Breaking News

Berita Viral

Amran Sulaiman Pecat Dirjen-Direktur yang Kongkalikong Buka Impor Jagung, Petani Rugi Rp 40 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman bercerita bagaimana membongkar korupsi di level pejabat Kementerian Pertanian (Kementan)

Editor: AbdiTumanggor
Kolase Tangkapan Layar Video
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman bercerita bagaimana membongkar korupsi di level pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) dalam program Kick Andy (8/12/2024). (Kolase Tangkapan Layar Video) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman bercerita bagaimana membongkar korupsi di level pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) dalam program Kick Andy (8/12/2024).

Amran Sulaiman menginginkan Kementerian Pertanian benar-benar fokus untuk kesejahteraan Petani Indonesia untuk menuju swasembada pangan.

Bahkan, Amran Sulaiman menangkap sendiri para pejabat korup di lingkungan Kementerian Pertanian.

Amran mengisahkan, dirinya membongkar jajarannya yang merugikan negara mencapai Rp 40 triliun.

Seperti halnya saat panen raya jagung, malah oknum Kementerian Pertanian mengeluarkan izin import.

Akhirnya harga hancur dan petani menjerit.

Dengan sikap tegas, Amran pun langsung bertindak dan memecat oknum-oknum petinggi Kementan tersebut.

Sikap tegas Amran Sulaiman ini pun diback-up penuh Presiden Prabowo Subianto.

Sikap tegas Amran ini pun turut diunggah akun X (Twitter) B. Prasetya @BANGSAygSUJUD.

"Saat panen raya jagung, oknum kementerian keluarkan izin import, harga hancur, petani kecil menjerit, kerugian total mencapai 40 T, Mentan Amran pecat oknum petinggi2 yg terima sogokan importir. Presiden Prabowo Subianto @prabowo back up penuh, LINDAH KORUPTOR JALANG,"tulis unggahan B. Prasetya @BANGSAygSUJUD.

Dikutip dari cuplikan video wawancaranya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menceritakan bagaimana ia bisa menemukan pejabat korup di lingkungan Kementerian Pertanian.

“Ini menarik, kami lagi produksi, kami lagi produksi jagung waktu itu, lagi peak season, panen puncak tiba-tiba impor masuk itu nilainya 6 trilliun,” ujar Amran.

“Kami langsung cek di Surabaya waktu itu, kami ketemu Dirjen, kami tanya Pak Dirjen kenapa ada impor? dan dijawab; Pak biasanya memang begitu,”sambung Amran.

Jawaban Dirjen ini pun membuat Amran menggelengkan kepala tak percaya, bagaimana bisa kesejahteraan rakyat digadaikan dengan kebiasaan yang sebenarnya harus dihapuskan.

Amran juga tak segan untuk menegur Dirjen.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved