Perayaan Hari Keluarga Nasional, PERMAMPU Dorong Pembaharuan Nilai Menuju Kesetaraan dalam Keluarga

Perayaan ini hadir sebagai bentuk ajakan kepada seluruh masyarakat untuk kembali menempatkan keluarga sebagai fondasi utama dalam pembangunan bangsa.

TRIBUN MEDAN/DOK PERMAMPU
HARI KELUARGA NASIONAL - Konsorsium PERMAMPU bersama delapan LSM perempuan di Pulau Sumatera yang merupakan anggota konsosrsium merayakan Hari Keluarga Nasional ke-32 secara hybrid pada Rabu (25/6/2025). 

Nani juga mengajak peserta untuk melihat keluarga dari perspektif yang lebih jujur dan kritis. Menurutnya, keluarga sering kali menjadi institusi yang sarat dengan ketidaksetaraan. Ketimpangan peran, status, dan kedudukan begitu lekat dalam keseharian keluarga, terutama dalam keluarga besar yang melibatkan banyak generasi seperti nenek-kakek, ayah-ibu, paman-tante, hingga anak-anak.

Ketidaksetaraan ini tak jarang melahirkan kesenjangan bukan hanya dalam hal tanggung jawab, tetapi juga dalam akses terhadap kesempatan, pengalaman hidup, keterampilan, informasi, hingga teknologi. Maka dari itu, memperkuat nilai empati dan keadilan di dalam keluarga menjadi sangat penting, agar setiap anggotanya bisa tumbuh setara dan saling mendukung.

“Perayaan Hari Keluarga Nasional tahun ini bukan hanya peringatan, tetapi juga panggilan untuk menata kembali relasi dalam keluarga, membangun empati lintas generasi, dan menjadikan rumah sebagai ruang aman bagi semua anggotanya,” ujarnya. 

Acara ini dihadiri oleh Virlyan Nurkristi  sebagai perwakilan dari INKLUSI yang merupakan Lembaga Kemitraan Australia Indonesia menuju Masyarakat Inklusif. Virlyan menyampaikan dukungan penuh INKLUSI atas ide inovatif Gerakan Keluarga Pembaharu untuk pembaharuan nilai menuju kesetaraan yang saling menghormati di dalam keluarga. Hal ini telah disaksikan alam kunjungan monitoring ke  Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.  

Diskusi ini dilengkapi dengan sesi tanya jawab dan pendalaman diskusi. Pada sesi tanya jawab peserta mengangkat persoalan nyata yang mereka hadapi melalui beberapa pertanyaan. Seperti bagaimana menghadapi anak yang cenderung terlalu sering menggunakan ponsel, bagaimana membangun komunitas orang tua yang menghadapi tantangan serupa, dan bagaimana cara mendisplinkan anak melalui hukuman. 

Sedangkan pasa sesi pendalaman diskusi bertujuan untuk menggali lebih dalam tantangan komunikasi dalam keluarga dan saran untuk mengatasinya. Pendalaman diskusi sekaligus menjadi refleksi penting dalam melahirkan langkah-langkah sederhana namun penting dalam membangun keluarga yang empati lintas generasi, dan menjadikan rumah sebagai ruang aman bagi semua anggotanya.

Para peserta juga sepakat bahwa komunikasi terbuka, jujur, dan penuh kasih sayang adalah kunci untuk memperkuat hubungan dalam keluarga. (*/top/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved