Berita Viral
PENGAKUAN Nur Kholik Bertemu Rika Usai Sah, Wajah Istri Pucat, Sehari Sebelum Akad Disuruh ke RS
Dari awal ia keluar, saya merasa ada yang berbeda. Meskipun ia sudah dirias, tapi tidak seperti biasanya. Saya merasa ada sesuatu yang tidak beres.
TRIBUN-MEDAN.com - Beginilah pengakuan Nur Kholik bertemu Rika usai sah.
Ia melihat wajah sang istri pucat meski sudah dirias.
Menurut Kholik sehari sebelum akad, Rika susah disuruh ke RS oleh dokter.
Baca juga: Beda Kelas Antara Ustaz Adi Hidayat dan Gus Miftah, Simak Latar Pendidikan Keduanya
Namun Rika menyimpan sakitnya karena akan menikah.
Nur Kholik pengantin pria yang harus menduda setelah sang istri Rika Amiyana meninggal dunia.
Rika Amiyana meninggal dunia setelah kedua sejoli itu melangsungkan ijab kabul pernikahan.
Dua warga asal Pekon Air Naningan, Kecamatan Air Naningan, Tanggamus, Lampung itu melangsungkan akad nikah pada Kamis (5/12/2024).
Baca juga: DETIK-DETIK Pohon Sakral Tumbang di Monkey Forest Bali, 2 WNA Tewas Tertimpa, Mendadak Angin Kencang
Insiden pengantin wanita meninggal usai ijab kabul tersebut sempat viral di media sosial dan hingga kini masih menjadi perbincangan hangat netizen, terutama di Lampung.
Melansir dari Tribun Lampung , berkesempatan untuk mewawancarai secara khusus, melalui aplikasi Zoom, dengan Nur Kholik, suami dari almarhumah Rika.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Rika? Apakah Rika memiliki riwayat penyakit yang disembunyikan? Bagaimana pula perasaan Nur Kholik ketika mengetahui kekasih hatinya berpulang sebelum keduanya sempat menikmati masa-masa indah?

Berikut ini, wawancara host Fenty Novianty bersama Nur Kholik melalui aplikasi Zoom, Minggu (8/12/2024).
Tribun: Bisa dijelaskan kapan dan jam berapa akad nikah tersebut dilaksanakan?
Kholik: Akad nikah dilaksanakan sekitar jam 9 pagi. Setelah akad, resepsi langsung dimulai, dan pada jam 10 dilanjutkan dengan prosesi sungkeman.
Tribun: Bagaimana kondisi mendiang Rika sebelum dan selama akad?
Kholik: Saya bertemu Rika setelah akad, tepat setelah ijab kabul dinyatakan sah. Saat itu, Rika keluar dari kamarnya diiringi dua orang. Dari awal, saya sudah melihat wajahnya terlihat pucat, meskipun ia sudah dirias.
Baca juga: MOTIF Donny Agusta Culik Santi Emak-Emak di Bandung, Sudah Lama Saling Kenal, Ngaku Sakit Hati
Ketika kami duduk di meja akad untuk menandatangani buku nikah dan melakukan serah terima mahar, saya sempat tersenyum tipis, namun di dalam hati sudah mulai khawatir.
Setelah itu, ketika prosesi sungkeman, kondisi Rika semakin lemah, terutama saat mulai bersalaman dengan tamu undangan.
Tribun: Jadi, Mas Kholik sendiri yang pertama menyadari kondisi Rika yang sudah pucat?
Kholik: Iya, saya yang pertama melihatnya. Dari awal ia keluar, saya merasa ada yang berbeda.
Baca juga: Agus Buntung Minta Ampun Tak Mau Dipenjara Usai Lecehkan 15 Wanita di NTB, Minta Damai ke Korban
Meskipun ia sudah dirias, tapi tidak seperti biasanya. Saya merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Tribun: Apa tindakan pertama yang Mas lakukan saat melihat kondisi sang istri?
Kholik: Ketika melihat dia lemas, saya langsung bertanya, "Masih bisa berdiri, tidak?" Rika bilang tidak kuat, jadi saya memintanya duduk saja.
Tidak lama kemudian, perhatian tamu mulai tertuju ke Rika, yang semakin terlihat lemah.
Tiba-tiba, dia pingsan. Saya langsung membawanya ke kamar dan kami mencoba memberikan pertolongan pertama.

Tribun: Berapa lama jeda waktu dari kondisi memburuk hingga meninggal dunia?
Kholik: Setelah pingsan, saya membawa Rika ke kamar. Kami segera melepaskan sanggul dan baju kebayanya agar dia bisa bernapas lebih lega.
Tapi kondisinya semakin memburuk, hingga akhirnya kami memutuskan untuk membawa Rika ke puskesmas terdekat.
Di puskesmas, dokter mencoba memberi oksigen dan melakukan pemeriksaan.
Namun, karena kondisinya sudah kritis, dokter menyarankan untuk segera dirujuk ke rumah sakit.
Sayangnya, Rika sudah tidak bisa tertolong.
Tribun: Bagaimana perasaan Mas Kholik saat melihat kondisi istri yang sudah tidak berdaya?
Baca juga: Latar Pendidikan Didit Prabowo dan Pinka Haprani yang Dijodoh-jodohkan Netizen
Kholik: Perasaan saya campur aduk. Saya ingin menangis, tapi tetap mencoba pasrah.
Di puskesmas, saya terus berharap meskipun dokter sudah memberi tanda-tanda bahwa kondisinya kritis.
Saya masih yakin dia bisa diselamatkan.
Namun, di rumah sakit, dokter memastikan bahwa Rika telah tiada.
Itu momen yang sangat berat bagi saya.

Tribun: Apakah sebelumnya Rika memiliki riwayat penyakit?
Kholik: Iya, dari penjelasan keluarga, Rika memiliki kelainan pada jantungnya.
Sebelumnya, dia sempat berkonsultasi ke dokter dan disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit.
Tapi, karena akad nikah tinggal satu hari lagi, Rika memilih untuk tidak memberitahu siapapun dan tetap melanjutkan acara.
Tribun: Bagaimana Mas Kholik menghadapi kesedihan dan kehilangan ini?
Baca juga: SOSOK Lurah Cabuli Siswi SMK Magang di Maluku, Beri Uang Tutup Mulut Rp50 Ribu Berakhir Dikeroyok
Kholik: Saya sangat terpukul, tapi berusaha tegar.
Dukungan keluarga dan teman-teman sangat membantu saya melewati masa sulit ini.
Banyak yang memberikan doa dan simpati, bahkan dari orang-orang yang tidak saya undang ke pernikahan.
Tribun: Apa pesan atau kenangan terakhir yang paling berkesan dari sang istri?
Kholik: Rika adalah sosok yang tulus dan menerima saya apa adanya.
Perjalanan kami sejak 2019 penuh liku, tapi kami tetap bertahan hingga akhirnya menikah.
Kami sudah merencanakan banyak hal bersama. Namun, mungkin Allah punya rencana lain.
Kenangan itu akan selalu saya simpan di hati.
Klarifikasi Puskesmas
UPTD Puskesmas Air Naningan memberikan klarifikasi terkait meninggalnya seorang pengantin bernama Rika yang sempat menerima vaksin tetanus toksoid (TT) sebelum pernikahan.
Plt Kepala UPTD Puskesmas Air Naningan, Sastrawan mengatakan, pasien dilaporkan meninggal dunia setelah prosesi akad nikah, tepat 20 hari setelah menerima vaksin.
Ia menjelaskan, bahwa almarhum Rika Amiyana datang ke Puskesmas pada 15 November 2024 untuk membuat surat keterangan sehat sebagai salah satu syarat calon pengantin.
Setelah melalui proses pendaftaran, pasien diarahkan ke Poli Umum Klaster 3 untuk pemeriksaan kesehatan, termasuk cek laboratorium.
“Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kondisi normal, sehingga kami lanjutkan dengan pemberian vaksin TT pada tanggal tersebut,”
“Setelah vaksinasi, pasien tidak melaporkan adanya keluhan hingga pulang,” kata dia, Selasa (10/12/2024).
Sastrawan menjelaskan, bahwa selama 20 hari setelah vaksinasi, pasien tidak kembali ke Puskesmas untuk melaporkan keluhan apa pun.
Namun, pada hari pernikahannya, setelah prosesi akad nikah dan acara sungkeman, pasien dilaporkan merasa lemas hingga pingsan.
“Almarhumah dibawa ke UGD Puskesmas dalam kondisi lemah, tensi darahnya sudah rendah, dan pasien diberi oksigen sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Secanti,”
“Namun, sesampainya di rumah sakit, pasien dinyatakan meninggal dunia,” terangnya.
Terkait kabar bahwa pasien memiliki riwayat penyakit jantung, Sastrawan menegaskan bahwa pemberian vaksin TT dilakukan berdasarkan SOP yang ketat.
“Sebelum vaksinasi, kami pastikan pasien dalam kondisi sehat dan normal berdasarkan hasil pemeriksaan, Imunisasi TT ini termasuk aman, dan selama ini tidak ada kejadian,” tegasnya.
Sastrawan juga menambahkan bahwa tidak ada informasi dari pihak keluarga terkait penyakit bawaan yang dimiliki pasien.
“Kami melakukan deteksi dini, tetapi tanpa informasi dari keluarga, riwayat penyakit bawaan tidak teridentifikasi,”
“Namun, saat pemeriksaan dilakukan, pasien dalam kondisi sehat sehingga vaksin dapat diberikan,” imbuhnya.
Sastrawan memastikan bahwa vaksin TT tidak memiliki keterkaitan langsung dengan penyakit jantung.
“Imunisasi TT aman diberikan pada pasien yang memenuhi syarat,” tutupnya.
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.