Toba Pulp Lestari
Guru Besar IPB Sebut Permintaan Tutup TPL Mustahil, Tidak Perusak Lingkungan dan Rutin Beri CSR
Guru Besar IPB sebut seruan tutup TPL tidak didasarkan pada pemahaman yang logika serta berbasis data yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan
Apa Benar Menutup TPL Akan Membuat Alam KDT Semakin Lestari?
Kalau seandainya pemerintah menyetujui penutupan TPL sebagaimana diserukan, pertanyaan yang urgen untuk kita jawab adalah siapkah masyakat KDT menerima konsekuensinya?
Sebenarnya, timbulnya dampak negatif akibat penutupan sudah diantisipasi dalam seruan tersebut di atas. Namun, antisipasinya hanya sebatas masalah pengangguran yang mungkin timbul yang mana para pekerja
langsung. Dan, tidak langsung akan kehilangan pekerjaannya. Populasi mereka ini sangat besar.
Diperkirakan ada sekitar 13.000 orang. Tidak jelas apa solusinya.
Dalam seruan tersebut hanya dihimbau agar pemerintah menyediakan lapangan kerja untuk mereka ini.
Himbaun ini sangat sulit dipenuhi oleh pemerintah mengingat saat ini kondisi perekonomian nasional dan keuangan negara “sedang tidak baik-baik saja”.
Sebagai konsekuensinya angka pengangguran dan kemiskinan akan semakin buruk di KDT. Kemiskinan adalah “musuh” lingkungan.
"Masalahnya adalah kaum miskin akan berusaha mempertahankan keberlanjutan hidupnya dengan segala cara, termasuk merambah hutan dan sumberdaya alam lainnya," ujarnya.
Makanya, pendapatan kaum miskin perlu terus ditingkatkan melalui pembangunan berkelanjutan (Kuznet, 1970).
Bila tidak ada penciptaan lapangan kerja baru untuk menggantikan lapangan kerja yang lama, maka seruan penutupan TPL justru akan “counter productive” terhadap upaya pelestarian lingkungan.
Bila seandainya TPL ditutup, maka pertanyaan yang juga relevan adalah siapa atau lembaga mana yang “merawat dan menjaga” pepohonan dan sumberdaya alam lainnya yang ada di lahan yang tadinya dikelola TPL? Kegiatan ini bukanlah hal yang mudah.
Sudah lama beredar informasi adanya aktivitas penebangan pohon-pohon di hutan alam di KDT secara illegal dan kayu-kayu curian ini diangkut truk dari KDT ke Sumatera Timur.
Di sana ada berbagai jenis industri yang menggunakan kayu
sebagai bahan baku, namun industri tersebut tidak mempunyai lahan sendiri/konsesi untuk menanam kayu.
Dengan mencabut hak konsesinya, pohon-pohon yang ada di bekas lahan konsesi TPL yang luasnya sekitar 160.000 Ha akan menjadi “bulan-bulanan” para pencuri kayu tersebut.
Sebagai akibatnya, penutupan TPL justru akan membuat lingkungan DT semakin rusak. Banjir dan longsor akan semakin sering terjadi.
Baca juga: TPL Sektor Tele Bantu Pembangunan Gereja Katolik Hutajulu St. Yoseph Stasi Hutajulu Rayon Marbun
Masa Depan Perekonomian KDT?
Kemiskinan bukanlah fenomena baru di KDT. Bahkan, kawasan ini pernah dimasukkan pemerintah Orde Baru dalam “peta kemiskinan”.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.