Karo Terkini

Ditelantarkan Orangtuanya selama Dua Tahun, 2 Anak di Karo Tinggal di Rumah Sederhana Tanpa Listrik

Kedua anak yang tinggal di Desa Sampun, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo ini sudah selama dua tahun terakhir tak merasakan indahnya kehidupan.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
DITELANTARKAN ORANGTUA: Dua kakak adik di Desa Sampun, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo, HS dan WKS, saat ditemui di rumahnya, Rabu (7/5/2025) sore. Keduanya tinggal hanya berdua di runah sederhana tanpa aliran listrik setelah ditinggalkan orangtuanya selama dua tahun terakhir. (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Di masa belia dan remaja, seharusnya anak-anak masih menikmati indahnya waktu sekolah dan bermain.

Selain itu, di masa-masa usia muda tentunya peran serta kasih sayang orangtua sangat dibutuhkan oleh anak untuk membantu mempersiapkan diri di masa depan. 

Namu, di tengah hiruk-pikuk segala kegiatan di Kabupaten Karo yang menjadi salah satu kabupaten yang kaya akan alam dan budayanya, ternyata ada dua anak yang harus berjuang sendiri untuk hidupnya.

Kedua anak yang tinggal di Desa Sampun, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo ini sudah selama dua tahun terakhir tak merasakan indahnya kehidupan selayaknya anak seusianya. 

Informasi yang didapat, keduanya harus berjuang hidup selama dua tahun terakhir karena diduga ditelantarkan oleh oranguanya yang kini tinggal di kecamatan lain.

Keduanya yakni HS yang duduk di bangku kelas 12 dan WKS yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. 

Amatan www.tribun-medan.com, kedua anak tersebut tinggal di rumah sederhana yang terbuat dari bahan semi permanen.

Diketahui, rumah berukuran sekitar 4x5 meter tersebut merupakan peninggalan dari almarhum kakeknya. 

Mirisnya, di dalam rumah yang sebagian besar berdinding tepas ini terlihat tidak adanya ruangan lain seperti kamar.

Bahkan, di rumah tersebut tidak memiliki fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK).

Setiap malam, kedua anak ini tidur hanya beralaskan karpet yang tipis, bahkan selama tujuh bulan terakhir mereka tidak memiliki penerangan karena aliran listriknya telah diputus. 

"Sudah tujuh bulan diputus listriknya, kadang numpang cas lampu emergency ke tetangga, kadang gelap. Tidur di sini saja (menunjuk tikar), kalau mandi numpang," ujar HS, saat ditemui di rumahnya, Rabu (7/5/2025) sore. 

Ketika ditanya mengenai kehidupan keduanya yang tinggal hanya berdua selama dua tahun terakhir, HS mengaku jika awalnya mereka tinggal bersama keluarganya.

Namun, setelah kakeknya meninggal dunia, sang ayah Ramon Jamora Sinulingga dan ibunya Monica br Sembiring meninggalkan keduanya begitu saja. 

"Awalnya kami tinggal di sini karena bulang (kakek) sakit, tapi setelah bulang meninggal pertama bapak yang pulang ke kampung. Enggak lama mamak ikut nyusul ke kampung, kami berdua saja di sini," ucapnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved