Sumut Terkini

Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan Bertemu Para Pastor, Bahas Tutup TPL

Pertemuan tersebut memperbincangkan soal upaya pelestarian alam di kawasan Danau Toba.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
Dok. Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan
Para imam kapusin Medan berswafoto bersama Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan, Selasa (10/6/2025). 

"Mereka turut menyatakan solidaritas moral dan spiritual atas seruan ini. Selain itu, berbagai  lembaga sosial dan organisasi masyarakat, seperti GAMKI, KPKC Kapusin Medan, JKLPK, turut memperkuat narasi keadilan ekologis yang diusung," lanjutnya.

Menurutnya, dukungan pergerakan tersebut datang dari sejumlah tokoh nasional.

"Tokoh nasional dan masyarakat, antara lain Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Dr. Effendi M.S. Simbolon, Maruarar Sirait yang mendukung kelestarian alam tano Batak, Dumoli Pardede dan kawan-kawan menyampaikan perhatian dan kepedulian terhadap isu ini, sekaligus mengajak semua pihak untuk duduk bersama mencari solusi berkeadilan," ungkapnya.

"Dari kalangan akademisi dan civitas akademika, seperti Dr. Dimpos Manalu, Dr. Melinda Siahaan, dan sejumlah dosen lainnya dari berbagai universitas, menyuarakan pentingnya perlindungan ekosistem sebagai bagian dari tanggung jawab keilmuan dan etika kemanusiaan," terangnya.

Ia juga mengapresiasi ribuan masyarakat melalui media sosial yang turut mendukung seruan tutup TPL tersebut.

"Tak kalah penting, ribuan individu di media sosial—melalui Facebook, Instagram, TikTok dan lainnya, telah menyatakan dukungan, membagikan refleksi, dan memperkuat arus kesadaran kolektif akan pentingnya kelestarian kawasan Tapanuli dan Danau Toba," ungkapnya.

Berbagai dukungan ini menurutnya semakin diperkuat oleh adanya dialog antara Ephorus HKBP bersama dengan pemerintah.

Ia tuturkan, HKBP sebagai gereja yang bertanggung jawab kepada publik dan alam ciptaan Allah, juga telah menyampaikan langsung keprihatinan ini dalam audiensi resmi dengan pemerintah.

"Dialog dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, agar kiranya mempertimbangkan ulang dampak ekologis dari aktivitas industri di kawasan yang sudah sangat kritis," lanjut ya.

"Lalu, dialog juga dengan Menteri Agama Republik Indonesia, agar turut memberi perhatian atas suara keprihatinan umat yang bersumber dari iman akan keutuhan ciptaan (integrity of creation)," terangnya.

"Langkah ini menegaskan bahwa gereja tidak diam, melainkan hadir secara aktif dan dialogis dalam ruang publik untuk menyuarakan nilai-nilai keadilan, keberlanjutan, dan martabat hidup," sambungnya.

Ia tambahkan, upaya ini dilakukan sebagai langkah dalam membawa realitas kehidupan masyarakat dan aspirasi masyarakat (akar rumput) di Tapanuli Raya menjadi pembicaraan publik yang serius serta menjadi bagian dari kebijakan pemerintah.

Ia jelaskan, isu soal kerusakan alam di kawasan Danau Toba digarap oleh berbagai media hingga diketahui publik.

"Peran media dalam mengangkat isu ini sangat signifikan. Seruan dan refleksi dari HKBP telah dipublikasikan siaran televisi, podcast yang memberikan ruang percakapan lebih dalam tentang krisis ekologi dan tanggung jawab spiritual," lanjutnya.

"Termasuk juga media cetak dan daring baik lokal maupun nasional, yang memperluas jangkauan kesadaran ekologis ke seluruh penjuru negeri," sambungnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved