Medan Terkini
Tim PKM Unimed Sulap Limbah Ampas Tebu Jadi Bioplastik, Bernilai Ekonomis dan Ramah Lingkungan
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) menggelar pelatihan pemanfaatan limbah ampas tebu menjadi bioplastik bernilai ekonomis,
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) menggelar pelatihan pemanfaatan limbah ampas tebu menjadi bioplastik bernilai ekonomis bagi Lembaga Kesejahteraan Lanjut Usia (LKLU) di Jalan Ismail No. 3, Kelurahan Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat.
Kegiatan ini bertujuan memberdayakan masyarakat dengan mengubah limbah yang selama ini terbuang menjadi produk ramah lingkungan sekaligus peluang usaha.
Provinsi Sumatera Utara, khususnya Kabupaten Langkat yang berdekatan dengan Binjai, menghasilkan 96 persen produksi tebu daerah ini.
Pada 2021, produksinya mencapai 922 ton dan terus meningkat. Namun, limbah ampas tebu yang dihasilkan sering kali tidak dimanfaatkan secara optimal, bahkan dikirim ke luar negeri untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi.
"Sayangnya, di dalam negeri, ampas tebu justru dibuang atau dibakar. Padahal, ini bisa menjadi ‘tambang emas’ jika diolah dengan tepat," ujar Amrizal, S.Si., M.Pd., ketua tim PKM.
Masyarakat diajak untu ikut serta dalam pelatihan bertajuk "Pelatihan Biopreneurship Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Ekonomi Mandiri Masyarakat".
Biopreneurship, gabungan dari bioteknologi dan kewirausahaan, menjadi konsep utama pelatihan ini.
Peserta diajak mengolah ampas tebu menjadi bioplastik melalui tahapan saintifik, seperti pemisahan selulosa hingga pencetakan, yang dipandu oleh Suci Rahmawati, M.Pd.
Sementara itu, Sailana Mira Rangkuty, M.Pd., mendampingi praktik dengan prinsip zero waste atau memanfaatkan sumber daya lokal secara maksimal.
Antusiasme peserta terlihat jelas, salah satunya disampaikan Bapak Thamrin.
"Selama ini kami hanya buang atau bakar ampas tebu. Ternyata bisa jadi plastik alami yang punya nilai jual!"
Ketua LKLU setempat, Bapak H. Edi Ismail Mirun, S.H., menyambut positif inisiatif ini.
"Kegiatan ini membuka wawasan. Kami ingin mengajak warga lain untuk mengembangkan usaha bersama. Bahan bakunya melimpah, tinggal kita olah dengan keterampilan ini," ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, tim PKM menyerahkan alat percontohan produksi bioplastik skala kecil dan membentuk kelompok usaha bersama.
Harapannya, sinergi ilmu pengetahuan dan kearifan lokal ini tidak hanya mengurangi limbah, tapi juga menciptakan ekonomi mandiri bagi masyarakat.
"Ampas tebu bukan lagi sampah, tapi sumber daya. Di tangan kreatif, limbah bisa jadi jalan kemandirian," pungkas Amrizal.
(cr26/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Stiker Barcode Parkir Berlangganan Tak Berlaku Lagi di Medan, Begini Kata Kadishub |
![]() |
---|
Diperiksa Kejatisu, Anggota DPRD Medan Eko Ditanyai 18 Pernyataan Dugaan Pemerasan |
![]() |
---|
Kebijakan Baru, Stiker Barcode Parkir Berlangganan Tidak Berlaku Lagi, Ini Kata Kadishub |
![]() |
---|
Besaran Tunjangan yang Diterima Anggota DPRD Sumut, Ada Tunjangan Sewa Rumah hingga Transportasi |
![]() |
---|
6 Bulan Berlalu, Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Pakai Lagu tanpa Izin di HW Dragon Bar Medan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.