Berita Langkat Terkini

Dituding Jadi Penyebab Tebu Stunting, Warga Geruduk Kantor MKSO PT SGN Kebun Kwala Madu di Langkat

Warga Desa Suka Makmur menggeruduk Kantor Manajemen Kerja Sama Operasional PT Sinergi Gula Nusantara (MKSO PT SGN) Kebun Kwala Madu. 

TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD ANIL RASYID
GERUDUK PT SGN: Warga Desa Suka Makmur, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menggeruduk Kantor MKSO PT SGN Kebun Kwala Madu, Senin (19/5/2025). Kedatangan warga ialah menuntut agar Manager Rayon A Kantor MKSO PT SGN Kebun Kwala Madu dicopot, dan jangan ada intimidasi terhadap masyarakat yang mengarit rumput untuk pakan ternak. (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD ANIL RASYID) 

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Warga Desa Suka Makmur, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menggeruduk Kantor Manajemen Kerja Sama Operasional PT Sinergi Gula Nusantara (MKSO PT SGN) Kebun Kwala Madu

Kedatangan warga ialah menuntut agar Manager Rayon A Kantor MKSO PT SGN Kebun Kwala Madu dicopot, dan jangan ada intimidasi terhadap masyarakat yang mengarit rumput untuk pakan ternak. 

"Kami menggelar aksi pada, Senin (19/5/2025), di mana warga tidak pernah menganggu tanaman tebu. Kantor MKSO PT SGN Kebun Kwala Madu fokus saja mengurus tebu yang stunting. Hanya subur di pinggirnya aja, tebu dan rumput sama tingginya," ujar Koordinator Aksi, Dikky Wahyudi saat diwawancarai wartawan, Selasa (20/5/2025). 

Lanjut Dikky, masyarakat hanya meminta agar diberikan akses untuk mengarit, dan mencopot manager.

"Cuma itu saja, bertahun tahun masyarakat mengarit, namun baru inilah masyarakat ditakut-takuti, karena managernya terlalu arogan terhadap masyarakat," kata Dikky. 

Sementara seorang warga bernama Hamdani mengatakan, jika selama mengarit tak pernah sekalipun ia mencuri tebu. 

"Saya pak, sebiji tebu pun tidak pernah saya curi. Tapi kami diintimidasi seolah-olah kami seperti pencuri. Saya sudah katakan pak, periksa!! waktu diperiksa tidak ada," ujar Hamdani. 

"Mungkin kita semua tau, orang yang ada di dalam sana adalah orang yang berpendidikan, seharusnya orang yang berpendidikan tidak menganggap rakyat biasa remeh, kita manusia, mereka juga," saut warga lainnya bernama Ferdiansyah. 

Sedangkan itu, Ketua APMPEMUS, Iqbal bersama Ketua GAMBESU selaku pendamping aksi Membantah pernyataan humas pihak Kantor MKSO PT SGN Kebun Kwala Madu

"Josuep selaku humas, mengatakan, bahwa kalau itu benar benar di arit, maka peranakan mati. Jadi kalau dikatakan stunting itu juga berpengaruh, karena ada lahan yang tidak boleh diarit ada lahan yang boleh diarit," ucap Iqbal. 

"Kami sampaikan juga kepada Kantor MKSO PT SGN Kebun Kwala Madu jangan menuduh masyarakat mengarit dilahan tebu. Apalagi pihak kebun mengatakan bahwa tebu stunting pengaruh masyarakat yang ngarit, itu gak boleh," sambungnya. 

Jangan gara-gara tebu stunting, Iqbal menegaskan masyarakat yang disalahkan. 

"Padahal kami menduga karena perawatan dan pupuknya tidak terealisasikan, bukan dikarena masyarakat," ucap Iqbal. 

Kemudian Kantor MKSO PT SGN Kebun Kwala Madu dalam waktu dekat akan duduk bersama dengan masyarakat untuk menemukan solusi. 

Dikabarkan sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengatakan jika varietas tebu MKSO PT SGN Kebun Kwala Madu sudah usang. 

Tak hanya itu, bahkan kondisi tebu juga seperti terkena "stunting" alias kurus-kurus. 

"Tadi saya lihat perkebunannya, varietas  tebunya sudah usang. Saya lihat di Lumajang, di Malang, jauh bedanya. Ini tebunya kena stunting, kurus-kurus," ujar Zulhas saat menyambangi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Pabrik Gula (PG) Kwala Madu, yang berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Selasa (21/1/2025).

Zulhas menegaskan jika varietas tebu tersebut harus diperbaiki. 

"Jadi itu harus diperbaiki varietasnya, pabriknya sudah ada, bahkan mau bikin satu lagi. Tentu kita bisa meningkat sampai 60-70 ribu ton atau sudah 100 persen itu, dengan lahan yang ada," ujar Zulhas. 

Kemudian Zulhas menambahkan jika ia sudah menyampaikan kepada Pj Bupati Langkat dan bupati terpilih, ajak PTPN dan melihat di mana lahan yang cocok untuk menanam tebu. 

"Nanti dikelola dengan anak-anak milineal dan dinanti dibiayai perbank-an," ujar Zulhas. 

Sedangkan itu Direktur Utama PT SGN, Mahmudi menjelaskan, jika kedatangan Zulkifli Hasan mendorong pihaknya untuk percepatan swasembada pangan. 

"Di mana memang PTPN dalam hal ini juga PT SGN melalui perpres 40 tahun 2023, diberikan tugas untuk swasembada gula konsumsi dan nantinya swasembada gula secara Nasional. Kemarin kita di chalange pada gula konsumsi bisa maju, dari tahun 2029 hingga ke tahun 2027. Kami yakin tentunya kunjungan hari ini, beliau tadi di lapangan melihat kondisi lapangan yang ada dan apa yang kita kerjakan," ujar Mahmudi. 

Mahmudi juga menegaskan pihaknya akan melakukan penggantian varietas serta, meningkatkan produktivitas. 

"Saat ini 70 ton perhektar dan meningkat menjadi 85 perhektar dengan randomnya yang juga nanti akan kita tingkatkan yang saat ini 6,5 menjadi 8 persen. Artinya dengan 3 tahun ke depan pada tahun 2027, kita ditugaskan untuk memproduksi gula dua kali lipat," ujar Mahmudi. 

Direktur Utama PT SGN ini berharap, selama ini PT SGN mensupport hanya sekitar 20 persen dari kebutuhan gula di Sumatera Utara, setidaknya dalam 3 tahun kedepan, pihaknya dapat mensupport setidaknya lebih kurang 50-60 persen. 

"Dan sehingga disparitas harga antara Jawa, Bali, dan Sumatera Utara tidak terlalu jauh. Saat ini luas kebun kita sekitar 6.200 hektar, dan nantinya di tahun 2027 kita sudah merencanakan 9000 hektar," ujar Mahmudi. 

Sementara itu, PT SGN memiliki kebun di Kwala Madu dan Sei Semayang. 

"Dan tadi kita juga ditugaskan untuk memperluas tebu rakyat. Kebetulan kita sudah berkomunikasi dengan Pak Bupati dan Wali Kota Binjai. Nanti akan kita follow up untuk mempercepat lagi tugasnya," kata Mahmudi. 

Ia juga menyinggung soal varietas yang ada sekarang, yaitu variesta BZ. 

"Sebetulnya itu varietas BZ sudah ditinggal dimasa lalu. Nah sekarang akan menggunakan varietas nusantara, kebetulan kita punya varietas nusantara 1,2,3 kemudian PS, dan nanti akan introduksi di Sumatera Utara," ucap Mahmudi. 

Bahkan tahun ini PT SGN sudah menggunakan varietas nusantara sebanyak 600 hektar. 

"Tahun 2025 produksinya meningkat, kemarin masih 13 ribu ton, tahun ini Insyaallah di 21 ribu ton," tutup Mahmudi.

 

(cr23/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved