Berita Viral

KEPSEK SMAN 1 Ungkap Sosok Aura Cinta Semasa Sekolah: Masuk Jalur Tak Mampu dan Sering Izin Syuting

Kepala Sekolah SMAN 1 Cikarang Utara Bekasi Didi Rosidi mengungkapkan sosok Aura Cinta semasa sekolah. 

Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
DEDI MULYADI DEBAT DENGAN KORBAN GUSUR - Korban Gusur Kritik Larangan Study Tour, Dedi Mulyadi Geram 

TRIBUN-MEDAN.com - Kepala Sekolah SMAN 1 Cikarang Utara Bekasi Didi Rosidi mengungkapkan sosok Aura Cinta semasa sekolah

Aura Cinta memiliki nama asli Egalita Aurelia Devi Artamevia. 

Aura Cinta lulus SMA tahun 2024. Dia masuk sekolah pada tahun 2021. 

Sosok Aura Cinta menjadi perbincangan setelah berani berdebat dengan Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat. 

"Dia (Aura) masuk tahun 2021/2022, lulus tahun 2024, satu tahun yang lalu," ungkap Didi dalam tayangan YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, dikutip pada Selasa (29/4/2025).

Lebih lanjut, Didi membenarkan Aura dan keluarganya memang tinggal di bantaran Kali Cikarang Bekasi Laut.

BINTANGI IKLAN PINJOL - Tangkapan layar sosok remaja bernama Aura Cinta yang lagi viral, dilansir pada Senin (28/4/2025). Jejak digital remaja yang berani debat dengan Dedi Mulyadi dikuliti netizen. Aura ternyata pernah iklankan pinjol hingga syuting cari jodoh di TV. (kolase youtube Kang Dedi Mulyadi dan Twitter)
BINTANGI IKLAN PINJOL - Tangkapan layar sosok remaja bernama Aura Cinta yang lagi viral, dilansir pada Senin (28/4/2025). Jejak digital remaja yang berani debat dengan Dedi Mulyadi dikuliti netizen. Aura ternyata pernah iklankan pinjol hingga syuting cari jodoh di TV. (kolase youtube Kang Dedi Mulyadi dan Twitter) (kolase youtube Kang Dedi Mulyadi dan Twitter)

Sebagai informasi, rumah-rumah yang ada di bantaran Kali Cikarang Bekasi Laut, termasuk rumah Aura, telah dibongkar.

Hal ini disampaikan Didi saat membahas pekerjaan orang tua murid-murid SMAN 1 Cikarang Utara.

"Secara umum (pekerjaan orang tua murid SMAN 1 Cikarang Utara) serabutan," kata Didi.

"Termasuk barangkali kalau dari sisi (tempat) tinggal, mereka banyak yang tinggal di bantaran sungai itu (Kali Cikarang Bekasi Laut)" sahut Dedi.

"Salah satunya kemarin yang dengan Bapak itu (Aura). Namanya Agita, Pak. Itu alumni kita," timpal Didi seraya tertawa.

"(Nama lengkapnya) Egalita Aurelia Devi Artamevia," imbuh Didi.

Dedi lantas menanyakan apakah benar keluarga Aura termasuk golongan miskin.

Didi pun mengatakan, saat Aura mendaftar ke SMAN 1 Cikarang Utara, ia masuk lewat jalur keluarga tidak mampu.

"Kalau kategori keluarganya? Kalau kemarin bilangnya ke saya keluarga miskin," ujar Dedi.

"Memang anak ini masuk ke SMA kami 4 tahun yang lalu dia melalui jalur SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), Pak. Tidak mampu."

"Dia masuknya (zonasi jalur) afirmasi yang keluarga ekonomi menengah ke bawah," jelas Didi.

Mendengar penjelasan Didi, Dedi menyoroti Aura yang saat ini sudah berstatus alumni.

Dedi mengaku pernah melihat Aura menjadi model iklan pinjaman online (pinjol) dan figuran dalam sinetron,

"Sudah keluar sekolah, dia sudah punya pekerjaan, jadi talent."

"Kalau saya lihat di YouTube itu talent pinjol. Pernah jadi artis (juga) saya lihat," ujar Dedi.

