang tidak membawa kamus, belajarnya duduk di depan kelas, bukan dikeluarkan dari dalam kelas."

Santoso juga mengaku telah dipanggil Pj Wali kota, Pj Sekretaris Daerah dan Dinas Pendidikan untuk mengklarifikasi video viral tersebut.

Sebelumnya, seorang guru olahraga menampar siswa kelas 1.

Oknum guru itu sudah minta maaf namun tetap tak diterima oleh pihak keluarga korban.

Iapun dilaporkan oleh orangtua siswa ke polisi.

Atas kejadian ini, pihak kepala sekolah akhirnya buka suara.

Kepala Sekolah SDN Cipakat, Aam Amelia mengungkapkan, oknum guru olahraga telah meminta maaf kepada keluarga korban sebanyak tiga kali.

Kejadian ini pertama kali diketahui ketika orangtua korban datang ke sekolah untuk meminta klarifikasi.

"Saat itu, kami langsung menemui mereka bersama Pak Eman (oknum guru tersebut)," ujar Aam saat dikonfirmasi oleh wartawan Tribun Priangan, Jumat (8/11/2024), dikutip dari Tribun Jabar.

Setelah kejadian, pihak sekolah mempertemukan guru terkait dengan orangtua siswa untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik.

“Pak Eman mengakui di depan saya dan wali kelas 1 bahwa tindakannya khilaf," jelas Aam.

Dikatakan Aam, oknum guru sudah meminta maaf sebanyak tiga kali.

"Namun, keluarga tetap tidak menerima dan bersikeras melapor ke Polres,"  lanjutnya.

Aam memahami keputusan keluarga untuk melapor ke polisi sebagai hak mereka.

“Lapor ke polres itu hak mereka, yang penting pihak sekolah sudah melakukan mediasi dan meminta maaf atas tindakan yang khilaf dari guru tersebut," ujarnya.

Aam menambahkan, tindakan guru itu sebenarnya bukan dimaksudkan untuk menampar.

Melainkan hanya ingin menepuk.

Namun siswa tersebut menengok ke arahnya sehingga terjadi kontak yang tidak disengaja.

Terlebih, kondisinya saat itu anak yang bersangkutan tengah bertengkar dengan temannya.

“Pak Eman tidak bermaksud menampar, hanya mau menepuk, tapi anak itu menengok. Kejadian ini pun berawal dari bercanda dengan teman-temannya, biasanya mereka sudah akur kembali,” ungkapnya.

Aam berharap masalah ini bisa segera selesai.

Terutama karena sekolah telah melakukan upaya perdamaian atas nama oknum guru yang bersangkutan, disaksikan oleh kepala sekolah sendiri.

Namun tetap tidak diterima oleh pihak keluarga korban.

“Saya harap segera selesai, karena kami sudah meminta maaf sebanyak tiga kali, tapi mereka belum mau menerima,” katanya.

Aam juga mengungkapkan keprihatinannya atas anak korban yang hingga kini belum kembali bersekolah.

“Kasihan anaknya tidak sekolah, padahal memberikan pendidikan adalah kewajiban kami," jelasnya.

Sebelumnya, korban sempat datang ke sekolah dan bertemu kembali dengan guru yang bersangkutan dalam pertemuan yang disaksikan oleh kepala sekolah.

Sebagai kepala sekolah, Aam merasa perlu memberikan masukan kepada keluarga korban bahwa pemberitaan berlebihan bisa berdampak pada kondisi mental anak maupun pada guru lainnya.

“Kami mempersilakan jika keluarga ingin melapor ke polres, tetapi kami khawatir ini berdampak buruk. Sudah dua minggu anak tidak belajar, tadi saya cek ke kelas juga tidak ada,” ucapnya.

Dampak dari kejadian ini membuat pendidikan anak terganggu, karena korban belum kembali ke sekolah.

“Hanya saja, saya menyayangkan anak belum sekolah. Ini menjadi kewajiban saya sebagai kepala sekolah untuk memastikan anak didik kami mendapatkan pelayanan pendidikan yang maksimal,” tutupnya. 

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved