Breaking News

Siswa Nunggak SPP Dihukum Guru

Siswa SD Dihukum Duduk di Lantai Oleh Gurunya karena Nunggak SPP, Polisi Bantu Mediasi 

Polisi yang mendapatkan informasi terkait kejadian itu pun langsung merespon dan mendatangi sekolah yang berada di Jalan STM, Kecamatan Medan Johor.

|
Editor: Ayu Prasandi
HO
Kapolsek Delitua, Kompol Dedy Dharma, melakukan mediasi dengan orangtua siswa dan juga wali kelas di SD Yayasan Abdi Sukma di Jalan STM, Kecamatan Medan Johor. (Ho) 

Kalaupun anaknya tidak dipindahkan, Kamelia harus membuat kesepakatan dengan Kepala Sekolah, yakni wali kelas berinisial HRYT yang menghukum anaknya harus dipecat dari sekolah.

Kalau HRYT masih mengajar, dia memastikan akan memindahkan anaknya.

"Saya berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, buk kalau dia gak keluar, saya tarik anak saya. Karena otomatis anak saya trauma,"kata Kamelia, dihubungi, Sabtu (11/1/2025).

Kamelia mengungkap, kalau anaknya tetap bersekolah di yayasan Abdi Sukma dan masih bertemu dengan pelaku akan trauma.

Kemudian, pelaku pasti akan membenci anaknya karena kasus ini mencuat.

Otomatis, katanya proses belajar mengajar anaknya akan terganggu.

"Saya tahu, akibat kejadian itu pasti membuat anak saya dibenci."

Sebelumnya, peristiwa memilukan dialami MI (10) seorang siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) Yayasan Abdi Sukma Kota Medan.

Ia dilarang mengikuti proses belajar mengajar di kelas oleh gurunya hanya karena menunggak uang sekolah selama tiga bulan.

Mirisnya lagi, ia disuruh duduk di lantai keramik dihadapan rekannya sejak tanggal 6 Januari hingga 8 Januari dari pagi sampai jam belajar selesai.

Video pelajar duduk di lantai selama belajar mengajar pun beredar luas hingga viral di media sosial.

Kamelia menceritakan betapa perih hatinya melihat putranya duduk di lantai hanya karena nunggak bayar uang sekolah selama tiga bulan, sebesar Rp 180 ribu pada Rabu 8 Januari 2025 kemarin.

Melihat secara langsung dari pintu kelas, seakan-akan detak jantung Kamelia berhenti, lalu berdetak kencang seperti genderang perang.

Emosinya memuncak. Tangisnya pecah disertai teriakan yang meletup-letup.

Tak disangkanya, anak yang berjalan kaki dari rumah pagi-pagi ke sekolah untuk menimba ilmu malah jadi tontonan kawan-kawannya satu kelas seperti gelandangan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved