Banjir Bandang di Taput

Keluhan Warga Sarulla setelah Banjir Bandang, Ketinggian Pasir Semeter Timbun Lahan Pertanian

Ada 127 rumah yang terdampak dan 700 areal pertanian atau lahan pertanian yang diusahai 700 kepala keluarga

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Kondisi jalanan di Kecamatan Pahae Jae sehari setelah banjir bandang terjadi. Banjir bandang yang membawa material pasir, tanah, bebatuan dan potongan kayu tersebut terjadi pada tanggal 29 Desember 2024 lalu. 

"Kami juga berharap agar rumah-rumah yang berada di pinggiran sungai Aek Sarulla dapat digunakan kembali," lanjutnya.

Dalam peristiwa tersebut, ia sebutkan tidak ada korban jiwa. Namun ketakutan dan trauma masih mereka rasakan. Termasuk saat pergantian tahun, mereka masih teringat dengan kejadian nahas tersebut.

"Masyarakat semuanya dalam keadaan sehat. Tidak ada korban jiwa. Namun, sejumlah keluarga tak bisa menyelamatkan barang-barang berharga, termasuk pakaian dan alat masak mereka karena terbawa arus sungai," tuturnya.

Guna mengetahui apa penyebab banjir bandang tersebut, sejumlah masyarakat juga sudah sambangi kawasan Sarulla Dolok. Namun lebih pastinya, mereka masih menunggu hasil tinjauan dari Pemkab Taput melalui Dinas Lindup dan BPBD.

"Soal penyebab terjadinya banjir bandang, saat ini masyarakat tengah berangkat ke Sarulla Dolok. Ada kecurigaan kami karena sampai sekarang air Aek Sarulla masih keruh," sambungnya.

"Infonya, BPBD dan Dinas Lindup Tapanuli Utara akan segera meninjau apa penyebab terjadinya banjir bandang yang terjadi pada akhir tahun 2024 ini," tuturnya.

"Kemungkinan Kecamatan Pangaribuan yang bersinggungan dengan terjadinya banjir bandang ini," terangnya.

Hingga saat ini, masyarakat masih memperbaiki kerusakan akibat banjir bandang tersebut.

 

Polisi: Sehari Setelah Banjir Bandang, Arus Lalulintas Berjalan Seperti Biasa


Kasi Humas Aiptu Walpon Baringbing mengutarakan soal kedua lokasi banjir bandang tersebut. Pertama, banjir bandang terjadi di Kecamatan Pahae Jae akibat Sungai Sarulla tiba-tiba meluap. 

"Untuk yang di kelurahan pasar Sarulla, Air yang datang dari pegunungan melintasi sungai Sarulla tiba-tiba membesar," tutur Aiptu Walpon Baringbing beberapa waktu lalu.

"Akhirnya sungai Sarulla tidak sanggup menampung debit air dan meluap hingga ke rumah-rumah warga serta meggenangi sepanjang jalan sekitar 300 meter," sambungnya.

Luapan air juga membawa kayu besar yang tumbang dari pegunungan sehingga membuat sumbat air keluar dari bawah Jembatan Sarulla.

Ia menyampaikan proses evakuasi material bajir bandang yang berada di jalananan. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved