Berita Viral
Nasib Sritex Gulung Tikar, Ini Daftar Aset Iwan Kurniawan Lukminto yang Tersisa
Seperti dikethui, PT Sritex pailit dan gulung tikar karena utang menggunung hingga Rp25 triliun ke berbagai bank dalam dan luar negeri.
TRIBUN-MEDAN.com - Iwan Kurniawan Lukminto sang Direktur ternyata masih punya banyak aset dan bisnis meskipun PT Sritex pailit dan ribuan karyawannya kena PHK.
Apa saja aset dan bisnis Iwan Kurniawan Lukminto.
Seperti dikethui, PT Sritex pailit dan gulung tikar karena utang menggunung hingga Rp25 triliun ke berbagai bank dalam dan luar negeri.
Sejak 2021, Sritex mengalami kerugian berturut-turut selama empat tahun, yang akhirnya menyebabkan perusahaan tekstil raksasa ini dinyatakan bangkrut.
Namun, terlepas dari nasib perusahaan, keluarga Lukminto tetap dikenal sebagai salah satu keluarga konglomerat terkemuka, baik di Jawa Tengah maupun di tingkat nasional.
Iwan Lukminto diketahui masih memiliki berbagai aset dan bisnis yang tersebar di berbagai daerah.
Iwan Kurniawan Lukminto ini pernah masuk dalam jajaran orang terkaya di versi Forbes tahun 2020.
Dikutip dari Surya.co.id, Iwan sempat masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Berdasarkan data pada September 2020, kekayaan Iwan mencapai USD 515 juta atau sekitar Rp 8,1 triliun jika dihitung dengan kurs sekarang, yaitu USD 1 = Rp 15.700.
Jumlah harta tersebut membuatnya berada pada urutan ke-49 pada daftar orang terkaya di Indonesia.
Pada tahun sebelumnya, kekayaan Iwan tercatat mencapai USD 585 juta atau sekitar Rp 9,2 triliun.
Namun sejak itu, namanya tak lagi masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Jumlah hartanya yang terbaru pun tidak lagi tercatat.
Lantas, apa saja aset dan bisnis yang dimliki oleh Iwan Lukminto dan keluarganya?

1.Tekstil
Keluarga Lukminto memulai usaha tekstil melalui PT Sri Rejeki Isman (Sritex), yang didirikan pada 1966. Usaha ini berkembang pesat dan kini menjadi salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara.
Sritex memproduksi kain untuk berbagai pasar internasional, termasuk seragam untuk NATO dan tentara Jerman.
Sritex juga memproduksi pakaian untuk merek-merek ternama seperti Uniqlo, Zara, JCPenney, New Yorker, Sears, dan Walmart. Sejak 2007, Sritex dipimpin oleh putra sulung Lukminto, Iwan Setiawan Lukminto.
2. Gedung Olahraga
Keluarga Lukminto juga memiliki Gedung Olahraga (GOR) Sritex di Solo.
GOR ini menjadi lokasi utama untuk pertandingan bola voli, basket, dan acara olahraga lainnya.
GOR Sritex juga digunakan untuk acara yang melibatkan massa dan menjadi venue dalam berbagai event, seperti Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII yang akan diadakan di Solo pada 2024.
3. Hotel
Melalui anak perusahaan PT Wisma Utama Binaloka, keluarga Lukminto memiliki sekitar sepuluh hotel di berbagai lokasi, termasuk Solo, Yogyakarta, dan Bali.
Beberapa hotel yang mereka operasikan antara lain Diamond Hotel, Grand Orchid, @Hom, Holiday Inn Express di Yogyakarta dan Bali, serta Horison dan Solo Mansion.
Pada 2013, PT Sri Rejeki Isman Tbk, yang juga bergerak di sektor ini, terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Museum
Tumurun Private Museum adalah museum pribadi yang dikelola oleh keluarga Lukminto di Surakarta.
Museum ini memamerkan seni instalasi, seni kontemporer, lukisan, dan koleksi mobil antik.
Pendirian museum ini merupakan bentuk penghormatan kepada Lukminto, sang ayah, yang juga seorang kolektor seni.
Awalnya museum ini hanya diperuntukkan bagi keluarga, namun kini telah dibuka untuk umum dengan sistem berbayar.
5. Industri Kertas
Selain bisnis tekstil, keluarga Lukminto juga terlibat dalam industri kertas melalui PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT), yang memproduksi berbagai produk kertas, termasuk karton box, paper tube, dan paper cone.
6. Investasi dan Grosir
Keluarga Lukminto juga terlibat dalam investasi dan perdagangan grosir melalui perusahaan Golden Legacy Pte Ltd dan Golden Mountain Textile, Trading Pte Ltd yang beroperasi di Singapura.
Perusahaan-perusahaan ini berfokus pada investasi dan perdagangan barang grosir, memperluas portofolio bisnis mereka ke sektor internasional.
Profil Iwan Lukminto
Mengutip laman resmi Sritex, Iwan Setiawan Lukminto atau juga dikenal dengan Iwan Lukminto saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama Sritex.
Pria kelahiran 24 Juni 1975 ini merupakan jebolan Business Administration Suffolk University, Amerika Serikat.
Ia juga tercatat merupakan Lemhanas Angkatan 20.
Sebelum menjadi komisaris utama, Iwan Lukminto sempat menjadi Dirut Sritex cukup lama, yakni sejak 2014. Hingga pada 2023, tampuk kepemimpinan Sritex beralih ke adiknya, yakni Iwan Kurniawan Lukminto hingga saat ini.
Selain mengurusi Sritex, Iwan Lukminto juga tercatat sempat menjabat beberapa posisi strategis di berbagai organisasi mentereng. Misalnya ia pernah menjadi Ketua Umum Asosiasi Emiten (AEI) pada 2020-2021.
Iwan Lukminto juga pernah menjadi Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), sebuah organisasi pengusaha tekstil terbesar di Tanah Air. Namanya juga tercatat sebagai Dewan Kehormatan PB Wushu Indonesia.
Anak dari pendiri Sritex Haji Lukminto ini sudah lebih dari 25 tahun berkecimpung di dunia pertekstilan.
Dikutip dari Forbes, Iwan Setiawan Lukminto bahkan beberapa kali masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Forbes pernah mencatat jumlah kekayaan pria yang saat ini berusia 49 tahun ini sebesar 515 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,05 triliun.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel
Fakta-fakta Murkanya Walikota Prabumulih, Anaknya Bocor Kepala Ditolak hingga Pembelaan Pihak RS |
![]() |
---|
Penyebab Tewasnya Pegawai Kemlu Arya Daru Kehabisan Napas, Terkuak Fakta CCTV dan Percakapan Telepon |
![]() |
---|
Dosen Legendaris UI Sampai Menangis, Dengar Kisah Margareth, Anak Kuli Dicibir Miskin Untuk Kuliah |
![]() |
---|
Hasto Kristiyanto Langsung Cium dan Peluk Istri Usai Divonis 3 Tahun 6 Bulan Penjara |
![]() |
---|
Kecewa Vonis Sekjen PDIP Hasto, Ribka Tjiptaning Serukan Kudatuli Jilid 2 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.