Menimpali pernyataan Dedi, Didi membenarkan Aura memang pernah menjadi pemain figuran.

Menurut Didi, Aura sudah menekuni dunia akting sejak masih sekolah.

Bahkan, kata Didi, semasa sekolah, Aura beberapa kali meminta izin untuk keperluan syuting,

"Figuran. Waktu sekolah dia sudah jalan itu (kegiatan syuting), Pak," ungkap Didi.

"Ada beberapa izin untuk syuting," sambungnya.

Didi juga menyebut Aura memang memiliki bakat di dunia akting.

"Ada bakatnya di situ," pungkas dia.

Aura Cinta Ingin Wisuda Sekolah Tetap Digelar

Dalam tayangan YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Sabtu (26/4/2025), sosok Aura Cinta menjadi perbincangan.

Aura dan ibunya, bersama warga Kali Cikarang Bekasi Laut yang rumahnya digusur, bertemu Dedi untuk bicara mengenai penggusuran itu.

Namun, dalam kesempatan yang sama, Aura juga menyampaikan keberatannya soal larangan wisuda di sekolah.

"Kalau misalnya bisa, wisuda pengeluarannya lebih sedikit. Biar adil, Pak, semua murid bisa ngerasain perpisahan," kata Aura.

Dedi lantas mengingatkan, selama ini sekolah selalu memungut biaya perpisahan kepada orang tua murid.

Hal itu dinilai Dedi memberatkan sebab tak sedikit orang tua yang berutang untuk membayar kegiatan perpisahan atau study tour sekolah.

Aura juga mengakui, pembayaran biaya perpisahan cukup membebani orang tuanya.

Tetapi, ia bersikeras berpendapat perpisahan penting digelar sebab tak semua anak bisa merasakannya.

"Ngerasain perpisahan, duit dari siapa?" tanya Dedi.

"Orang tua," jawab Aura.

"Membebani nggak?" tanya Dedi lagi.

"Iya membebani, Pak. (Tapi) kan ada juga yang cuma lulusan SD, SMP, atau SMA," sahut Aura.

Saat kembali ditanya berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar perpisahan ketika SMP, Aura menyebut nominal Rp1 juta.

Padahal, sang ibu yang duduk di sampingnya, mengaku hanya sebagai ibu rumah tangga.

Sementara, sang ayah hanya bekerja menjual botol-botol kaca yang biasa digunakan untuk bensin eceran.

"Waktu (SMP) itu (bayar sekitar Rp1 juta doang, Rp1,2 juta," ungkap Aura.

"Ibuknya kerja apa? Ayahnya kerja apa?" tanya Dedi.

"(Saya) ibu rumah tangga. (Ayahnya) wiraswasta, dagang. Dagang botol-botol (untuk) bensin (eceran)" jelas ibu Aura.

Meski penghasilannya tak berlebih, ibu Aura mengaku rela membayar untuk perpisahan agar sang anak memiliki  kenangan bersama teman-teman.

Ia juga mengaku tak masalah keluar banyak uang untuk kegiatan perpisahan sekolah anak, alih-alih ditabung supaya bisa membeli rumah.

"Ibu lebih setuju mana? Perpisahan tapi bayar, atau perpisahan dilarang, nggak ngeluarin duit?" tanya Dedi.

"Kalau buat mental anak, setuju yang bayar. Kalau nggak ada kenangan, kan ini," jawab si ibu.

"Ibu rumah aja ga punya?" sindir Dedi.

"Iya, tapi kalau demi anak saya sih nggak apa-apa, Pak," kata ibu Aura.

Mendengar jawaban itu, Dedi lantas menyindir keluarga Aura yang masih tinggal di bantaran sungai hingga rumahnya berakhir digusur.

Ia pun mempertanyakan mengapa ibu Aura yang masih tinggal di bantaran sungai, tak paham prioritas kehidupan.

"Demi anak jangan tinggal di bantaran sungai. Ibu tinggal aja masih di bantaran sungai, kenapa gaya hidup begini (selangit)?" sentil Dedi sembari membuat gestur tangan ke atas.

"Ini kan harus diubah," tegasnya.

(*/tribun-medan.com)

Artikel sudah tayang di tribun-sumsel

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved