Berita Viral

PILU Ibu Muda Meninggal Diduga Ditelantarkan RSUD Cibabat, Suami Histeris, Dokter Sedang Libur

RSUD Cibabat diduga menelantarkan pasien hingga berujung meninggal. Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, akan melakukan evaluasi terhadap manajemen pelayanan

Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan/arsip
JAWAB WARTAWAN - Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, didampingi Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, menjawab pertanyaan wartawan setelah melakukan penandatanganan pakta integritas antikorupsi bersama 56 OPD Kota Cimahi di MPP Kota Cimahi, Rabu (12/3/2025). Ngatiyana akan melakukan evaluasi RSUD Cibabat setelah ada pasien meninggal diduga karena lamban penanganannya. 

"Jadi waktu istri saya sudah kritis juga, suster yang datang itu cuma 1. Setelah saya teriak-teriak, baru suster lainnya datang. Ada dokter juga, malah saya sempat ribut sama dokternya gara-gara saya protes soal istri saya nggak ditangani. Dokter bilang ke saya jangan ngomong macam-macam, karena mereka nggak cuma ngerawat 1 pasien. Padahal istri saya itu dari hari Jumat kondisinya sudah darurat," kata Nandang.

Malang tak dapat ditolak, sekitar pukul 13.00 WIB, Ulfa akhirnya meninggal dunia. Video viral Nandang mencak-mencak di ruang perawatan disertai tangis histeris ibu mertuanya viral di media sosial. Narasinya tentu soal lambannya penanganan terhadap Ulfa oleh dokter di RSUD Cibabat.

"Memang di video viral itu saya, jadi saya marah banget karena sampai (istri) meninggal nggak ada tindakan sama sekali. Apa karena istri saya BPJS jadi nggak ditangani, beda dengan pasien umum," ujar Nandang.

Di tengah duka dan rasa kecewa, Nandang dan mertuanya tak menuntut apa-apa. Mereka sudah ikhlas, namun meminta agar manajemen RSUD Cibabat berbenah dalam melayani pasien apapun latar belakangnya.

"Saya dan keluarga nggak menuntut apa-apa, cuma minta dokter itu jangan lalai menangani pasien. Nyawa pasien kritis itu yang utama, itu sudah tanggungjawabnya dokter. Jangan pasien kritis didiamkan. Biar istri saya saja yang mengalami kejadian seperti ini, jangan ada korban lain. Mentang-mentang istri saya BPJS, beda dengan pasien umum," ujar Nandang.

Sementara itu sebelumnya, Direktur Utama RSUD Cibabat Sukwanto Gamalyono melalui keterangan tertulis yang diterima detikJabar mengatakan, bahwa keterlambatan penanganan pasien tak sesuai dengan kenyataannya.

"Sehubungan dengan beredarnya video viral di media sosial soal keluhan seorang suami terhadap penanganan medis istrinya dalam kondisi kritis di RSUD Cibabat, kami menegaskan bahwa dugaan keterlambatan penanganan tidak sesuai dengan fakta medis yang terjadi," kata Sukwanto, Senin (30/6/2025).

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi 27 Juni 2025. Pasien kemudian dirawat sampai 29 Juni 2025. Namun kondisinya memburuk dan akhirnya meninggal dunia pada 29 Juni 2025.

"Kami memahami reaksi emosional dari pihak keluarga dalam situasi krisis tersebut. Namun, kami menegaskan bahwa dugaan keterlambatan penanganan tidak sesuai dengan fakta medis yang terjadi," ujar Sukwanto. 

(*/tribun-medan.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved