Berita Asahan Terkini
Bertaruh Nyawa, Pelajar di Sei Kepayang Asahan Terpaksa Menggunakan Sampan demi Belajar
Demi menempuh pendidikan, puluhan siswa di Desa Sei Paham, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan bertaruh nyawa mengarungi Sungai Asahan .
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Randy P.F Hutagaol
"Kalau sekolah biasa memberikan kelonggaran untuk para siswa. Biasanya mereka kalau terlambat hanya diberikan hukuman kutip sampah sebagai bentuk tanggungjawab mereka, tapi tidak dimarahi," ujar Wali Kelas 3, Sekolah Dasar Taman Pendidikan Islam, Sei Kepayang, Meilida Senja.
Katanya, setidaknya ada 30 siswa yang menempuh pendidikan di Taman Pendidikan Islam yang bersekolah menggunakan transportasi sampan.
"Ada sekitar 30 orang siswa yang menggunakan sampan untuk bersekolah. Dari kelas 1 sampai kelas 6 itu ada yang berangkat sekolah menggunakan sampan," ujarnya.
Katanya, meskipun begitu. Para siswa tetap giat untuk bersekolah dan tidak ada alasan untuk libur atau tidak datang kesekolah karena transportasi.
"Tidak ada yang malas. Mereka semua giat kesekolah, kecuali kalau hujan, atau kerusakan mesin baru ada yang tidak hadir kesekolah. Kalau tidak, semua datang," ungkapnya.
Katanya, alasan para siswa tidak menggunakan jalur darat karena orang tua para siswa memiliki kesibukan lainnya seperti bekerja, dan mempersiapkan makanan dirumah.
"Mereka berangkat beramai-ramai dengan teman-temannya. Kan disini ada juga tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jadi mereka berangkat bersama kakak kelas mereka," katanya.
*Turun-temurun, dan Sudah Sejak Puluhan Tahun*
Sementara, Kepala Desa Sei Paham, Japilian mengaku berangkat sekolah menggunakan sampan ini merupakan tradisi turun menurun dari nenek hingga buyut.
"Sebenarnya, mereka ini berangkat kesekolah menggunakan sampan merupakan tradisi dari laut nenek kami. Karena, sejak dulu-dulu, nenek kami sudah naik sampan untuk menuju sekolah Tampis ini," ungkap Kepala Desa Sei Paham, Japilian.
Katanya, para siswa lebih efisien menggunakan jalur air ketimbang jalur darat yang disediakan pemerintah untuk menghubungkan Dusun 17 dan dusun 2 Sei Paham.
"Kalau efisiensinya, lebih baik menggunakan sampan. Apalagi kalau hujan, pasti banyak siswa yang menggunakan sampan," katanya.
Senada dengan kepala Desa, Kepala Dusun 17 Sei Paham, Safari Simangunsong, turut mengaku hal tersebut merupakan tradisi masyarakat.
"Memang dari dulu seperti ini. Hanya saja, baru viral kemarin karena stikmanya berbeda. Tapi, dari zaman kami dulu juga sudah menggunakan sampan," kata Safari Simangunsong.
Lanjutnya, pada zamannya bersekolah dahulu, sampan yang ditumpangi tidak memiliki mesin, namun di dayung menggunakan kayu.
| Kasus Pegawai BNN Asahan yang Begal Masyarakat dengan Senjata Kantor, Jaksa Minta Lengkapi Berkas |
|
|---|
| Tiga Tahun Buron, Terpidana Kekerasan terhadap Anak Ini Diringkus Tim Tabur Kejari Asahan |
|
|---|
| Satu Unit Mobil Terbakar di Halaman Rumah di Asahan, Pemilik Sempat Temukan Botol Berbau Bensin |
|
|---|
| Tampang Suami yang Tega Aniaya Istri di Depan Anak di Asahan, Ini Kata Kanit PPA Polres Asahan |
|
|---|
| Tahanan Polres Asahan Diduga Dianiaya Pengunjung di Lapas Labuhanruku |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.