Sumut Terkini
KRONOLOGI RSU Sylvani Binjai dan 4 Dokter Digugat, Diduga Malpraktek yang Tewaskan Ibu dan Anak
Di mana Indra kehilangan istrinya, Putri Afriliza (31) dan anak ketiganya di Rumah Sakit Umum Sylvani Binjai pada Selasa (17/9/2024) lalu.
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Ayu Prasandi
Mereka diterima dan ditangani oleh dokter jaga, dr Siti Fatimah.
"Kita gak tau apa yang dilakukan (dokter jaga), hanya diperiksa begitu saja, langsung dipindahkan ke ruang perawatan, maksudnya dari ruang rawat IGD ke ruang rawat. Di situ dibilang detak jantung si bayi gak ada, kata dr Siti Fatimah," ucap Risma.
Namun demikian, kata Risma, tidak ada penanganan yang dilakukan RSU Sylvani. Mereka hanya menunggu sampai akhirnya dr Faisal Fahmi datang sekitar pukul 05.30 WIB.
"Dari pukul 2 tidak ada penanganan, tidak ada pertolongan kepada janin, gawat janin namanya secara medis. Saat itu sebelum datang (dr Faisal Fahmi), dikasih antibiotik setelah komunikasi melalui sambungan telepon. Sesaat setelah diminum antibiotik, almarhumah pendarahan di kamar mandi. Nah lalu datang dr Faisal, diputuskan segera operasi," ujarnya.
Setelah keputusan operasi dilakukan, Risma menambahkan, keluarga almarhumah sudah mengingatkan persediaan darah.
"Kata mereka (RSU Sylvani) sudah disiapkan," sambungnya.
Namun, ia mengherankan karena RSU Sylvani Binjai bertanya golongan darah almarhumah.
"Di RSU Sylvani juga korban melahirkan anak pertama dan kedua, kok bisa di situ dokter atau nakes menanyakan golongan darah apa, kan ada rekam medis, bisa dicek. Darah dipesan tapi terlambat, darah baru ada jam 09.30 WIB, kurang lebih darah 1 liter," kata Risma.
Saat itu, operasi pun dilakukan terhadap almarhumah.
"Kita gak tau, apakah itu darah tercukupi atau tidak dan darimana (asal darah). Tapi yang pasti, darah baru ada 09.30 WIB. Setelah itu, bayi diberikan sudah meninggal, disuruh Pak Indra (suami almarhumah) menguburkan.
Saat itu, tidak dijelaskan kondisi istrinya bagaimana, apakah masih sehat, apakah masih bugar. Tapi kalau penglihatan masih biasa, pasien dimasukkan ke ICU," ucap Risma.

Sekitar pukul 13.00 WIB, Risma melanjutkan, RSU Sylvani meminta persetujuan untuk memompa jantung almarhumah. Namun sayang, usaha pompa jantung yang dilakukan tidak membuahkan hasil.
Istri Indra pun dinyatakan meninggal dunia. Karenanya, Risma menilai, ada kejanggalan dalam penanganan yang dilakukan dan bahkan diduga tidak sesuai dengan standar operasional prosedur.
Kuasa hukum korban ini menjelaskan jika almarhumah tidak ada sakit seperti diabetes atau darah tinggi.
"Sampai 8 bulan hamil, tidak ada sakit. Mereka masih berjalan cari makan ketika gak ada dokter. Tapi pas pulang, karena masih kontraksi sakit, balik ke rumah sakit," kata Risma.
28 Kg sabu dan 60 Ribu Butir Ekstasi Diamankan dari Dua Pria di Asahan, Ngaku Diupah Rp 300 Juta |
![]() |
---|
BMKG Prediksi Sumut Akan Diguyur Hujan Ringan Hingga Lebat Mulai Sore Ini Hingga Esok Hari |
![]() |
---|
Diduga Ada Kongkalikong Realisasi Belanja BBM di Dishub Binjai, Praktisi Hukum: Masuk Ranah Pidana |
![]() |
---|
Triwulan II-2025 Ekonomi Sumut Tumbuh 4,69 Persen, Ini Faktor Pendorongnya |
![]() |
---|
Hasil Pemeriksaan, Kanit Tipikor Siantar Tak Terbukti Minta Upeti Rp 200 Juta untuk Hentikan Kasus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.