Berita Viral
NASIB Pilu Pria Usai Menikah, Kerap Di-KDRT Istri Tapi Malu Lapor Polisi, Kini Diancam Dibunuh
Baru-baru ini viral di media sosial curhatan seorang pria yang merana usai menikah. Bagaimana tidak, ia menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (
TRIBUN-MEDAN.com - Baru-baru ini viral di media sosial curhatan seorang pria yang merana usai menikah.
Bagaimana tidak, ia menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) usai menikah dengan istrinya.
Bahkan jika berani lapor polisi, sang suami akan diancam dibunuh oleh istrinya.
Dikutip dari mStar, Senin (23/12/2024), banyak orang mengira kekerasan dalam rumah tangga hanya terjadi pada perempuan dan anak.
Namun faktanya tidak sedikit suami yang menjadi korban penganiayaan namun enggan melapor ke polisi karena rasa malu yang menyelimutinya.
Wajar jika banyak yang memberikan persepsi negatif dan mengkritik suami yang dianiaya, termasuk menyebut mereka 'takut istri' dan laki-laki lemah.
Melalui situasi seperti itu, seorang pria meminta pendapat warganet apakah boleh melapor ke polisi atau tidak karena ia juga mendapat ancaman pembunuhan dari istrinya.
“Bolehkah saya melapor ke polisi karena istri saya memukul dan mengancam akan membunuh saya? Layanan polisi?
“Malu lapor tapi yasudah, capek ‘dibantai’ lahir dan batin,” ucapnya dengan nada melankolis.
Ia yang enggan mengungkap identitasnya pun menyembunyikan penyebab perkelahian hingga dianiaya oleh istrinya.
Padahal, kata dia, dirinya bukanlah orang yang suka berkelahi melainkan harus menghadapinya karena memiliki pasangan yang pemarah.
“Saya tidak suka berkelahi tetapi tidak ada yang mengerti perasaan saya kecuali Tuhan.
“Istriku panas dan cepat marah,” keluhnya lagi.
Ungkapan perasaan yang dilontarkan di halaman X mengundang beragam reaksi warganet.
Selain memberikan kata-kata penyemangat, warganet juga berbagi cara agar dirinya mendapatkan keadilan dan meminta bantuan.
“Laporkan ke polisi dan pergi ke rumah sakit untuk diperiksa.
Laporan petugas medis penting lalu mengajukan cerai, istri yang durhaka tidak pantas diberi iddah.
Kalau punya anak, berjuanglah untuk punya anak, jangan malu.
“Saya punya teman seperti ini, dari luar terlihat sangat tangguh.
Dia mengatakan, hari-hari ketika dia takut pulang ke rumah setelah bekerja, itu tidak menyenangkan karena dia tidak tahu apa yang akan dilakukan istrinya.
Polisi telah membuat banyak laporan, namun semuanya hanyalah laporan sampul.
“Setiap orang berhak untuk bebas dari pelecehan dan kekerasan dalam rumah tangga.
Semoga segalanya menjadi lebih mudah.
“Kelihatannya lemah, tapi layak lapor ke polisi kalau bisa memberikan bukti percakapan atau rekamannya agar lebih kuat.
Saya pernah melihat perempuan agresif seperti ini, mereka menampar saya sekali dan melapor ke polisi,” demikian pandangan komunitas virtual.
Sementara itu, nasib serupa juga dialami oleh seorang wanita Malaysia yang punya suami baru.
Ia mendapatkan perlakuan kasar setelah menjalin rumah tangga dengan suami barunya tersebut.
Tak hanya itu, anaknya yang menyandang autisme juga tak luput dari penganiayaan.
Bahkan perlakuan kasar itu dilakukan di depan mata wanita ini.
Dikutip dari mStar, Jumat (13/12/2024), menikah dengan seorang janda atau duda yang sudah mempunyai anak bukanlah suatu hal yang mudah.
Tidak semua orang mampu menerima keturunan bukan dari darah dagingnya sendiri, apalagi jika masih kecil, aktif, dan tangguh.
Jika menikah dengan orang yang tepat, maka anak akan selamat dan rumah tangga akan selamat, namun jika sebaliknya pasti akan menimbulkan masalah.
Hal ini dialami seorang perempuan yang mengaku kehidupannya bersama dua anak dari pernikahan sebelumnya disiksa secara mental dan sik oleh suami barunya.
“Anak saya sering diperlakukan kasar dan kasar.
Kemarin anak saya tergeletak, dia mendorongnya ke samping sambil menendang kepala anak itu.
"Bukan sekali tapi berkali-kali.
Jadi saya tegur dan marah ke dia.
Dia tidak puas dan akhirnya kami bertengkar sampai rambut saya ditarik, tangan saya dipelintir, leher saya dicekik.
“Kemudian badan saya dipukul dan hampir ditinju,” ujarnya melalui ekspresi di media sosial sembari menceritakan bahwa dirinya sudah hampir dua tahun menikah dengan pria yang bersangkutan.
Lebih lanjut ia mengatakan, anak pertamanya berusia sembilan tahun, sedangkan anak keduanya yang berusia enam tahun didiagnosis menderita autisme dan ADHD (attention desit hyperactivity disorder).
Dengan suaminya saat ini, dia memiliki seorang anak berusia sembilan bulan.
“Sejak awal menikah, dia sering menganiaya anak istimewa saya dengan tangan dan kaki.
Anak saya sering dicubit hingga merah dan lebam, dipukuli, dipukul di bagian muka dan kepala, serta ditendang.
“Sedangkan anak pertama sering dimaki, dihina, diremehkan, di-bully secara emosional.
Sebagai seorang ibu, melihat hal itu terjadi, saya jadi marah, marah,” ujarnya.
Wanita tersebut juga mengaku putra sulungnya pernah mengalami tekanan emosional dan sering depresi hingga meminta cerai karena tidak tahan duduk di rumah akibat perundungan mental dan emosional.
Ia menambahkan, pria tersebut membeda-bedakan kasih sayang dan suka membandingkan anak tirinya dengan anak kandungnya saja serta menganggap kedua anaknya sebagai penumpang.
“Saya mencoba bunuh diri saat saya sedang mengandung anaknya karena stres tinggal bersamanya.
Hari demi bulan, bulan demi tahun, saya menyimpan masalah saya sendiri hingga akhirnya pada bulan Agustus 2024 lalu saya harus buka mulut dan bercerita kepada adik saya.
“Dia bilang dia melihat suaminya punya sifat narsis dan saat itulah saya mulai mencari apa itu narsisme dan sekarang saya yakin dia memang punya masalah itu,” ujarnya.
Ia mengaku sempat terjebak dan depresi dan sempat menceritakan permasalahan keluarganya kepada ibu mertuanya, ibu suaminya.
“Katanya terserah saya mau berbuat apa, karena dia memberi saya nasehat, tapi anaknya yang tidak berubah.
Saya rasa, saya bisa menghadapinya dan bertahan selama 20 hingga 30 tahun.
Saya benar-benar lelah secara mental.
“Saya sangat sedih dengan nasib anak-anak.
Saya merasa bersalah karena mengambil keputusan dan menikah dengan orang yang salah dalam hidup saya,” ujarnya.
Mengakhiri pernyataannya, wanita tersebut mengatakan bahwa dia memahami bahwa tidak mudah hidup dengan anak yang sangat aktif.
Sementara itu, warganet meminta perempuan yang terlibat membuat laporan polisi menyusul sikap suaminya yang tidak terkendali dan takut terjadi hal buruk.
"Luka memar pada anak dan diri sendiri bisa ke klinik untuk mendapat laporan kesehatan.
Lalu ke kantor polisi untuk membuat laporan penganiayaan.
Kalau sudah dipukul berkali-kali, buat laporan kasus penganiayaan berkali-kali," kata seorang warganet.
“Pengalaman kita hampir sama Bu, ingatkan saya bahwa pernikahan kedua lebih baik tetapi sebaliknya.
Baru empat bulan setelah menikah, saya sedang hamil pada saat saya dipukuli oleh mantan suami saya.
"Hanya bertahan dua tahun dan saya mengajukan fasakh.
Terimalah takdir yang telah Tuhan tetapkan dan cari jalan keluar dari kehidupan yang beracun," kata warganet.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com
| TANAH Longsor di Trenggalek Timbun Rumah Warga, 2 Orang Meninggal dan 2 Hilang |
|
|---|
| IKN Dijuluki Kota Hantu, Respons Anggota DPR RI: Artinya Masa Depannya Gelap |
|
|---|
| Fakta-fakta Penganiayaan Musafir hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 2 Pelaku Sudah Ditangkap |
|
|---|
| Relakan Istri Ditiduri Sahabatnya, Suami di Siak Emosi Karena Tak Dibagi Wifi, Ini Pengakuannya |
|
|---|
| VIRAL Rombongan Travel Kaget Makan Seafood Digetok Rp16 Juta, Nota Ditulis Tangan, Penjual Ngotot |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.