Breaking News

Binjai Terkini

Anak 11 Bulan Meninggal di RSUD Djoelham Binjai Diduga karena Pelayanan Buruk, Ini Kata Plt Direktur

Plt Direktur RSUD Djoelham, dr Romy Ananda Lukman akan menelusuri dugaan buruknya pelayanan yang dilakukan oleh salah seorang dokter.

|
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
ANAK MENINGGAL - Kondisi Muhammad Adzriel Pramana saat dipompa menggunakan alat bantu udara yang pada akhirnya dinyatakan meninggal dunia di RSUD Djoelham Binjai beberapa waktu yang lalu. Adzriel Pramana berusia 11 bulan meninggal dunia diduga karena buruknya pelayanan yang ada di rumah sakit umum daerah milik pemerintah tersebut. 

Agar tak bertele-tele, anak Agung pun dirawat diruang PICU. Sejumlah alat dipasang ditubuh anaknya untuk mengetahui detak jantung dan pernapasan.

Namun kondisi Adzriel makin memprihatinkan. Menurut Agung detak jantung anaknya sudah tidak normal, yaitu 300 perdetik. 

"Yang mengecewakannya lagi dokter spesialis anak tidak kunjung datang. Hanya perawat jaga saja yang ada diruangan PICU tersebut. Sampai keesokan harinya di tanggal 14 Januari 2025, tepatnya di pagi hari, kami tanyakan sama perawat jaganya mana dokter spesialisnya kenapa belum datang juga," kata  Agung.

Dengan enteng perawat itu menjawab, jika dokter spesialis itu terkadang datang cepat dan kadang datang lama. 

Pada saat itu itu juga, Agung dan istrinya sangat gelisah melihat kondisi anaknya yang semakin memburuk.

"Tepat pukul 10.00 WIB, kami kembali menanyakan lagi kenapa dokter spesialis belum juga datang untuk memeriksa kondisi kesehatan anak kami. Sampai pukul 11.00 WIB berlalu, dokter spesialis tidak juga datang," ujar Agung. 

Sedangkan itu, kondisi anak Agung makin tak berdaya. Pukul 12.00 WIB, Muhammad Adzriel Pramana meninggal dunia. 

"Saya dan keluarga sangat syok dan terkejut seakan tak percaya anak kami sudah meninggal dunia. Di situ dokter spesialis anak juga belum datang. Keadaan semakin panik. Pihak RSUD lalu sibuk menelepon dokter spesialisnya bilang klau anak kami sudah gawat. Padahal memang sudah tidak bernyawa lagi," ujar Agung. 

Sontak Agung beserta keluarga besar langsung menangis histeris atas kepergian Muhammad Adzriel Pramana. 

"Akhirnya dokter spesialis anak itu datang dan memompa anak kami memakai alat bantu udara. Buat apalagi anak kami sudah tak bernyawa. Sempat dokter itu becakap anak kami sudah tidak ada. Lalu dia pergi meninggalkan ruangan PICU," ujar Agung. 

Kemudian, jasad anak kesayangan Agung pun dibedong sama perawat jaga, dan disuruh untuk dibawa pulang begitu saja.

"Sungguh tragis yang kami rasakan. Tak menyangka pelayanannya sangat buruk. Dan seharusnya SOP RSUD Itu kan, jenazah harus di bersihkan terlebih dahulu baru boleh kita bawa pulang. Pihak keluarga tak terima dengan perlakuan RSUD Djoelham dengan playanan yang sangat buruk," ujar Agung. 

"Lalu pihak RSUD sempat berkata, bawa saja dulu anknya pulang nanti kita ketemu. Apa maksudnya, anak saya saja sudah tidak ada lagi," lanjutnya.

Bahkan atas kejadian ini, Agung mengaku pasien lainnya yang satu ruangan dengan anaknya, mengalami kepanikan. 

"Pasien satu ruangan pada saat itu juga panik ingin bawa anaknya pulang. Karena takut anaknya juga diperlakukan tidak becus oleh pihak rumah sakit. Kami keluarga pasien sangat kecewa dengan pelayanan RSUD Djoelham," ujar Agung. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved