Medan Terkini
DPRD Sumut Sebut Drainase yang Dibangun Pemko Medan Tak Terawat sehingga Banjir Masih Terjadi
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara menilai program penyelesaian penanganan banjir di Medan belum optimal.
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara menilai program penyelesaian penanganan banjir di Medan belum optimal.
Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi D DPRD Sumut, Defri Noval Pasaribu. Politisi NasDem itu memandang, persoalan banjir masih rutin melanda Kota Medan terjadi karena banyak infrastruktur yang dibangun sejak lama tidak terawat.
Sebab itu, meski pemerintah sudah melakukan antisipasi banjir di kota berjuluk Paris Van Sumatera ini, banjir masih melanda sejumlah wilayah saat hujan deras turun.
"Proyek demi proyek mengatasi banjir kota yang dilintasi 4 sungai besar ini telah diluncurkan. Terbaru program yang diluncurkan adalah Program Pembangunan Sistem Drainase Perkotaan. Namun proyek proyek tersebut kurang efektif menyelesaikan persoalan banjir di Kota Medan. Gagal kah proyek proyek drainase Kota Medan?, bukan gagal namun kurang efektif," kata Defri, Kamis (13/2/2025).
Defri mengatakan, proyek proyek pembangunan infrastruktur seperti Medan Urban Development Project maupun Medan Metropolitan Urban Development Project - MMUDP yang sudah diluncurkan dari tahun 1982, namun tidak di rawat.
"Kota Medan dalam mengantisipasi banjir, sudah meluncurkan proyek MUDP di mulai tahun 1982, lalu MMUDP serta proyek pembangunan drainase lainya. Semua baik, semua sudah kita buat namun kita tidak bisa merawat. Maka hasilnya kurang efektif atasi banjir di kota ini," jelasnya.
Kondisi ini menurutnya harus segera diperbaiki secara menyeluruh, tersistematis dan memenuhi unsur teknis penanganan banjir.
Titik banjir di Kota Medan sudah semakin banyak dikarenakan akselerasi pembangunan dan perkembangan kawasan perkotaan yang semakin cepat. Maka, kata Defri, penyelesaiannya tidak bisa lagi secara parsial.
"Akselerasi pembangunan dan perkembangan kawasan perkotaan, membuat masalah permukiman semakin kompleks dan memerlukan solusi tepat meminimalisir dampak pembangunan. Tidak bisa lagi penyelesaian dengan cara parsial," ujarnya.
Pembangunan parsial mengatasi banjir yang dimaksud Defri Noval, adalah pembangunan yang tidak terkoordinasi antara satu titik banjir dengan titik banjir lain.
"Perbaiki di sini, tapi di lain titik tidak. Teratasi banjir di satu titik, titik banjir lain muncul karena tidak tersentuh perbaikan. Ini yang terlihat oleh publik," katanya
Ada baiknya kata Defri, pemerintah kedepan menginventaris proyek proyek drainase yang pernah di buat, lalu merawatnya untuk diselaraskan dengan pembangunan sistem drainase yang saat ini dilaksanakan.
"Proyek proyek pembangunan drainase yang pernah di buat, mari kita rawat, ada MUDP atau MMUDP dan proyek drainase lain. Sehingga bisa bersinggungan dengan proyek pembangunan sistem drainase yang saat ini lagi dilaksanakan," saran Defri Noval yang juga Ketua DPW Garda Pemuda NasDem Sumut ini.
"Jadi proyek proyek drainase terdahulu bermanfaat dan berfungsi dengan baik sehingga dapat mendukung apa yang kita buat saat ini," ujarnya.
(cr17/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Stiker Barcode Parkir Berlangganan Tak Berlaku Lagi di Medan, Begini Kata Kadishub |
![]() |
---|
Diperiksa Kejatisu, Anggota DPRD Medan Eko Ditanyai 18 Pernyataan Dugaan Pemerasan |
![]() |
---|
Kebijakan Baru, Stiker Barcode Parkir Berlangganan Tidak Berlaku Lagi, Ini Kata Kadishub |
![]() |
---|
Besaran Tunjangan yang Diterima Anggota DPRD Sumut, Ada Tunjangan Sewa Rumah hingga Transportasi |
![]() |
---|
6 Bulan Berlalu, Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Pakai Lagu tanpa Izin di HW Dragon Bar Medan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.