Berita Viral

NASIB Nenek Yati, Tinggal di Rumah tanpa Atap, Ketakutan Setiap Mendung, Keberadaan Anaknya Disorot

Sesekali wajah Yati tampak mendongak ke atas memastikan mendung yang bergayut tidak menjadi hujan. Saat hujan turun ia ikut berteduh di rumah tetangga

KOMPAS.COM/SUKOCO
KETAKUTAN SETIAP MENDUNG: Kondisi rumah Yati yang tak lagi beratap karena lapuk yang membuat atap rumahnya ambruk belasan tahun lalu. Ia pun ketakutan setiap mendung 

Suti, salah satu warga Desa Pelem yang memiliki warung, mengaku sering disambati Yati untuk meminjam uang maupun sembako untuk menyambung hidupnya. 

Dia mengaku kadang trenyuh melihat kondisi tetangganya tersebut karena tetap bertahan di rumah yang atapnya sudah ambruk belasan tahun lalu. 

“Saya kan pedagang kecil, kadang bisa minjami uang atau beras, tapi kadang ya trenyuh kalau tidak bisa minjami uang. Dulu sempat direhab atapnya oleh pemerintah desa, tapi rusak lagi,” katanya.


Rehab rumah terkendala status lahan

Kasi Pelayanan Desa Pelem, Harto menerangkan, Yati masih tercatat sebagaiw arga Desa Pelem dengan nama Yatinem.

Ia mengaku kondisi rumah Yatinem sudah diusulkan untuk mendapatkan program rehabilitasi rumah layak huni ke pemerintah daerah, tapi sayangnya status tanah yang ditempat rumah Yatinem bermasalah.

“Sudah kita usulkan untuk program rehabilitasi rumah, tapi terkendala status tanah. Keluarga suaminya tidak mengizinkan untuk rehabilitasi rumah di situ,” katanya. 

Meski demikian, Harto memastikan bahwa Yatinem merupakan warga yang tercatat sebagai penerima manfaat program beras dari Bapanas serta menerima program Kasih Bunda. 

“Yang tahu pasti mbak Triana itu, tapi sudah menerima bantuan beras dan program Kasih Bunda,” ucapnya.

Sementara itu, Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Magetan, Sutrisno memastikan pemerintah daerah sudah berupaya memberikan bantuan untuk tinggal di shelter milik pemerintah daerah, tetapi Yati menolak. 

Menurutnya, desa juga pernah menawarkan pembangunan kamar layak huni di lahan aset desa, tetapi Yati juga menolak. 

“Pernah kita kunjungi dengan tawaran tinggal di shelter rumah lansia Glodok, yang bersangkutan tidak mau. Desa mau membangunkan kamar layak huni di lahan aset desa, dia juga tidak mau. Yang bersangkutan penerima bantuan Bunda Kasih,” ucapnya.

Berharap Ikut Anak

Rumah Yati pun tidak banyak perabotnya.

Di ruang utama rumah berukuran 2x3 meter yang tampak terang benderang oleh cahaya matahari yang kembali muncul, terdapat meja kecil tempat menaruh piring dan sendok yang bersebelahan dengan tungku kecil tempat memasak. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved