TRIBUN WIKI
Sejarah Berdirinya Bus ALS Milik 7 Saudagar dari Sumatera Utara yang Eksis Menembus Zaman
Sejarah berdirinya bus ALS dimulai pada tahun 1966. Saat itu, bus tersebut hanya Medan–Kotanopan dan kemudian berkembang ke Medan–Bukittinggi.
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
Cerita berdirinya bus ALS ini dimulai dari tujuh saudagar bersaudara, yang diinisiasi oleh H. Sati Lubis.
Baca juga: Sinopsis Film Perang Kota, Berlatar Sejarah Upaya Pejuang Indonesia Bunuh Petinggi Kolonial Belanda
Pada masa itu, bus ALS awalnya hanya melayani angkutan dan pengiriman hasil bumi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Seiring berjalannya waktu, bus ini kemudian melayani penumpang dengan tujuan Medan-Kotanopan dan sebaliknya.
Karena permintaan yang tinggi di tengah masyarakat, bus ALS kemudian mengembangkan rutenya, yakni Medan-Bukittinggi (SUmatera Barat).
Kebetulan, jarak antara Kabupaten Mandailing Natal dengan Bukittinggi, Sumatera Barat tidak terlalu jauh.
Kabupaten Mandailing Natal menjadi perbatasan antara Sumatera Utara dengan Sumatera Barat.

Baca juga: Sejarah Mangga Dua, Kawasan yang Disebut Amerika Serikat Sebagai Pusat Penjualan Barang Bajakan
Karena bus ALS makin dikenal masyarakat, pada tahun 1972, angkutan darat ini memperluas trayeknya ke kota-kota besar di Sumatera seperti Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung.
Pada masa itu pula, bus ALS turut mengembangkan rutenya hingga ke Pulau Jawa.
Namun, di masa itu, ketika kapal feri Ro-Ro belum hadir, bus ALS belum mampu langsung menembus daratan Pulau Jawa.
Mereka masih memakai jasa agen yang mengurus pemberangkatan penumpang dari pelabuhan Merak dengan kendaraan lain.
Di tahun 1980-an, setelah kapal feri Ro-Ro hadir, bus ALS membuka rute langsung ke Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan bahkan sempat melayani hingga Bali.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Mamitoko Milik Desiree Tarigan, Mantan Istri Hotma Sitompul
Sejak saat itu, bus ALS rutin melakukan perjalanan dari Sumatera Utara menuju Pulau Jawa.
Dalam menunjang pelayanan terhadap penumpang, bus ALS menggunakan sasis Mercedes-Benz yang tangguh, dan busnya kerap membawa banyak paket barang di atapnya, sehingga dikenal sebagai "Raja Paket."
Pada puncak kejayaannya sekitar tahun 1995, ALS memiliki sekitar 155 armada bus dengan kualitas armada yang selalu diperbarui setiap dua tahun.
Tiap bus biasanya ditandai dengan kode nomor pada pintu bus.
Kode nomor ini umumnya menunjukkan pemilik dari bus tersebut.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.